BAB 15

277 45 4
                                    

"Yang terpenting sekarang lo cukup temenin gue. Lo ada buat gue, itu udah bikin gue seneng." –Elang--

***

Koridor sekolah mendadak sangat ramai ketika Keyla dan teman-teman kelompok KIR-nya tiba di sekolah dengan membawa piala gubernur. Ya, Keyla baru saja memenangkan lomba karya tulis ilmiah tingkat provinsi. Begitu datang ia langsung disambut meriah oleh teman-teman satu kelas dan juga guru-guru. Ini bukan pertama kalinya Keyla menang KIR. Tahun lalu ia juga dinobatkan menjadi juara lomba karya tulis tingkat nasional. Elang yang melihat kedatangan Keyla tidak terlalu antusias seperti yang lainnya. Masa lalu kelam bersama gadis itu masih membekas dalam ingatannya. Ya, seharusnya tahun lalu Elang yang berhak menyadang gelar juara pertama di lomba tingkat nasional itu, bukan Keyla.

"Elang!" panggil Keyla ketika berpapasan dengan Elang. Namun Elang hanya melengos seolah tidak melihat keberadaan Keyla.

"Elang tunggu!" teriak Keyla sekali lagi hingga membuat atensi murid-murid yang ada di koridor tertuju juga pada Elang yang sedang melintas dengan santainya.

Keyla tiba-tiba menarik lengan Elang, menahan cowok itu agar menghentikan langkahnya dan berbalik pada Keyla.

"Ngapain sih, Key?" tanya Elang, akhirnya ia mau merespon Keyla.

"Aku mau ngomong sama kamu."

"Ya udah ngomong di sini aja."

"Nggak bisa. Aku pengen ngomong berdua sama kamu. Penting!" tegas Keyla.

"Sorry, gue bentar lagi ada rapat OSIS."

Elang kembali melanjutkan langkahnya. Keyla pun berlari mengejar Elang yang mengarah ke ruang OSIS. Tapi langkah Keyla terhenti ketika Edo menarik kuncir rambutnya.

"Yang, ngapain ngejar-ngejar Elang kayak gitu?"

Keyla mengubah posisinya menghadap ke Edo setelah cowok itu melepas kuncir rambutnya.

"Edo, ngagetin aja."

"Abisnya kamu lari-lari ngejar Elang segitu kencengnya. Kayak mau nagih utang aja. Ada apa sih?"

"Enggak ada apa-apa kok. Cuma mau ngucapin terima kasih aja karena kemarin anak-anak sempat pinjam ruang OSIS buat ngumpul waktu ruang KIR masih direnovasi," dusta Keyla.

"Oh, cuma itu. Nanti aku sampaikan deh ke Elang. Kamu tenang aja."

"Hmm... iya, Do. Makasih ya."

"Kamu jangan kebanyakan bergaul sama Elang. Nanti kalau aku cemburu gimana?" canda Edo.

Keyla membalasnya dengan senyuman. "Enggak kok," jawabnya kemudian.

"Ayo aku bantu bawa pialanya ke ruang KIR."

Keyla mengangguk, mengiyakan tawaran Edo untuk membantunya. Saat ini gadis itu sudah berjalan menuju ruang KIR bersama Edo. Elang yang melihat pemandangan itu sedikit lega dan juga sedikit miris. Leganya karena ia tak perlu repot-repot menghindari Keyla. Mirisnya ia merasa kasian dengan Edo yang hanya dijadikan pelarian oleh Keyla. Selama ini Elang tahu bahwa Edo hanyalah pelarian Keyla setelah gagal menjalin hubungan dengannya. Mungkin Elang juga salah karena tak bisa berkata jujur pada Edo. Tapi Keyla juga salah karena dialah biang keladi dari semua ini. Keyla yang mengkhianati Elang. Awalnya Keyla bilang bahwa ia sayang Elang dengan tulus. Nyatanya setelah beberapa bulan menjalin hubungan, Keyla mencuri karya Elang untuk diikutkan lomba atas nama dirinya. Elang yang tahu karya tulis ilmiahnya telah diplagiasi oleh Keyla langsung mendidih saat itu. Bukan hanya karya yang telah diplagiasi yang membuatnya kecewa, tapi sikap Keyla yang telah memanfaatkannya juga menjadi pertimbangan khusus mengapa Elang harus memutus hubungan dengan Keyla. Dan mengapa Elang sangat muak melihat muka Keyla meski ia tahu Keyla sudah menyesali perbuatannya. Sehari setelah kejadian itu, Elang langsung mengajukan surat pengunduran diri dari ekstrakurikuler KIR dengan alasan ingin fokus di OSIS. Padahal ia keluar karena sangat kecewa dengan Keyla.

About ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang