1 bulan berlalu ...
Flower hidup bahagia. Selama 1 bulan terakhir, Axel memperlakukannya dengan sangat baik. Para pelayan di rumah itu juga sangat baik padanya. Sejauh ini, keadaannya sangat aman dan dia tak perlu takut dan khawatir.Axel sering menceritakan kehidupannya kepada Flower, begitu pun sebaliknya. Mereka saling terbuka satu sama lain. Kini, mereka berteman sangat dekat, bahkan Axel sudah menganggap Flower adiknya. Itulah sebabnya Axel sangat menjaga keamanan Flower. Dia tidak mau, jika Flower harus kembali ke dunia hitam itu. Axel sangat tersentuh, saat Flower menceritakan kisah hidupnya. Flower sangat ingin jauh dari dunia jalang itu dan dia akan membantunya.
Letak rumah Axel yang sedikit tersembunyi dari keramaian, membuat Alex sulit untuk menemukannya dan mereka bersyukur untuk itu. Bukannya Axel tidak tau, jika Alex sudah menyebar anak buahnya ke seluruh penjuru kota untuk menemukan wanita yang saat ini bersembunyi di rumahnya.
"Anna ... Anna ...”Lamunan Flower buyar saat seseorang memanggilnya. Hanya satu orang yang memanggilnya Anna, dan pastilah Axel. Flower beranjak dan menghampiri Axel yang ternyata berada di depan pintu rumah. Melihat penampilan Axel, tampak nya pria itu akan keluar.
Musim dingin sudah tiba. Jika biasanya orang-orang akan memakai pakaian tipis dan santai, kini pakaian tebal akan menjadi pilihan.
"Ada apa, Tuan Axel!?” tanya Flower saat sudah di depan pria itu.
"Berapa kali sudah kubilang Anna, jangan memanggilku Tuan. Panggil Axel saja tanpa imbuhan apa pun. Aku sudah menganggapmu adikku, kenapa kau sangat keras kepala huh?!” Axel bersedekap dada di depan Flower, sambil menaikkan sebelah alisnya. Dia selalu di buat jengkel saat Flower memanggilnya dengan sebutan Tuan.
"Baiklah, Axel. Kali ini aku mengalah. Tapi, kau juga harus janji tidak akan memanggilku Anna lagi. Itu bagian dari nama jalangku. Panggil aku Flower, Shaylenna yang itu sudah mati!“ Flower mengerucutkan bibirnya, membuat Axel yang gemas tak bisa untuk tidak mencubit pipi merona itu.
"Oke, My Sweet little Flow. Aku Janji tidak akan memanggilmu, Anna lagi. Emm ... sepertinya, aku akan memanggilmu little Flow saja. Terdengar sangat manis! “ kata Axel dan mereka pun tertawa bersama.
"Aku akan mengajakmu dan Bi Martha untuk belanja. Persediaan makanan sudah habis. Apalagi saat ini musim dingin, aku khawatir akan ada badai salju dan kita tak bisa ke mana-mana ... “ jelasnya dan tentu saja Flower tak menjawab. Berada di keramaian, menjadi ketakutan terbesarnya."C’mon little Flow, aku akan melindungimu. Pakailah jaket dengan penutup kepala. Tidak akan ada yang mengenalimu. Satu bulan ini, kau tidak pernah keluar rumah. Kau butuh udara segar.”
“Aku di rumah saja.” Jawaban Flower, tentu saja Axel mengetahui alasannya.
“Percayalah, aku akan melindungimu.”
Flower pun mengangguk. Perkataan Axel membuatnya yakin meskipun terselip sedikit keraguan. Tapi mengingat kebaikan pria itu, Flower pun menurut dan mengganti pakaiannya.
Flower memakai jaket tebal berbulu, memakai penutup kepala juga masker, untuk jaga-jaga jika dia harus bertemu dengan salah seorang anak buah Alex.
"Pfftt, hahaha ...” Axel tentu saja tertawa terbahak-bahak melihat penampilan Flower. Dan Flower hanya menanggapinya dengan memberengut sambil bertolak pinggang.
"Jika kau tetap menertawakanku, aku tidak akan ikut!” ancam Flower, sambil mengentakkan kakinya kembali masuk ke rumah. Dia kesal. Axel yang memberinya solusi, Axel juga yang menertawakannya.
Tiba-tiba lengan besar memeluk pinggangnya, disertai beban ringan yang menimpa atas kepalanya.
"Jangan marah My little Flow, aku hanya bercanda. Siapa yang tidak akan tertawa melihat penampilanmu tadi. Kau seperti buronan presiden saja ... “ kata Axel sambil memeluk tubuh mungil yang pernah dia jamah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOLA RANJANG (21+) - Sudah Terbit
Romance⛔Hanya tersedia dalam versi cetak dan Karyakarsa⛔ konten dewasa (21+). " Flower sudah mati! yang berdiri di hadapanmu, wanita bernama Shaylenna yang liar dan panas diranjang... " Rose Flower. Gadis 19 tahun berparas cantik, anggun dan lugu. Bekerja...