Setelah bersiap-siap, Flower dan bik Emma pun berangkat menuju kota.
Jika hanya bik Emma yang ke kota seperti hari-hari biasanya, maka hanya akan ada 2 bodyguard yang mengawalnya sekedar untuk membantu membawakan belanjaan wanita paruh baya itu. Tapi, saat bik Emma membawa Flower turut serta, maka penjagaannya menjadi berlipat ganda. 2 mobil mengawalnya, dengan 12 bodyguard didalamnya. dan 3 orang bodyguard lagi, berada dalam satu mobil yang ditumpangi Flower dan bik Emma.
Bik Emma dan para bodyguard, tidak mau mengambil risiko besar dengan membiarkan Flower tanpa penjagaan ketat. Jika terjadi sesuatu dengan gadis itu, maka dipastikan, mereka akan tamat!
Saat ini, bik Emma dan para bodyguard merasa sedang berada di ambang kematian. Hidup mati mereka tergantung pada Flower.
Mereka hanya berharap, nonanya itu tidak akan melakukan sesuatu yang membuat nyawa mereka terancam."Jangan menatapku begitu. Tenang saja. Aku tidak akan membahayakan nyawa kalian. Aku janji, semuanya akan baik-baik saja ...
"Bernapaslah dengan tenang. Jangan tegang begitu. Kenapa kalian seperti sedang mau bertempur saja sih?”
Flower terkekeh. Sedangkan para bodyguard itu, hanya menatapnya dengan pandangan sayu. Bagaimana bisa, wanita itu menyuruh mereka tenang, sedangkan hidup mati mereka dipertaruhkan?
"Nona akan menjaga kepala kami ‘kan?” celetuk salah satu bodyguard yang berada di depannya. Flower mengangguk. Dia tersenyum lembut.
"Tentu saja. Kalian tenang saja oke? Bahkan aku lebih menyayangi kepala kalian dari pada pemiliknya sendiri. Aku tidak akan menjadi pembunuh. Aku pastikan, kalian akan pulang dengan selamat beserta kepala kalian. Kembali pada tuan kalian yang berengsek itu!”
Flower meyakinkan mereka dan mereka hanya mengangguk antara yakin dan tidak. Tapi, panggilan Flower yang masih belum berubah kepada tuannya yang sangat kejam itu, membuat mereka sedikit terhibur. Hanya dia satu-satunya wanita yang berani memanggil tuannya seperti itu. Jika saja orang lain, dipastikan orang itu akan tamat dari muka bumi ini.
Mereka sudah sampai di kota dan memutuskan masuk kesalah satu mall.
Flower memutar bola matanya asal. Keberadaannya pasti akan sangat mencolok di tengah keramaian dengan di kawal ketat seperti itu. Presiden saja, tak akan dikawal sampai di ekori ke mana-mana seperti itu.
Bik Emma yang melihatnya hanya tersenyum geli. Mereka benar-benar menyayangi kepalanya.
*****
Di tempat lain.
Seorang pria dengan tampilan kasualnya sedang menjelajahi berbagai merek minuman mahal yang dijual di sebuah mall ternama itu. Satu persatu dipilihnya dan dimasukkan ke dalam keranjang belanjaannya.
Di cuaca yang dingin seperti saat ini, sangat cocok untuk meminum minuman yang mengandung alkohol, karna akan membuat tubuh menjadi lebih hangat. Apalagi kekacauan yang terjadi dalam hidupnya beberapa bulan terakhir yang sampai saat ini tidak dia temukan titik terangnya.
Wanita yang dia cari, seperti hilang ditelan bumi. Setiap hari dia mencarinya ke semua tempat, dan menyuruh beberapa detektif Handal untuk melacaknya. Tapi sampai detik ini, nihil. Tidak ada perkembangan apa pun alias sia-sia.
Bahkan klub yang menjadi pertemuan pertama mereka, selalu dia datangi setiap malam. Berharap wanita yang dicarinya, muncul di tempat itu.
Belakangan ini, kehidupan pria itu sangat kacau. Dia selalu mengacak- acak semua tempat untuk menemukan keberadaan Flower. Tapi, dia selalu kembali ke rumahnya dengan tangan kosong. Kekecewaan pria itu dan kemarahannya yang setiap kali muncul, saat tak menemukan Flower, harus membuat pria itu mabuk lalu menghancurkan semua isi rumahnya dan menghajar satu persatu bodyguard nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOLA RANJANG (21+) - Sudah Terbit
Romance⛔Hanya tersedia dalam versi cetak dan Karyakarsa⛔ konten dewasa (21+). " Flower sudah mati! yang berdiri di hadapanmu, wanita bernama Shaylenna yang liar dan panas diranjang... " Rose Flower. Gadis 19 tahun berparas cantik, anggun dan lugu. Bekerja...