Bagian 21 - Merindukan Sang Iblis

33.3K 869 20
                                    

Keesokan harinya.

Flower mendatangi kamar tempat Alex dirawat. Alex masih terlihat sangat mengenaskan dengan jarum infus yang masih tertancap di pergelangan tangannya, dan selang oksigen yang membantu pernafasannya. Kepala, lengan serta separuh dada Alex juga masih terlilit perban membuat siapa pun yang melihatnya akan iba.  Alex yang berkuasa sedang dalam masa ketidakberdayaanya.

Flower tau, luka yang terlilit perban di dada Alex, adalah luka cakaran yang Alex dapat dari pertarungannya dengan serigala yang akan menerkam dirinya di hutan saat itu. Luka itu yang menjadi penyebab Alex kehilangan banyak darah dan akhirnya sekarat.

Flower mendekat ke arah ranjang dan duduk di dekat Alex. Flower menatap lekat wajah tampan yang masih sangat pucat itu. Bibir yang biasanya merah dan penuh dengan kata-kata dingin menusuk itu, juga masih sedikit pucat.

Tangan Flower mengusap lembut wajah Alex, lalu turun menyusuri perban yang melilit tubuh lemah berotot itu.

"Hey, Kau masih belum mau bangun juga, huh? Bangunlah. Kau terlihat sangat mengenaskan jika begini. Kau bukan seperti tuan Alex yang kukenal. Dengan sifat dinginmu, keangkuhanmu dan berkuasamu itu. Ini bukan dirimu. Kau terlihat, seperti pria yang sangat lemah dan tidak berdaya,” ucapnya tanpa rasa takut.

Ini kesempatan untuknya.  Bukankah Alex sedang tak berdaya untuk menghukum kelancangannya? Mumpung pria itu tak sadarkan diri, Flower bisa mengeluarkan semua kekesalan hatinya.

Flower tertawa pelan. Tapi, begitu pandangannya tertuju pada perban putih itu, Flower menundukkan kepalanya dalam. Rasa bersalah kembali membayanginya.

“Maafkan aku. Karena diriku, kau terluka seperti ini, dan hidupmu berada dalam bahaya. Seharusnya kau biarkan saja aku pergi dan dimakan serigala itu ...” lirihnya tertahan.

"Kau sangat bodoh tuan iblis. Demi jalangmu ini, kau melakukan hal berbahaya seperti itu. Kenapa kau harus memiliki kepribadian seperti ini? Sisi malaikat dan iblismu berdampingan. Lalu, siapa yang lebih berkuasa atasmu di antara keduanya?"

Flower terus menatap wajah angkuh yang kini hanya diam tak bersuara sedikit pun. Setelah itu, Flower mengambil saputangan dan air hangat yang dia bawa tadi.

Flower menggantikan tugas bik Emma untuk membersihkan wajah dan bagian atas tubuh Alex. Flower menatap lekat wajah pria itu.  Pria berhati iblis,  yang memiliki paras bak malaikat.

"Ku akui kau sangat tampan. Tak heran,  para wanita di luar sana sangat menggilaimu. Tapi,  melihatmu seperti ini, aku jadi tak berselera ... “
Hey Flower, kau sudah gila huh?! Jangan terpesona pada parasnya saja.

Flower memukul bibirnya pelan. Bicaranya sudah mulai ngelantur, beruntung akal sehatnya masih menasihatinya. ”Mulai saat ini, aku yang akan merawatmu. Tapi, jangan besar kepala, Tuan. Semua Ini kulakukan, karna aku tidak mau berhutang nyawa pada mu. Ingat itu!"

Setelah selesai membersihkan wajah dan bagian tubuh Alex.  Flower bangkit dari ranjang dan menghampiri sebuah lemari yang penuh dengan buku. Aneh juga pria seperti Alex memiliki banyak koleksi buku. Flower mengamati satu persatu buku itu, dan dia  memutuskan untuk mengambil beberapa buku bacaan dari sana.  Sebuah novel cerita cinta terselip di antara buku-buku itu membuat Flower tertawa pelan. 

"Ya ampun... Pria brengsek itu juga punya koleksi novel cerita cinta juga?  Astaga, aku tidak menyangka. Ternyata,  pria menakutkan ini juga menyukai kisah cinta, hahaha ..."

IDOLA RANJANG (21+) - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang