Bagian 20 - Di Ambang Kematian

31.9K 949 21
                                    


Alex membuka mata saat merasakan sesuatu yang hangat mengalir ke ujung hidungnya. Shock. Alex kaget, cairan hangat itu adalah darah segar yang mengalir dari hidung Flower. Flower mimisan.

"Flower! Hey ... Bangun!“ Alex mengguncangkan tubuh Flower di pelukannya. Tapi Flower tak bergerak sedikit pun sebagai respons atas panggilannya, ternyata Flower sudah tak sadarkan diri. Alex menggerakkan tangannya, menyentuh kepala Flower yang melindunginya dari derasnya salju.

"Sial! “ Alex mengumpat. saat menyentuh gumpalan salju, yang sudah membeku di kepala belakang Flower, "Salju ini, pasti penyebab Flower mimisan. Kenapa kau sangat bodoh mengorbankan dirimu untukku, Flower!”

Alex menggeser mantel Flower menutupi kepalanya dan kepala Flower yang sudah jatuh ke ceruk lehernya. Alex mengeratkan pelukannya. Rasa takut membayanginya melihat Flower yang sudah tidak sadarkan diri. Alex tak bisa melakukan apa-apa. Bahkan tubuhnya pun, seakan mati rasa.

Cuaca semakin dingin dan salju turun semakin derasnya. Hari pun sudah semakin gelap. Mungkin beberapa jam lagi, jika tidak ada yang menemukan mereka, Alex dan Flower akan benar-benar tiada bersama.

"Bertahanlah, Flow ... Semoga kali ini, mereka menemukan kita dan kita bisa selamat.  Kau sudah terikat padaku. Jika aku hidup, kau juga akan hidup. Jika aku mati, kau pun harus mati.”

Cup! Alex mengecup kening Flower lembut, kemudian kesadaran nya perlahan juga mulai terenggut.

****

Bik Emma tentu saja kaget, saat melihat pintu belakang terbuka. Dia melihat jejak sepatu berukuran kaki wanita, menuju ke arah hutan. Bik Emma tau siapa pemilik sepatu itu. Dia segera berlari dan melapor pada Alex yang sedang duduk diruang kerjanya.

"Tuan, Nona pergi ke hutan.”

Braakk!

  “Sialan!” Alex memukul meja kerjanya dan menggeram marah.  Alex pun bangkit. Dia mengambil pistol juga pisaunya dan mengajak semua bodyguard nya untuk mencari Flower dan membawa anjing pelacak miliknya.

Mereka bergerak cepat ke arah hutan. Tidak begitu sulit untuk mengikuti Flower, karna jejaknya masih terlihat jelas. Alex dan bodyguard nya, terus mengikuti jejak kaki itu. Salju turun dengan derasnya, hingga mereka terpaksa berhenti saat jejak Flower sudah hilang tertutup salju.

"Berpencar!"  teriak Alex dan mereka pun melakukan apa yang diperintahkan oleh atasannya yang terlihat mulai menampakkan aura menakutkannya itu. Mereka bergidik ngeri, pasalnya Alex bisa kapan saja menembak atau menggelindingkan kepala mereka, karna lalai menjaga Flower.

"Kepala kalian, akan hilang jika Flower tidak baik-baik saja! Sekarang, cepat temukan dia, atau aku akan mengingkari janjiku pada Flower waktu itu, dengan membunuh kalian satu persatu!"

Glek!

Mereka menelan salivanya kasar, kepala mereka kembali berada dalam bahaya. Mereka segera berpencar. Sedangkan Alex berjalan seorang diri. Dia hanya mengikuti langkah kakinya, dan berharap langkahnya membawanya pada Flower.

"Dasar Jalang bodoh! Kau kira akan selamat lari dariku, huh!? Di Daerah ini hanya ada hutan. Dan Hutan ini, tak berpenghuni juga banyak binatang buas.  Argh, sial!  Kenapa kau semakin nekat dan terus melawanku, huh?! Lihat saja, setelah ini aku akan kembali mengikatmu, agar kau tak mencoba pergi lagi dariku!” Alex terus berjalan, hingga sayup-sayup dia mendengar teriakan Flower di depan sana.

"Akhirnya ... Kau Kutemukan lagi, jalang!”  lirihnya dan Alex berlari menuju asal suara itu. Jaraknya masih agak jauh, tapi dia bisa melihat jika dua serigala itu akan menerkam Flower yang sudah pasrah.

IDOLA RANJANG (21+) - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang