Bagian 16 - Ketakutan Alex

39.9K 1.1K 63
                                    

Alex masih terdiam sambil mengepalkan tangannya kuat. Dia tau, pukulannya tadi sangat keras, hingga membuat sudut bibir Flower kembali berdarah. Tapi, begitu melihat Flower masih bisa tersenyum dan menatap menantang padanya, membuat amarahnya kembali terpancing.

"Apa kau benar-benar berhati iblis, sampai-sampai ingin memukul mereka yang tak melakukan kesalahan apa pun, huh!? “

Flower berkata dengan lantangnya, sementara bik Emma sudah semakin khawatir melihat darah yang terus mengalir dari sudut bibir Flower. Bisa saja, tuannya akan lepas kendali dan kembali memukul Flower melihat Flower yang keras kepala  melawannya.

Alex mengeraskan rahangnya, manik matanya menggelap. Flower masih berani melawannya, bahkan terlihat tidak ada rasa takut sedikit pun.

"Apa kau pikir aku akan takut huh!? Aku tidak akan pernah takut pada pria iblis dan berengsek sepertimu! Jika kau berani menyakiti mereka, akan kubuktikan padamu jika aku bisa mati tanpa bantuanmu, dan itu di depanmu!“ ucap Flower berapi-api. Flower merasa sangat marah jika melihat orang yang tak bersalah harus mendapatkan hukuman apalagi itu karenanya.

“Bukankah mereka hanya bertugas menjagamu dan kekuasaanmu itu? Tapi, selain itu,  kau tak berhak merebut hak mereka untuk tertawa!” lanjutnya dengan tegas. Apalagi mengingat kematian ayahnya, Flower benar-benar sangat benci pada pria berengsek itu.

"Buktikan jika perkataanmu benar, jalang! Maka aku tak akan pernah menyentuh mereka, se—di—kit—pun!” Alex menantang Flower tak kalah dingin dan dengan nada membentak yang mampu membuat lawannya takluk dan memilih menyerah padanya. Alex pun yakin, kali ini Flower akan takut dan memilih mengakui kekalahannya .

"Oke! Lagi pula untuk apa lagi aku hidup. Kau sudah membunuh ayahku, kau menghancurkan hidupku, kau membuatku menjadi jalang gudang uangmu!  Kau berengsek, kau penipu, aku membencimu pria iblis!"

Prang!

Flower mengambil vas di dekatnya dan memecahkannya, lalu dengan menatap menantang pada Alex ...

Creesss! Flower menggoreskan sudut tajam dari vas bunga yang pecah itu ke lehernya hingga darah langsung mengalir deras dari sana.
Bik Emma dan bodyguard itu, menganga  tak percaya.  Flower benar-benar membuktikan ucapannya.

"Pegang janjimu brengsek! Dan ingat! aku Rose Flower tak akan pernah takut padamu! Camkan itu baik-baik ...” Flower mulai limbung dan, Bruk! Tubuhnya ambruk tapi Alex segera menahannya sebelum menyentuh lantai.

"Sial!” hanya itu umpatannya, dan Alex segera membawa tubuh Flower berbaring di sofa.

"Ambilkan alat medisku, cepat bodoh!” perintahnya. Antara marah, kesal, bingung, khawatir, dan takut, semuanya bercampur aduk menjadi satu. Alex menekan luka itu agar tak semakin banyak mengeluarkan darah.

Bodyguard itu datang dengan membawa alat medis miliknya. Alex segera menyuntikkan cairan obat yang bisa menghentikan aliran darah dari kulit yang terluka.

Bik Emma sudah terisak melihat tubuh Flower yang semakin pucat. Alex kembali memeriksanya dan tekanan darahnya semakin rendah,  mungkin karna darah tak juga berhenti mengalir dari sana.

Bodyguard itu menatap haru sekaligus takut melihat tubuh lemah Flower. Bagaimana bisa wanita lemah itu berkorban begitu besar untuk mereka? Sedangkan, baru pagi ini mereka berbicara dan saling mengenal.

"Berdoa lah agar dia selamat!  Atau aku akan melanggar janjiku padanya dan benar-benar menghabisi kalian berdua!” Alex menatap kedua bodyguard nya dengan tajam seolah sedang bersiap untuk mencabut nyawa mereka saat itu juga.


****

25 Hari kemudian.

Axel sudah menyelesaikan pekerjaannya. Saat ini, dia sedang berada di perjalanan pulang. Wajahnya tak henti-hentinya tersenyum penuh kebahagiaan. Dia akan segera bertemu dengan wanita yang sudah sangat dia rindukan.
Beberapa menit kemudian mereka sampai, dan Axel segera berlari ke dalam rumah.

IDOLA RANJANG (21+) - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang