Alex benar membawa Flower ke mansion nya beserta dokter dan beberapa perawat menyertainya. Alex hanya tidak mau, jalang yang sudah terikat padanya itu mati, karna ulah tangannya sendiri. Flower harus mati di tangannya tanpa bantuan orang lain.
Kini, mansion itu sedikit ramai karna kehadiran dokter dan beberapa perawat yang selalu stand bye untuk merawat Flower yang belum sadarkan diri.
Saat itu, Alex menghampiri Flower yang masih belum juga sadar. Setiap malam, Alex akan menghampiri Flower di kamarnya, dan ini sudah satu minggu berlalu. Tapi, Flower masih betah dalam tidur lelapnya.
"Kenapa kau sangat betah dalam tidurmu? Bangunlah ...”
Hanya kata itu yang Alex ucapkan selama satu minggu terakhir. Alex menatap wajah yang sangat damai dalam tidurnya itu. Berbeda sekali, dengan wajah penuh amarah dan kebencian yang dia lihat terakhir kali. Alex mengusap wajah Flower pelan dengan ibu jarinya kemudian keluar dari kamar itu.
Sejak saat itu, Alex semakin sering ke klub. Dia merasa sangat kacau dan kalut. Dan hari ini, dia akan kembali ke klub untuk menghibur dirinya. Apalagi jika bukan untuk minum atau sekedar menuntaskan gairah bersama para jalangnya.
Dia bersiap dan pergi ke klub dengan beberapa bodyguard nya. Sedangkan bodyguard yang lain tetap dia tempatkan di mansion untuk berjaga-jaga, takut ada sesuatu yang terjadi pada Flower.
Klub Alexander ...
Alex melangkah pelan dengan begitu angkuhnya. Melewati beberapa jalangnya yang menatap memuja. Tapi, saat ini dia benar-benar ingin sendiri dan tak mau di ganggu kecuali oleh minumannya.
Alex menyandarkan tubuhnya ke kursi kebesarannya. Dia memejamkan matanya rapat-rapat, mencoba untuk menjernihkan pikirannya. Dan entah dari mana datangnya, tiba-tiba bayangan Flower yang sedang bersimbah darah muncul dan berputar-putar di otaknya sehingga membuat pikirannya kembali kacau dan ...
Prangggg ...!
“Berengsek!” Alex melemparkan gelas yang dipegangnya, hingga hancur.
"Kenapa harus selalu kau yang muncul di otakku? Pergi! Aku ingin sendiri! Jangan pernah muncul lagi, jalang!” Alex menjambak rambutnya kasar. Dia ingin menghilangkan bayangan Flower yang selalu muncul begitu saja tanpa tau waktu tanpa tau tempat, "Bodyguard! bawakan aku jalang!” teriaknya lagi, dan tak lama muncul seorang wanita berpakaian sangat minim di depannya.
Alex menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Wanita itu melangkah sensual mendekat ke arahnya. Dia hanya diam saja saat wanita itu dengan lancang duduk di pangkuannya.
Plak!
“Siapa yang menyuruhmu mencium bibirku, bodoh!” Alex menampar wanita itu dengan kuat, saat wanita itu mau menciumnya. Masih tinggal beberapa centi, dan Alex sudah menamparnya. Bagaimana jika sampai tersentuh? mungkin Alex akan mencekiknya hingga tewas.
Wanita jalang yang bernama Merry itu, hanya menunduk sambil memegangi pipinya yang kebas dan perih. Dia ingin menunggu, apa yang akan terjadi selanjutnya. Sudah cukup kelancangannya tadi mendapat tamparan dari Alex.
Alex mengangkat Merry ke meja kerjanya. Lalu tanpa pemanasan, dia pun langsung menyatukan tubuh mereka hingga membuat wanita itu sempat memekik. Alex benci, dan marah saat bayangan Flower membuatnya tak bisa menikmati wanita lain. Dan satu-satunya cara, dia harus memejamkan matanya dan membayangkan jika sedang bercinta dengan jalang pemberontak nya itu.
Alex melenguh. Akhirnya dia mendapatkan pelepasannya juga. Tak lupa mengeluarkan benihnya di perut wanita itu. Dia tak pernah melupakan prinsip hidup yang di pegangnya Teguh. Dia tidak sudi, punya anak dari seorang jalang!
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOLA RANJANG (21+) - Sudah Terbit
Romance⛔Hanya tersedia dalam versi cetak dan Karyakarsa⛔ konten dewasa (21+). " Flower sudah mati! yang berdiri di hadapanmu, wanita bernama Shaylenna yang liar dan panas diranjang... " Rose Flower. Gadis 19 tahun berparas cantik, anggun dan lugu. Bekerja...