Chapter 5 : Sabotage

111 5 1
                                    

The Ritz Carlton Hotel
Kowloon Hong Kong
(Lewat tengah malam)


Jacobson menatap sekilas ke arah jendela besar di dekatnya. Ia tinggalkan notebooknya sebentar, lalu melangkah mendekat menuju jendela besar tersebut.

Kelap kelip cahaya yang berasal dari gedung-gedung pencakar langit Hong Kong serta kapal-kapal yang berlayar di Victoria Bay terlihat menakjubkan malam itu.

Untuk sejenak, Jacobson lupa dengan histeria Alessandra beberapa saat yang lalu.

Ia biarkan dirinya terus berdiri ditempat yang sama sampai kakinya merasa lelah. Ia tidak bisa pungkiri pemandangan cantik Hong Kong malam ini telah menyihirnya, hingga ia enggan beranjak sedikitpun dari jendela besar dihadapannya.

Jacobson baru mulai mengalihkan perhatiannya dari jendela ketika pintu kamar hotel mereka tiba-tiba terbuka.

Ia segera menoleh kearah pintu dan menemukan Feng berdiri disana dengan ekspresi wajah kacau.

"Hey, darimana saja kau, Feng?"

Feng masih terdiam lama di balik pintu saat Jacobson mulai melangkah mendekat padanya.

"Kenapa kau tidak menyalakan ponselmu? Chang sangat mengkhawatirkanmu tadi"

Feng perlahan mulai mengangkat wajahnya dan memandang Jacobson dengan tatapan khawatir.

"Dimana dia sekarang?"

"Dia tertidur disana"

Feng mengikuti arah mata Jacobson yang kini memandang sebuah tempat tidur di dekat jendela besar.

"Ia menunggumu sejak beberapa jam yang lalu disini. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kalian bisa terpisah setelah negosiasi tadi?"

Feng abaikan pertanyaan Jacobson padanya, lalu melangkah cepat menuju tempat tidur.

Ia berdiri lama disana sambil menatap Alessandra yang kini sedang tertidur meringkuk dengan pulas, lalu menghela nafas panjang.

Melihat Alessandra baik-baik saja seperti sekarang sudah membuatnya merasa lega. Ia tidak bisa pungkiri bahwa ia juga khawatir padanya.

Sambil terduduk di sisi tempat tidur, Feng mulai mengusap wajahnya dengan tangannya. Ia lelah sekali.

Lehernya juga masih terasa sakit karena pukulan kawan lamanya tadi. Ia bahkan sempat tak sadarkan diri selama satu jam karenanya.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Feng?"

Dengan suara pelan, Jacobson kembali mengulang kalimatnya. Sambil menghampiri Feng perlahan, ia mulai melipat kedua tangannya di dada.

Ia tidak mengerti mengapa keduanya memiliki ekspresi wajah kacau yang sama ketika kembali ke hotel. Ia curiga, sesuatu pasti telah terjadi pada keduanya selepas negosiasi tadi. Namun, ia tidak memperoleh penjelasan apapun dari Alessandra selama ia bersamanya.

"Hey, ucapkanlah sesuatu Feng. Kenapa hanya aku disini yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi?"

Jacobson menatap kesal ke arah Feng yang masih menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia tidak suka dengan situasi ini. Seburuk apapun hal yang menimpa keduanya, ia tetap berhak mendapat sedikit penjelasan.

Run Baby RunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang