Chapter 19 : The Million Dollar Baby

76 5 1
                                    

Somewhere Near Heng Mei Deng
Clear Water Bay, Hong Kong

Ketika senja mulai tenggelam, jalan berkelok di sepanjang Mang Kung Uk Road terlihat mulai sepi.

Dari kejauhan nampak sebuah mobil SUV hitam perlahan melambatkan lajunya lalu memasuki parkir bawah tanah sebuah gedung apartemen tiga lantai yang berada di ujung blok.

Setelah mobil SUV tersebut terparkir sempurna, seorang laki-laki bertubuh tegap dengan rambut putih keperakan terlihat keluar dari mobil.

Dengan cekatan, ia mengeluarkan sebuah kursi roda portable dari bagasi mobil lalu membawanya ke sisi mobil.

Tidak lama kemudian, ia membuka pintu samping mobil dan meraih tubuh seorang perempuan yang terbaring lemah dari kursi penumpang mobil.

Dari sentuhan kulitnya, sosok lelaki itu bisa merasakan tubuh sosok perempuan tersebut menggigil dengan demam tinggi. Pakaian yang dikenakannya pun terlihat basah karena keringat dingin.

Untuk beberapa saat lamanya, sosok lelaki itu menatap wajah lemah perempuan tersebut tanpa kata.

Rombongan preman tadi pasti telah melakukan sesuatu padanya hingga membuatnya menjadi seperti ini.

Dengan hati-hati sosok lelaki tersebut mengangkat tubuh perempuan didekatnya lalu membopongnya dari kursi penumpang SUV menuju kursi roda portable yang sudah disiapkannya.

Namun sebelum ia sempat memindahkan tubuh lemah tersebut, sebuah rangkulan erat di leher telah menahan dirinya.

Samar-samar ia bisa mendengar perempuan itu bicara padanya dengan suara lemah.

"Please don't.."

Sedetik kemudian ia bisa merasakan sesuatu yang basah mengenai kaus yang dikenakannya. Sosok perempuan tersebut ternyata telah membenamkan wajahnya dan mulai terisak di dadanya. Rangkulan tangannya pun kian mengerat bersamaan dengan isak tangisnya yang semakin terdengar berat.

Sosok lelaki itu terdiam.

Ia dengarkan isak tangis perempuan tersebut sejenak sebelum meletakkannya di kursi roda. Ia berharap, sebentar lagi sosok itu akan sedikit tenang dan melonggarkan kedua lengannya yang melingkar dilehernya.

Namun diluar dugaan, sosok itu ternyata terus menguatkan rangkulannya padanya. Seolah tidak ingin lepas darinya.

Tanpa membuang waktu, lelaki itu akhirnya menyingkirkan kursi roda yang menghalangi jalannya lalu melangkah menuju elevator gedung.

Ia tidak ingin menghabiskan waktunya lebih lama disini. Ada hal lain yang menunggunya setelah ia menyelesaikan pekerjaan ini.

Dengan langkah mantap, lelaki itu akhirnya menaiki elevator gedung menuju lantai 3, lalu menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu apartemen yang berada di ujung koridor.

Ia bawa tubuh lemah tersebut ke sebuah kamar tidur lalu meletakkannya disana.

Tugasnya sudah tuntas sekarang. Ia hanya tinggal mengabari klien-nya dimana lokasi asset tersebut berada, lalu menunggu pelunasan kontrak darinya setelah transaksi serah terima dengan pihak ketiga selesai.

Run Baby RunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang