The Meowed Internet Cafe
Monster Building
Quarry Bay, Hong Kong
"Internet Cafe?"Jacobson menatap heran sekelilingnya. Ia tidak menyangka Feng akan membawanya ke sebuah Internet Cafe kumuh yang ramai disesaki remaja tanggung berseragam sekolah.
"Kupikir kita akan menemui seseorang yang penting. Lalu mengapa kita berada disini? Bukankah tadi kau bilang kita akan mendatangi sebuah kordinat lokasi?"
"Ya betul. Disinilah lokasinya"
"Huh?"
Feng yang berdiri disebelah Jacobson memperhatikan dengan cermat setiap baris bilik komputer yang disesaki siswa berseragam di dalam internet cafe tersebut.
Tidak lama kemudian ia berbicara pada operator cafe dengan bahasa canton, sambil menunjuk sebuah bilik komputer yang kosong di sudut ruangan.
Setelah membayar uang muka, Feng ajak Jacobson untuk mengikuti dirinya menuju satu-satunya bilik komputer yang tersisa.
Sama seperti sebelumnya, kehadiran Jacobson kembali menarik perhatian seisi cafe, terlebih lagi ketika ia melewati setiap deret bilik komputer.
Tubuhnya yang tinggi besar, dengan penampilannya yang nampak seperti Pebasket NBA professional, membuat beberapa remaja tanggung yang ada disana menatapnya tanpa berkedip.
"Feng, aku tidak nyaman berada disini"
Sambil berbisik, Jacobson menutup hidungnya dengan sapu tangan. Internet cafe yang mereka datangi begitu pengap dan cenderung berbau.
Jacobson tidak melihat satupun penampakan ventilasi udara di dalam ruangan cafe tersebut. Meskipun, ia bisa menemukan empat air conditioner di setiap sisi dinding cafe, namun dua diantaranya terlihat rusak, sedangkan dua sisanya menyala dengan bau jamur yang semerbak.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan disini Feng? Kau kan bisa menggunakan Notebookmu untuk mengakses internet. Jika milikmu bermasalah, kau bisa gunakan punyaku. Aku tidak suka berada disini, tempat ini jorok sekali"
Feng yang sudah mulai sibuk memperhatikan monitor komputer dihadapannya, perlahan menoleh ke arah Jacobson diselahnya.
"Jace, berhentilah mengeluh dan percayakan semuanya padaku, okay?"
Sambil mengenakan headset di kepalanya, Feng merendahkan suaranya agar ucapannya tidak jelas terdengar oleh bilik komputer lain.
"Saat ini kita tidak punya pilihan kecuali berada disini. Aku tidak ingin membahayakan situasi kita dengan menggunakan peralatan elektronik yang bisa dengan mudah terlacak Interpol ataupun Lembaga Intelijen lain. Jadi kumohon, bersabarlah"
Jacobson menyimak setiap kalimat Feng dalam diam. Meskipun ia sangat membenci situasi ini, tidak ada hal apapun yang dapat di lakukannya kecuali tetap bersama Feng dan menuruti setiap kata-katanya.
Dengan wajah terpaksa, Jacobson akhirnya merapatkan sapu tangan ke hidung dan mulutnya, lalu memperhatikan Feng yang sedang serius memainkan sebuah online game MMORPGs.
"Online game? What the hell..? Come on Feng, we're in difficult situation here.."
"Shut up Jace. We need cash, and i'm trying to make a lot of money here"
Sambil menggeleng kesal, Jacobson akhirnya menarik mundur kursinya menjauh dari Feng.
Apa yang dikatakan Feng memang benar. Mereka butuh banyak uang untuk bisa bertahan lebih lama di sini. Persediaan US dollars maupun HK dollars yang mereka miliki sekarang pun tidak banyak, dan kapan saja bisa habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Baby Run
ActionSebuah konspirasi keji telah menjerat tiga Agen Pemerintah US dalam kemalangan. Mereka juga harus berjuang keluar dari kekacauan yang menyeret mereka dalam perang antar Geng Triad Hong Kong. Fiction, although some of incidents were based on actual...