Chapter 6 : Ominous Manifest

120 4 0
                                    

Air Pasific 659
Hong Kong - Singapore Flight
02 July 2012
(20 menit sebelum lepas landas)

"Selamat pagi, Sir. Berapa nomor seat anda?"

Sapaan ramah seorang pramugari semampai menghentikan langkah cepat Feng sejenak. Ia segera memperhatikan nomor seat yang tertera pada boarding pass-nya, lalu menunjukkannya ke pramugari tadi.

"Tempat duduk anda berada di dekat lavatory sebelah kiri, Sir"

Sambil mengangguk, Feng membawa dirinya menuju tempat duduk yang dimaksud pramugari tadi lalu duduk di sebelah Jacobson yang sudah tiba lebih dahulu darinya.

"Tidak kusangka kita akan duduk di kelas bisnis. Tumben sekali DoD melonggarkan budget untuk tiket pesawat"

Kalimat pelan Feng disambut Jacobson dengan lirikan singkat. Ia masih belum bisa menghilangkan rasa kesalnya pada Feng sejak mengantri saat check in tadi.

Tapi ia tidak bisa berlama-lama menyimpan emosinya karena banyak hal yang perlu mereka diskusikan sebelum pertemuan sore nanti.

"DoD memberi kita tiket bisnis karena permintaan Larens. Ia ingin kita merasa nyaman selama perjalanan panjang menuju Singapore"

Sambil mendengarkan Jacobson, Feng memperhatikan situasi disekelilingnya dengan cermat.

Sepertinya penerbangan Air Pasific pagi ini akan sedikit terlambat akibat antrian panjang check in dan imigrasi tadi pagi.

Selain dirinya, beberapa penumpang lain juga terlihat baru masuk ke dalam pesawat dengan tergesa-gesa.

"Hanks baru saja menghubungiku sebelum naik pesawat tadi. Ia bilang beberapa perwira Angkatan Laut US sudah tiba di Singapore. Ia juga mengabari kalau Larens sedang dalam perjalanan menuju Singapore"

Perlahan Feng menoleh ke arah Jacobson. Apa yang baru saja dikatakan Jacobson padanya, membuatnya sedikit heran.

"Jadi Larens bisa datang?"

"Ya. Hanks bilang, ia terbang dengan penerbangan terakhir dari Washington tadi malam"

Feng tertegun sejenak di kursinya. Kedua matanya terus memandang ke arah Jacobson yang kini sedang membalik halaman majalah dipangkuannya.

Ia tidak mengerti mengapa Larens harus bersusah payah mengambil penerbangan berikutnya ke Singapore, setelah pesawat yang ditumpanginya dari Hong Kong baru saja mendarat kurang dari satu jam di Washington.

Bukankah Larens harus kembali ke Pentagon karena tugas penting? Lalu mengapa tiba-tiba ia berubah pikiran dan memutuskan untuk hadir dalam rapat sore nanti?

Feng kini mulai mengalihkan pandangannya dari Jacobson, lalu melihat ke arah lalu lalang penumpang lain yang baru saja masuk ke dalam pesawat.

Meskipun terlihat duduk dengan tenang, Feng sebenarnya belum bisa melepaskan dirinya dari banyak pertanyaan yang memenuhi kepalanya. Terutama terkait apa yang terjadi pada mereka saat check in tadi.

Semuanya sangat tidak masuk akal baginya.

Bagaimana mungkin, tiket pesawat kolektif yang dipesan DoD bisa bermasalah seperti tadi?

Dari semua penugasannya, Feng baru mengalami situasi janggal seperti ini untuk pertama kalinya.

Jika dikaitkan dengan apa yang terjadi padanya semalam, maka situasi yang menimpa tiket Alessandra bisa jadi bukan hanya sekedar system error biasa.

Run Baby RunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang