Chapter 11 : Transporting

77 5 0
                                    

Port Warehouse
Kwai Tsing, Hong Kong
02 July 2012
(Tiga jam setelah jatuhnya Air Pasific 659)


Alessandra mulai membuka matanya perlahan ketika sinar matahari mulai mengenai wajahnya. Ia merasakan sakit kepala luar biasa menyerang dirinya ketika ia mencoba menggerakkan sedikit kepalanya.

Sambil mengerjapkan matanya, Alessandra mencoba melihat sekelilingnya dengan jelas. Namun, semuanya tetap terlihat samar-samar.

Perlahan ia memejamkan matanya kembali. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi padanya. Hanya saja semakin ia berusaha keras untuk mengingat, lagi-lagi nyeri kepala itu menyerangnya.

Tidak lama kemudian, ia bisa mendengar suara pintu terbuka dan langkah-langkah kaki mendekat padanya.

Alessandra pura-pura tetap terpejam sambil mendengarkan perbincangan dua orang lelaki didekatnya dengan bahasa Cantonese kental.

"Hey, berapa banyak obat yang kau berikan padanya tadi? Kenapa sampai sekarang dia belum juga terbangun?"

"Entahlah, aku lupa. Kau tau kan situasi kita tadi cukup sulit. Mungkin aku menyuntikkan obatnya terlalu banyak"

"Wah, dasar gila! Bagaimana kalau ia mati?"

"Aiyaa, dia tidak akan mati. Lihat, dia cuma tertidur. Sebentar lagi juga dia akan terbangun"

Alessandra bisa merasakan sentuhan kasar salah seorang lelaki di pundaknya. Guncangan dipundaknya tersebut begitu keras hingga ia merasakan nyeri lagi di kepalanya.

"Hehe..kurasa sepertinya dia menikmati obat yang kuberikan tadi. Kau tau kan produk baru yang dikeluarkan Méimei sangat berkualitas? Aku akan mencoba sisanya malam ini dengan pacarku"

"Dasar orang gila. Kuharap kau mati overdosis"

"Hey, apa yang baru saja kau bilang?!"

"Berhentilah main-main Li Wei. Kau akan membawa masalah besar untuk kita berdua jika dia sampai mati. Kau tahu kan dia bukan orang Amerika biasa. Kalau sesuatu terjadi padanya, bisa-bisa jasad kita berdua ditenggelamkan ke dasar laut oleh Tuan Besar"

Perbincangan kedua lelaki tersebut seketika berubah hening setelah salah seorang diantaranya melontarkan kalimat tadi.

Tidak lama kemudian, Alessandra bisa mendengar langkah mereka perlahan menjauh dan terhenti setelah terdengar suara gesekan kaki-kaki kursi di lantai.

"Ah, bukankah sudah menjadi tugas Lóng Zhóu membereskan hal seperti ini, lalu kenapa kita yang harus repot turun tangan untuk menyelesaikannya? Tuan besar sebelumnya juga tidak pernah ikut campur dalam persoalan Klan lain"

"Sudah, lakukan saja pekerjaanmu. Kita ini cuma cecunguk bayaran. Tidak usah terlalu banyak ingin tahu urusan lain kalau mau hidupmu tenang"

Alessandra menyimak perbincangan kedua lelaki tersebut dengan baik. Sedikit demi sedikit ia mulai memperoleh petunjuk mengapa dirinya bisa berada di tempat ini.

Kedua lelaki tersebut kemungkinan besar adalah orang-orang yang membawa dirinya kemari dengan memberinya obat tertentu.

Sambil terus terpejam, Alessandra berusaha mengingat kembali kejadian demi kejadian yang dialaminya sebelum hilang kesadaran.

Mulai dari penggalan kejadian dimana dirinya bermasalah dengan counter check in, lalu beralih ke saat-saat dimana ia melaporkan permasalahan tersebut ke Ticketing Center, dan akhirnya membeli tiket penerbangan baru menuju Singapore.

Namun entah mengapa ingatannya terhenti sampai disitu. Sekuat apapun dirinya mencoba, ia tetap tidak bisa mengingat apapun setelah kejadian tersebut.

Run Baby RunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang