7 - Sengaja Telat

4.5K 212 15
                                    

Dengan cuaca yang tidak mendukung, wajar saja Kinan masih tertidur di kamar nya.

Jam menunjukkan pukul 6.53, tetapi Kinan belum juga terbangun dari tidur nya. Biasanya Kinan tertidur pulas karena malam nya asik menonton drama korea yang sudah menjadi kebiasaan nya.

Tok... Tok... Tok...

"Loh kok kamu belum bangun?" tanya seorang wanita paruh baya, yang mengusap kepala Kinan.

Kinan tidak merespon.

"Kamu sakit ya? Ini udah siang loh, emang hari ini libur?" tanya wanita itu, sembari membangunkan putri sulung nya.

Beberapa menit kemudian, Kinan mulai membuka matanya secara perlahan. Mata yang indah dengan paduan sinar matahari membuat mata Kinan yang memang bewarna cokelat menjadi lebih cokelat.

Kinan mngucak kedua mata nya yang terlihat sipit, dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 07.10.

Sebenernya gadis itu sudah tau kalau dia akan kesiangan dan terlambat.

"Hufftt, kalo bukan karna turnamen aja. Hari ini mager masuk." keluh nya lalu, beranjak dari kasur nya.

Layak nya seorang lelaki, Kinan tidak membereskan tempat tidur nya.

"Amboi, punya anak gadis tapi kelakuan nya kayak anak bujang." cibir Bunda Kinan dengan senyuman di wajah nya.

Kinan bergegas dengan secepat kilat, menguncir rambut panjang nya dengan kunciran yang sudah tertata rapih di depan cermin.

Tak perlu waktu lama bagi gadis itu untuk menyiapkan diri.

"Bun, Kinan berangkat ya." teriak Kinan dari ambang pintu kamar menuju tangga.

Langkah Kinan terhenti, tas yang berada di sebelah bahu nya kini terjatuh di atas lantai.

"Hai!" sapa seseorang dari ruang dapur yang berhadapan langsung dengan tangga.

"Lo!"

Wanita paruh baya itu menaruh roti tawar diatas piring yang sudah disediakan.

"Kin, kamu kenapa sih kok setiap Afra dateng kesini selalu aja kamu tuh gak suka liat nya." celoteh Bunda Kinan sembari mengolesi selai nanas di roti.

Kinan memutar bola mata nya malas.

"Kinan mau berangkat dulu Bun, ntar keujanan lagi." Kinan mengambil roti yang berada di piring sambil tergesa-gesa.

Melihat sikap Kinan, cowok dengan gaya cool nya itu menyusul langkah Kinan yang kecil.

Tidak lupa untuk berpamitan kepada Bunda Kinan yang senyum-senyum gak jelas dari tadi.

"Yah, kenapa ujan sih?" keluh Kinan meremas rok nya sebal.

Tin... Tin...

Suara klakson kunci mobil otomatis yang Afra bunyikan, untuk membuka mobil yang terparkir di depan rumah Kinan. Afra membukakan pintu mobil untuk gadis yang berkuncir satu itu.

"Masuk." ajak nya.

"Daripada keujanan mendingan gue ikut dia aja, kalo gue ikut ntar harga diri gue.huftt bodo ah."

Setelah berada di dalam mobil bersama Afra di sebelah nya, Kinan membuka kaca mobil dan berteriak kepada Bunda yang sedari tadi melambaikan tangan nya.

Beberapa menit didalam mobil yang sunyi...

Gadis itu menekan radio yang ada di hadapan nya, mencari sebuah lagu yang enak untuk didengar saat cuaca hujan seperti ini.

"Huh, lagu nya gak ada yang bagus." Kinan mengerucutkan bibir nya kesal.

Afra tersenyum tipis melihat gadis tomboy yang berada di sebelah nya.

"Roti nya dimakan." ketus Afra mulai greget melihat Kinan hanya memperhatikan roti yang gadis itu genggam.

Kinan melirik kearah Afra, lalu dengan perlahan gadis itu memasukkan roti berbentuk kotak itu kedalam mulut nya yang mungil. Dengan tatapan yang tidak lepas dari Afra, gadis itu membuat cowok yang sedang fokus fokusnya sama jalanan jadi gak kukuh karena diliatin.

"Kok pipi nya merah?" tanya Kinan dengan nada lembut nya.

Afra hanya diam, dan kembali fokus ke jalan raya.


🍂🍂🍂

Wajar saja jam segini pintu gerbang dibiarkan terbuka, dikarenakan cuaca yang tidak mendukung.

Awan yang tidak begitu hitam, namun beberapa tetesan air hujan turun begitu banyak dan membuat beberapa diantara siswa-sisiwi malas untuk mengikuti pelajaran hari ini.

Termasuk kapten basket, yang sudah berada di dalam kelas.

"Kenapa alasan kamu telat? Jangan bilang karena hujan." ucap guru berbibir tipis itu ~ killer teacher.

Semua terdiam, hanya ada kesunyian didalam kelas.

"kalo bukan karna ujan apa? Salju?" batin Kinan sebari memutar kedua bola matanya.

Didepan kelas sudah berbaris siswa maupun siswi yang telat termasuk Kinan dan Afra.

Kinan maju dengan berdiri tegak, dan mengeluarkan suara nya.

"Tadi saya bangun nya agak siang, because i'm very lazy to school." ucap gadis berkuncir satu itu dengan frontal.

Sedangkan yang lain hanya menunduk, terkecuali Afra yang kini berada disamping Kinan.

"Tadi abis nyusul dia." ucap Afra dengan tatapan datar dan dingin.

Bu Dewi - guru killer yang berada tepat dihadapan mereka berdua sekaligus beberapa siswa-sisiwi yang telat hanya menganggukan kepala nya.

"Yaudah. Kalian semua boleh duduk, lagian cuaca emang gak mendukung."

🍂🍂🍂

Walaupun cuaca sedang tidak bersahabat, Kinan selaku kapten basket tetap kukuh melanjutkan latihan nya.

Dung... Dung... Dung...

Bunyi pantulan bola basket yang kini sedang gadis itu mainkan.

Jam pulang sudah berdering sekitar 7 menit yang lalu, tetapi karena Kinan ingin berlatih untuk turnamen gadis itu harus merelakan diri nya untuk basah-basahan karena hujan.

"Pokoknya, kalian harus menang di turnamen kali ini." ucap Kinan denhan nada tegas.

Semua anggukan menganggukan kepala nya dengan serius.

Sebagai wakil kapten basket, Afra pun sedari tadi memperhatikan bagaimana cara Kinan melatih tim nya.

"Lo gak ikut maen basah-basahan?" tanya Revo, teman Afra sekaligus tim basket SMA Pelita yang juga tampan.

Afra hanya diam, dengan tatapan datar yang masih mengarah ke salah satu objek di lapangan.

•••

Kira-kira Afra ngeliat objek apa ya?

vote + comment + share!

Cool Boy vs Tomboy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang