"Kin."
Kinan menengok kearah sumber suara. Mendapati cewek dengan kerudung putih di belakang nya.
"Ada yang nyariin lo."
Kinan mengangkat satu alis nya. "Siapa?"
Cewek berkerudung putih itu menggeleng.
Dengan segera ia meletakkan mic diatas meja.
Entah siapa yang memanggil dan kenapa tempat dan suasana nya berbeda, entahlah Kinan tidak tahu soal itu.
Setelah lama mengekori cewek berkerudung itu akhirnya sampai di tempat dimana seseorang memanggil dirinya.
Cewek berkerudung itu pergi tanpa berkata sedikit pun.
"Eh tunggu mau kemana lo?"
Tanpa merespon perkataan Kinan cewek itu terus berlari. Bukan nya Kinan tidak mau memanggil namanya hanya saja ia pun baru kenal cewek itu dan baru pertama kali melihatnya.
"Ah! Emang nya siapa yang nyariin gue?"
"Gue."
Tidak lama muncullah seorang cewek yang sedang bersandar di dinding.
"Kenapa?" ketus Kinan.
Cewek itu maju dengan rambut badai dan tangan yang dilipat. Menunjukkan sifat angkuh yang terlukis di wajah nya.
"Gue udah kenal tentang lo, and btw we've met before right?" cewek dihadapan nya tersenyum miring dengan alis yang sedikit terangkat.
Kinan mencoba mengingat siapa cewek yang ada depan nya. Ya! Kinan mengingat nya. Dia adalah kakak kelas yang pernah Kinan tabrak sampai terjatuh beberapa hari yang lalu.
"Oh," ucap Kinan singkat dengan wajah datar.
Celine, kakak kelas berpostur ideal, cantik, bermata besar, bibir bawah yang sedikit tebal, dan wajah yang menunjukkan kepribadian nya yang tegas.
Dikenal dengan sifat nya yang juga cuek, tapi terkadang suka cari perhatian kepada siswa-siswi di SMA Pelita.
"Gue boleh kan, jadi temen lo." Celine menjabarkan lengan nya kepada Kinan bermaksud untuk menjadi seorang teman.
"Yah, lo gak mau ya temenan sama gue."
Belum juga Kinan merespon tapi dia sudah to the point.
"Kata siapa? Gue kan belum jawab."
Celine tersenyum miring.
"Kalo gitu gue udah jadi temen lo kan?" Celine menggenggam kedua tangan Kinan.
Kinan memutar bola mata nya, sekaligus merasa aneh jika tangan nya di pegang apalagi sampai di genggam dengan erat seperti ini.
"Oh ya, pulang nanti ke kafe yuk." ajak Celine yang dibalas anggukan oleh Kinan.
⚫⚫⚫
"Kinan!" pekik seseorang dari luar kelas.
Gina menoleh ke arah sumber suara. Mendapati seorang cewek yang tengah berlari menuju kelas.
"Kin, ada yang manggil lo." katq Gina terus menatap cewek yang berada di ambang pintu.
Kinan tidak menghiraukan. Ia sibuk dengan beberapa tumpukan buku yang harus ia bawa pulang. Tas Kinan memang besar tapi dirinya tidak mau memasukkan buku-buku itu kedalam tas,, dikarenakan ia tidak ingin tubuh nya membungkuk.
"Sini gue bantuin." Afra merebut buku-buku itu dari meja Kinan.
Celine yang berada di ambang pintu melihat jelas kalau Afra tidak bersikap dingin jika didekat Kinan.
Merasa kesal, menggertakkan gigi nya, serta mengepal kedua tangan nya. Hanya itu yang bisa dilakukan Celine untuk sementara waktu.
"Kin." Celine tersenyum, kemudian masuk kedalam kelas.
"Kita jadi kan mampir ke kafe." lanjut nya dengan suara lembut.
Afra melihat cewek disamping nya dengan tatapan tajam.
"Gue-,"
"Kinan gak bisa." Afra mengambil buku-buku itu dan menarik lengan Kinan.
Gina pun menyusul tanpa berkata sedikit pun. Hanya tersisa Celine yang ditinggal pergi oleh mereka.
"Ish!"
Afra, Kinan, dan Gina mereka sedang berada di area parkiran sekolah. Cowok itu membuka mobil nya dan memasukkan buku-buku itu kedalam mobil.
"Lo apa-apa sin?! Main tarik-tarik aja." kesal Kinan terhadap perlakuan Afra.
"I don't want to get involved. Hehe." Gina menyengir. Ia lebih memilih untuk tidak terlibat dengan urusan mereka berdua.
"Gina!" teriak Reno dari kejauhan namun sosok nya masih bisa dilihat.
"Gue dipanggil, gue duluan ya." Gina berlari kecil menghampiri Reno. "Dah Kinan." sambil melambaikan tangan nya.
Afra melihat Gina yang sudah tidak terlihat. Lalu menatap kearah Kinan yang tidak ada di sebelah. Mencari ke seluruh penjuru area parkiran namun sosok nya tidak ada.
Cowok itu berlari kecil untuk mencari dimana tepat nya Kinan pergi. Baru sedetik Afra mengalihkan pandangan nya tapi cewek itu sudah menghilang.
Kinan tertawa melihat Afra yang benar-benar ceroboh. Padahal dirinya berada di dalam mobil, tapi Afra mencari sampai kedalam sekolah.
"Eh, apa gak keterlaluan ya?" Kinan menahan tawa nya.
Karena sudah merasa cukup megerjai Afra, ia megambil ponsel dan meng-unclock layar ponsel miliknya.
Baru saja ia ingin menelfon tapi cowok itu sudah menelfon nya terlebih dahulu. Kinan mengangkat deringan telfon itu.
"Lo dimana?" ucap Afra dari seberang telfon.
"Gue di mobil." Kinan kembali dengan ekspresi wajah yang datar.
Tut!
Suara telfon yang sengaja di matikan dari sebrang. Tidak begitu lama Afra muncul dengan wajah tertekuk. Kesal hanya itu yang bisa dilakukan nya.
Afra membuka pintu mobil. Tanpa melihat Kinan, cowok itu langsung menghidupkan mesin mobil dan melajukan kendaraan nya diatas rata-rata.
Keadaan canggung dan hening. Kinan yang merasa bersalah mau tidak mau dirinya harus meminta maaf. Walaupun mereka sudah setengah perjalanan tapi Kinan masih belum minta maaf.
Kinan melihat Afra yang fokus menyetir.
"Maaf." ucap Kinan menundukkan kepala nya.
Hanya ucapan singkat tapi cowok itu langsung luluh ketika mendengar ucapan yang keluar dari mulut Kinan.
"Gue gak marah." Afra sedikit tersenyum untuk memastikan dirinya baik-baik saja.
"Lagian lo langsung narik. Lo tau kan Celine punya maksud baik." cibir Kinan yang mulai kesal.
"Gue gak suka sama dia."
"Kenapa?"
Kinan menatap Afra. Tapi tatapan nya tidak di balas.
"Gue gak suka aja."
Guys! Thank's 10K nyaa iyaa author udah janji kok mau double up tapi author lagi sibuk jadi agak late, maaf ya 🤗
Don't forget for vote, comment, and tell you're friends ❣
![](https://img.wattpad.com/cover/161661439-288-k920650.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy vs Tomboy Girl
Genç KurguKinan cewek famous, cantik, segudang prestasi, siapa coba yang gak tertarik sama cewek yang satu ini? Ditambah lagi Kinan adalah sosok cewek yang kuat fisik dan juga menjadi kapten basket kedua Sedangkan, Afra cowok yang juga famous dan sering dijul...