19 - Lomba yang tertunda

2.2K 110 9
                                    

Sejak kejadian di cafe dua hari yang lalu. Kinan dan tim nya berusaha keras berlatih untuk lomba yang sebentar lagi akan diselenggarakan. Keringat bercucuran menandakan keseriusan dalam latihan.

"Gue capek." keluh Kinan membuang keringat.

"Satu tetes itu berharga." ucap cowok tersenyum miring lalu pergi meninggalkan lapangan.

Kinan memutar bola mata nya malas. Di lengan sebelah kiri, terdapat gelang berbahan kulit. Selama ini Kinan tak suka memakai benda-benda seperti itu. Koleksi make-up nya pun bisa dihitung.

Dengan cekatan Gina meraih pergelangan fangan Kinan membuat sang pemilik tangan meringis.

"Aw apaan sih!" ringis Kinan mengusap pergelangan tangan miliknya.

"Tumben pake gelang, biasa nya juga lo gak suka tuh pake anting."

Kinan berdecak pinggang sembari memiringkan kepala. "emang nya gak boleh."

"Ih, kok nyebelin gitu sih sekarang."

Celetuk Gina mengerucutkan bibir. Sikap dan cara bicara Kinan berbeda dari sebelum nya, biasanya dia berbicara seperti itu dengan orang asing ataupun orang yang tidak terlalu dekat. Tapi kali ini Kinan berbeda.

Perdebatan kecil namun berujung lama. Mereka berdua tidak saling berbicara apalagi tatap muka seperti biasa nya.

Tertawa, bercanda, bertukar pikiran, dan hal-hal lain yang membuat mereka tampak akur.

Jam menunjukkan 01.23 waktu setempat. Pelajaran terakhir membuat siswa siswi malas dan mulai mengantuk, apalagi mereka mendapatkan pelajaran Sejarah Indonesia wajib.

"Bagi seluruh guru yang sedang mengajar ataupun tidak, diharapkan berkumpul di ruang guru sekarang. Sekali lagi bagi para guru yang sedang mengajar atau tidak harap berkumpul di ruang guru sekarang, dikarenakan akan ada rapat. Terimakasih." suara berdenging keseluruh penjuru sekolah.

Bu Hani atau yang biasa dipanggil dengan Buni membereskan semua peralatan.  Tidak lupa untuk memberikan tugas kepada siswa-siswi XI IPA 2.

"Jangan lupa tugas nya dikerjakan ya." ucap Bu Hani lalu meninggalkan kelas.

"Iya Bu."

Suasana kelas tetap terjaga kesunyian nya. Semua fokus dengan tugas yang diberikan oleh Bu Hani, mulai dari merangkum, menjawab soal, dan masih banyak lagi tugas yang diberikan oleh Bu Hani.

⚫⚫⚫

"Pulang bareng yuk." ajak Kinan tersenyum kecil.

"Lo gak marah?"

Kinan memasang wajah setengah terkejut.

"Yaudah yuk." sahut Gina menanggapi.

"Soal gelang yang tadi, itu pemberian ayah gue." ucap Kinan lirih menatap gelang yang bewarna kehitaman itu.

"Owh,"

Jarak antara kelas XI IPA 2 dengan gerbang sekolah cukup jauh. Mereka harus menelusuri koridor yang panjang, melewati kantin, toilet, ruang guru yang berada di pojok kiri atas, dan UKS.

Kinan berhenti dan berbalik badan. Melihat sebuah ruangan yang tidak terlalu besar di sebelah kanan bawah dekat ruang kosong.

"Gue lupa kalau gue harus latihan nyanyi."

Kinan memukul pelan kening nya berkali-kali. "maaf ya Gin, gue gak bisa pulang bareng lo."

Gina tertawa kecil, "Gapapa semangat ya latihan nya. Jangan berlatih terlalu keras, lo kan ngikutin dua lomba harus banyak istirahat juga." celoteh Gina yang membuat Kinan semakin senang berada di sisinya.

Cewek berkuncir satu itu berlalu walaupun langkah nya kecil. Disusul dengan siswa maupun siswi yang terpilih mengikuti lomba bernyanyi.

Sementara itu ketua dan panitia musik sudah menunggu didalam kelas musik yang juga sudah di isi dengan beberapa orang yang terpilih.

"Kayak nya sudah berkumpul semua nya ya?" ucap Abel. Kelas XII IPS 1, selaku ketua musik.

Abel memberikan secarik kertas yang berguna untuk mencarat daftar hadir.

Ceklek!

"Silahkan masuk." Abel tersenyum.

Karena kursi sudah sudah penuh ditempati, Kinan terpaksa harus berdiri karena tidak kebagian.

"Lo duduk aja disini." Kinan maju dan menduduki kursi itu. Sebelum duduk Kinan menggeser menjauhi kursi nya dengan kursi orang yang menawari nya tadi.

"Lo yang tadi main basket kan?" tanya cowok itu kearah Kinan.

Namun pertanyaan cowok itu tidak direspon oleh Kinan, Kinan fokus mengisi daftar hadir.

"Makanya gak usah kecentilan." cibir Abel  yang juga ikut tertawa.

Mendengar cowok itu bertanya kepada Kinan yang tidak merespon, orang-orang yang berada disana tertawa kecil. Apalagi suara yang dikeluarkan cowok itu cukup keras dan bisa terdengar sampai keluar.

Selang beberapa waktu, semua orang yang sudah terpilih maupun yang ingin ikut lomba bernyanyi sudah memegang kertas berisikan nada dengan berbagai macam judul lagi. Masing masing nggota memegang kertas yang berbeda judul.

"Ingat ya masing-masing hanya akan ada dua orang yang terpilih dengan suara terbagus dan kekompakan nya." ucap Reyna memperingatkan.

"Dan jangan lupa kalian harus latihan terus, disini maupun dirumah." ucap Defan cowok yang tadi bertanya kepada Kinan.

Udara dingin menyelimuti tubuh Kinan yang sudah mulai membeku karena udara yang terlalu dingin.

Melihat itu Defan dengan sigap menghampiri Kinan dan memberikan jaket milik nya kepada Kinan.

Sudah jelas dengan sikap dan tatapan Sefan kalau cowok itu menyukai Kinan sejak pandangan pertama. Bahkan diri nya terus memperhatikan Kinan dari awal.

"Pake, nanti kedinginan loh." niat baik itu terhalangi karena seseorang sudah memberikan jaket kepada cewek cantik itu.

Defan melihat seseorang itu dengan tatapan tidak suka. Seseorang itu juga menatap Defan dengan tatapan datar namun aura dingin nya tidak dapat di pungkiri.

Gimana story nya? penasaran ga? hehe aku juga :") komen yang dibawah

~ happy satnight ~

Cool Boy vs Tomboy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang