Hari Minggu, seperti biasa Bryan bangun lebih pagi untuk berlari mengelilingi sekitaran komplek. Dia berlari hingga beberapa jam. Hingga ia beristirahat di taman komplek sambil melihat sekeliling. Dia mendongak ke atas. Pohon ini. Dia teringat lagi dengan gadis kecil itu.
Bryan mengistirahatkan kakiknya setelah lelah berlari. Tiba-tiba sebuah suara terdengar di telinganya. Bryan menoleh, ada Qilla yang juga sepertinya beristirahat setelah berolahraga.
"minum mas?" bryan mengambil minum yang di tawarkan Qilla untuknya.
"kalo olahraga bareng aja mas, Qilla juga suka lari-lari."
"buat apa saya ngajak kamu?"
"nggak perlu ngajak kali mas, cukup bilang kalo mau olahraga, Qilla pasti ikut."
"saya nggak mau kamu ikut."
"kenapa?"
"kamu cerewet."
"dan masnya irit ngomong."
"apa hubunganya?"
"kita saling melengkapi, hehehe.." bryan diam, percuma menanggapi Qilla. Dia tidak akan berhenti jika terus di tanggapi.
"mas aku pengen lihat masnya senyum. Boleh nggak Qilla lihat senyumnya mas, satu kali aja."
"saya nggak bisa senyum kalo deket kamu."
"iya, Qilla tau. Kenapa masnya nggak suka sama Qilla?"
"kamu aneh."
"asal cantik."
"terlalu percaya diri."
"asal pinter." Bryan melirik Qilla yang tersenyum geli menatap Bryan yang mulai jengkel.
"terlalu pinter sampe nggak ngerti kalo saya itu risih sama kamu."
"dan saya nggak ngerasa ke usir dengan sindiran mas itu. apa lagi mas?"
"kamu nggak punya malu."
"cocok sama mas yang malu-maluin. Hahahaha... Qilla pergi dulu mas, ada kompor yang mau meledak!" Qilla berdiri lalu lari dari Bryan yang masih melotot tak percaya Qilla bilang dia malu-maluin.
---
Bryan kembali ke rumahnya. Dia melihat tante Riana dan suami sedang berbincang di beranda rumah. Bryan mengangguk singkat menyapa sambil tersenyum lalu membuka gerbang rumahnya sendiri. Setelah ada di dalam, ia masuk lalu mengambil air dingin untuk minum dari kulkas.
"eh By! Tolong anterin ini buat Riana sama mas Jovan. Tadi sebenernya mama mau nyuruh Rikkie buat nganter tapi Rikkie keburu main ke rumah pac-" Bryan mengangkat sebelah alisnya.
"maksud mama itu, ah!! Udah nih anter!"mama kenapa deh?
Bryan menerima rantang yang mamanya sodorkan. Lalu Bryan mulai melangkah keluar rumah dan memencet bel rumah Qilla. Tak lama mbok Isah keluar membukakan gerbang.
"pagi mbok, mau anterin makanan dari mama."
"oh iya den, masuk dulu."
Bryan lalu melangkah masuk ke rumah itu. tapi dia berhenti saat melihat Qilla sedang duduk di ruang tamu dengan seorang laki-laki. Bryan menatap datar pemandangan itu.
"eh mas Bryan! Mau nemuin Qilla ya? Mau ngajak jalan? Aduh tapi Qilla belum mandi gimana dong?"
"siapa yang mau ngajak kamu jalan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
RomanceMengenalmu, mencintaimu, berjalan bersama mu mengajarkanku banyak hal. Termasuk bagaimana caranya aku membencimu. Aku pikir dengan membencimu aku akan dengan cepat kehilangan semua rasa rinduku bersama mu. Tapi ternyata tidak, aku terjebak dalam a...