Bryan tersenyum, dia teringat lagi awal dia berpacaran dengan Qilla. Hampir setiap hari dia tertawa. Tingkah polos Qilla, keterbukaan Qilla menyampaikan sesuatu, kejujuranya dan keluguanya seakan membuat Bryan selalu ingin melindunginya.
Sejak semalam setelah Bryan dan Qilla resmi berpacaran senyum selalu terpatri di wajah cantik Qilla. Seperti pagi ini Qilla yang sudah duduk di bangku kelas 12 di antar oleh Bryan. Bryan juga tersenyum, melihat wajah Qilla yang yang bersinar seakan seperti virus hingga Bryan juga tertular untuk tersenyum.
"seneng banget." Celetuk Bryan saat mereka sudah berada dalam mobil menuju sekolah Qilla.
"seneng dong, kan udah nggak jomblo lagi. Nggak ngenes lagi, nggak malem mingguan sendiri, hp nggak sering sepi lagi, nggak sering scroll beranda doang sekarang udah ada yang suka ngechat ngajak ngobrol, hehehe.." bryan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"kamu suka pacaran sama saya cuman karena itu?"
"nggak dong. Qilla suka waktu di peluk sama mas Bryan."
"kenapa?"
"enak, hehehe.."
"terus kamu suka di apain lagi?"
"lhah emang Qilla mau di apain sama mas nya? Jangan ah! Qilla masih SMA! Nggak boleh, halalin dulu baru sah di apa-apain juga!"
"emang kamu mau saya nikahin?"
"mau!" mata Qilla berbinar senang. "tapi nggak sekarang. Qilla kan masih SMA, masih unyu, belum siap jadi ibu. Kalo jadi istri sih udah.. hehehe.."
"gitu ya? Jadi kalo udah lulus SMA mau saya nikahin?" Qilla mengangguk polos, membuat Bryan tak urung tertawa.
"jadi kalo udah sah boleh nih di apa-apain?" Bryan semakin gencar menggoda Qilla yang masih bingung dengan arah pembicaraan Bryan.
"emang Qilla bisa di apain kalo udah di sah-in?" bryan tergelak lagi kali ini lebih keras, sumpah bisa awet muda kalo punya pacar kayak Qilla, apalagi kalo setiap hari ketemu, punya istri kayak Qilla enak kali ya? Di ajak main apa aja pasti mau-mau aja, nurut-nurut aja, ini nih.. calon istri yang baik, nurut sama suami.
"kok ketawa sih? Cie... lagi mikirin gimana kalo Qilla yang jadi istri masnya ya? Kayak Qilla yang mau aja sama masnya?"
"mau nolak maksudnya?"
"Qilla nggak mau nikah sama masnya?!" Bryan melotot tak percaya Qilla tiba-tiba teriak.
"kenapa?"
"Qilla nggak mau nikah sama om-om." Bryan melotot! Lhah? Di umur yang masih ke 22 tahun dia di panggil om? Gila!
"tapi kalo om-omnya ganteng kayak mas, Qilla mah rela aja sih... hehehe.." bryan menghela nafas, dia pikir apa tadi? Dia lalu ikut tertawa.
"rela di apain?"
"rela di tembus!"
"kok di tembus?"
"iya di tembus, di cintai di sayangi di perhatiin sampe tembus nusuk ke hati."
---
"gila lagi kan ni anak." Bryan mendongak menatap Chokky yang geleng-geleng kepala. Bryan semakin tertawa, dia benar-benar teringat hal-hal lucu mengenai Qilla dan dirinya.
"keinget sama anak orang lagi?" bryan mengangguk sambil tertawa.
"kenapa? Kepo nih gue! Lo nggak pernah cerita kenapa lo ketawa."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
RomanceMengenalmu, mencintaimu, berjalan bersama mu mengajarkanku banyak hal. Termasuk bagaimana caranya aku membencimu. Aku pikir dengan membencimu aku akan dengan cepat kehilangan semua rasa rinduku bersama mu. Tapi ternyata tidak, aku terjebak dalam a...