"hei.. bangun sayang.. nggak mau lihat saya? Katanya kangen?"
Suara itu.. suara yang Qilla rindukan. Qilla sekarang bedo'a agar dia bisa menyusul ke alam di mana Bryan tengah tersenyum ke arahnya sekarang. Tidak papa jika dia harus meninggalkan tempatnya sekarang. Asal dia masih bisa bersama dengan Bryan.
"jangan tidur terus.. ini sudah siang.. kalo kangen bangun dong.. nanti kita nikah terus merealisasikan proker cucu kesebelasan buat papa Jovan dan papa Wardana."
Qilla menangis, dia benar-benar tidak mau bangun. Kalau dengan tertidur bisa mendengar suaranya, maka Qilla akan memilih untuk terus tertidur saja.
"heih.. kok nangis sih? Gimana kita bisa nikah kalau kamu tidur gini? Kamu mimpi apa sih sayang? Bahkan dalam mimpi pun kamu masih bisa nangis?"
Seketika mata Qilla terbuka saat kehangatan itu dia rasakan tengah menggenggam tanganya.
"mas?"
Qilla bisa melihat senyum itu lagi..
"kamu udah sadar?"
"mas nggak mati?"
"gimana bisa mas mati tapi masih di sini?" Bryan tertawa, mendengar pertanyaan Qilla. Sekarang dia tau kenapa Qilla menangis dalam mimpinya.
"sini! Katanya kangen?" bryan merentangkan tanganya.
Qilla tidak peduli lagi, Qilla menghambur ke pelukan Bryan yang tengah terduduk di kursi roda.
"sstss, udah jangan nangis lagi. Mas nggak kemana-mana.. cinta saya di sini.. lalu kenapa saya harus pergi?" bryan tersenyum, dia sekarang tau kenapa Qilla terus saja mengigaukan namanya. Meracaukan kalimat 'jangan pergi' dan 'nggak mungkin'.
"heh! Lepas! Masih belum sah! Belum halal kok udah peluk-pelukan." Cerca papa Jovan.
"ya tinggal halalin." Jawab Qilla enteng, masih dalam pelukan Bryan.
"kamu itu Qill, genit bener jadi cewek. Baru sadar udah nemplok aja kamu." gerutu papa Jovan.
"sst Qill? Udah jangan nangis lagi, kita nikah bulan depan. Okey?" Qilla melepas pelukanya, masih ada bekas air mata di pipinya. Menatap Bryan bingung.
"emang Qilla pernah nerima lamaranya mas?"
Semua yang ada di ruangan itu tertawa, Chokky, Rikkie, papa Jovan, papa Wardana, mama Alisa, dan mama Riana. Saling tertawa mengejek Bryan yang terlalu pe-de.
"ngarep bener kalo Qilla langsung mau sama lo By! Ngarep jangan ketinggian sakit kan jatuhnya?" ejek Chokky.
"Qill.."geram Bryan.
Qilla terkekeh," iya, Qilla nggak pernah nerima lamaranya mas Bryan, soalnya tanpa di lamar pun Qilla juga bakalan nerima! Hehehe!"
Bryan tersenyum menang.. mendongak angkuh ke arah keluarga yang tadi menertawakanya.
"QILLA! Kok gampang banget sih luluhnya!" teriak mereka semua bersamaan.
"namanya juga cinta.." jawab Qilla sambil cengengesan.
---
2 hari kemudian, pernikahan Kelvin dan Gladis di gelar. Bryan memaksa ikut untuk memastikan kebenaranya. Dan setelah melakukan pengecekkan kondisi Bryan. Akhirnya dokter memperbolehkan Bryan untuk pulang. Tapi Bryan tidak boleh terlalu kelelahan karena kondisinya yang belum sembuh total. Mereka sekarang sedang berada di tengah acara pernikahan itu. qilla mendorong kursi roda Bryan sambil tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
RomanceMengenalmu, mencintaimu, berjalan bersama mu mengajarkanku banyak hal. Termasuk bagaimana caranya aku membencimu. Aku pikir dengan membencimu aku akan dengan cepat kehilangan semua rasa rinduku bersama mu. Tapi ternyata tidak, aku terjebak dalam a...