PART 18

295 16 1
                                    



Bryan kembali ke kantornya dan langsung di serbu pertanyaan dari temanya sekaligus sekertarisnya itu. bryan menghela nafas, dia tau sahabatnya itu pasti sangat kepo ingin tau apa yang sebenarnya terjadi.

"mereka sudah baikan, Zahra tidak pernah mengugurkan bayinya. Dia hanya salah paham saja."

"okey.. ntar aja gue tanya langsung ke orangnya. Lo sekarang ada meeting redaksi terus habis ini lo ada tinjau lokasi."

"untuk tinjau lokasi biar Chris saja di temani tim, gue nggak ikut. Gue bakal pulang duluan, dan bilangin, gue tunggu laporanya aja."

"oke."

Bryan akhirnya berlalu ke ruang rapat untuk memulai rapat. Yang bagusnya berlangsung 2 jam lamanya. Setelah masuk ke dalam ruanganya, dia di kejutkan oleh Chris yang tengah menunggunya di sofa ruanganya.

"kamu nggak kerja Chris?"

"aku menunggumu, kenapa nggak ikut tinjau lokasi?"

"oh, aku mau pulang cepat. Aku merindukan istriku."

"aku baru tau kamu nggak profesional dalam bekerja By." sindir Chris.

"aku bosnya." Jawab Bryan acuh, lalu meninggalkan Chris yang menghentak kesal.

---

Bryan telah sampai di runahnya tapi saat itu rumah sedang sepi. Tidak ada Qilla di manapun. Bryan mungkin sudah di penuhi pikiran dan presepsi buruk sekarang. Mencoba tenang, Bryan menghembuskan nafas. Qilla tidak akan meninggalkanya.

"Qilla kamu di mana sayang?" tanya Bryan saat dia menelpon Qilla.

"aku ada di restonya kak Rikkie."

"ngapain??" tanya Bryan gusar. Hingga tak sadar bahwa nadanya meninggi.

"kamu bentak aku?" tanya Qilla dengan suara serak.

Bryan melotot, astaga? Apa Qilla menangis? Bodoh!

"tidak sayang... aku hanya bertanya? Astaga.. oke maafkan aku.. aku jemput sekarang ya... jangan nangis.."

"nggak mau aku nggak mau di jemput kamu, aku mau sama kak Rikkie aja."

"Qilla aku sudah bilang aku nggak suka kamu terlalu dekat dengan Rikkie. Aku jemput kamu sekarang."

"terserah kamu."

Tut tut tuut

Bryan melongo, lhah? Gini amat ngadepin bini hamil?

---

Bryan sudah sampai di restoran dan langsung menuju dapur Rikkie. Dia bisa melihat Rikkie dengan balutan baju putih khas koki sedang mengawasi pegawainya.

"dimana Qilla?"

Rikkie yang terkejut mendengar suara kakaknya spontan menoleh. Terpikirkan oleh Rikkie akan mengerjai kakaknya, dia pun tersenyum mengejek.

"kenapa? Qilla lebih betah sama gue kak." Bryan menggeram marah.

"gue tanya dimana Qilla?"

"wuiz! Santai dong kak! Ayo ikut gue." Rikkie langsung menggulung lenganya sampai siku dan keluar dari dapur sebelum dapurnya hancur karena kemarahan kakaknya itu. rikkie membawa Bryan ke ruanganya dan menemukan Qilla yang tengah tertidur.

"tuh! Kakak ipar gue yang paling cantik, lagi tidur. Dia tadi sendirian di rumah, ya udah gue bawa aja ke resto." Bryan mengangguk lalu mengisyaratkan kepada Rikkie agar meninggalkanya. Rikkie mendengus tapi ia menuruti kakaknya untuk keluar.

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang