PART 8

379 21 0
                                    


Chikko geram, dia menoleh menatap tajam Bryan. Bryan diam, tatapanya dingin. Tapi dalam hatinya dia mengkhawatirkan Qilla. Tapi otaknya sungguh menolak keinginan hati Bryan, dia belum bisa menerima bahwa Qilla menghianatinya.

"jangan ngerengek ke gue kalo lo kehilangan sesuatu." Kata Chokky sambil berlari mengejar Qilla.

"Qill! Tunggu!" Qilla berbalik melihat Chokky. Lalu tanpa bertanya Chokky menyentuh kening Qilla.

"lo panas Qill, beneran lo nggak papa?"

"nggak papa kak, Qilla cuman kecapekan." Jawab Qilla lirih.

Baru dua langkah Qilla berjalan, tubuhnya sudah ambruk. Bryan dan Chokky terkesiap. Chokky berlari menghampiri Qilla begitu pula Bryan. Baru saja Chokky akan mengangkat tubuh Qilla, Bryan sudah mengambil alih. Persetan dengan penghianatan Qilla, dia masih mencintainya.

Bryan berlari ke arah mobil yang dengan sigap di siapkan Chokky. Meninggalkan Zhara yang masih kebingungan. Bryan panik, Qilla tertidur di dekapanya. Chokky menyetir di depan dengan kecepatan tinggi, keduanya panik. Bryan mendekap tubuh panas Qilla erat, mencium aroma tubuh gadis itu. menyimpanya, berharap akan bisa dia ingat selama mungkin.

"bangun, saya nggak mau pisah sama kamu dalam keadaan kayak gini." Gumam Bryan.

"kamu sakit biar saya perhatiin kamu kan? udah ini saya sedang merhatiin kamu. bangun, nggak usah sakit lagi, saya nggak suka."

"kamu katanya nggak bakal marah sama saya, ya terus kenapa bisa sampai sakit gini?"

"goblok bener lo jadi laki, gue malu tau nggak punya temen kayak lo." celetuk Chokky menghentikan racauan Bryan.

"dia selingkuh dari gue gue udah lihat sendiri, bukan cuman dari foto yang dikirimin suruhan gue."

"dan lo langsung percaya?" Bryan memilih diam.

---

Qilla sudah di tangani oleh dokter. Bryan pun sudah memberi kabar kepada Jovan, dan papa Qilla itu sudah dalam perjalanan ke rumah sakit.

"jauhi anak saya." Kata Jovan begitu sampai di rumah sakit.

"saya tau semua kejadian semalam, dan nggak ada satupun seorang ayaj yang terima anak perempuan yang dia besarkan di cap sebagai gadis murahan dan pembohong. Kamu kenal anak saya masih berapa lama udah berani ngomong kayak gitu ke anak saya?"

"kehidupan kamu terlalu sempurna, keluargamu pun tidak pernah mengalami prahara. Lalu bagaimana kamu tau apa yang telah Qilla lewati hingga bisa sampai di titik ini?"

"kembalilah ke kantormu, saya sudah di sini. Qilla tidak membutuhkan kamu." bryan diam sejenak. Ada perasaan bersalah dan kebingungan dalam hatinya untuk memahami kalimat Jovan.

"kalau begitu saya permisi, maafkan saya."

Bryan menghela nafas. Itu halaman terakhir buku diary Qilla. Dia tersenyum sendu. Akhirnya dia memilih untuk tertidur untuk mempersiapkan pertemuanya dengan keluarga Qilla.

---

Bryan terbangun pagi. Dia hanya bisa tertidur selama 3 jam. Ia lelah, sangat. Setelah mengurus perusahaan, perjalanan Jakarta-Kediri dan sekarang dia harus pergi menemui Qilla. Dia tidak peduli. Dia harus menemui Qilla. Dia sangat merindukan gadis itu. ia pun segera bersiap, pergi ke alamat kediaman keluarga Riana. Bryan tersenyum di antara rasa lelahnya.

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang