PART 13

361 17 0
                                    


Keesokan harinya Bryan bersikap seolah dia masih menunggu kedatangan Qilla seperti biasa. Tapi saat Bryan keluar dari rumahnya. Dia bisa melihat Qilla menatapnya dengan binar di matanya. Qilla tersenyum lebar. Bryan juga tersenyum rasa rindunya semakin membuncah dalam dadanya. Ingin dia memeluk gadis itu saat ini juga demi meredam sesuatu yang sedang berkobar dalam dada.

Qilla berlari ke arah Bryan yang tengah berdiri di samping mobilnya. Membuka gerbang rumah yang tidak di kunci. Menghambur ke palukan Bryan.

"kangen.." gumam Qilla di dada bidang Bryan. Hati Bryan menghangat.

"kalo kangen kenapa baru datang.." tanya Bryan lembut.

"oh, nyiapin pernikahan." Jawab Qilla enteng. Seketika tubuh Bryan menegang. Perlahan Bryan melepas pelukanya.

"dengan siapa?" tanya Bryan dingin.

"Kelvin." Dada Bryan berkobar tak mampu mengatakan apapun sekarang.

"saya ada pekerjaan, kamu siapkan saja pernikahan itu. saya akan pergi." Nada Bryan berubah, Bryan sadar dia harus pergi sekarang sebelum kemarahanya menyakiti hati maupun fisik Qilla.

"iya udah, Qilla juga agak sibuk sih satu bulan gara-gara pernikahan ini.. ya udah ya mas.. sampai ketemu nanti malam.." Bran tidak menjawab. Dia langsung masuk ke dalam mobil dan mulai melajukan mobilnya menembus kepadatan jalan raya.

Sedangkan Qilla masuk ke dalam rumah Bryan.

---

Bryan kembali tenggelam ke dalam pekerjaan. Hingga sampai pada waktunya istirahat makan siang, Bryan tak mempedulikanya. Dia tetap berkutat dengan dokumen-dokumen perusahaan dan juga berkas kerja sama.

"nggak makan lo?" tanya Chokky.

"nanti."

"ada apa lagi sih By? akhir-akhir ini lo aneh tau nggak."

"nggak."

Chokky menghela nafas, dia tahu temanya sedang ada masalah.

"nggak usah kayak anak SMA yang lagi patah hati lo! lo kan udah nggak pakek kolor pikachu lagi! Lo juga udah nggak minum susu formula lagi! Jadi stop bersikap bodoh! Ngomong dan klarifikasi ada apa? Jangan diem, ngambek, marah-marah nggak jelas kayak cewek menstruasi!" sembur Chokky.

Bryan menghentikan jemarinya yang tengah menari di laptop kerja miliknya. Bukan Bryan tidak mau membicarakanya, dia hanya belum siap.

"gue belum siap cerita."

"fix! Lo kesurupan kuntilanak yang mati pas lagi patah hati."

"kenapa lo nggak ngomong? Cerita ke gue By.. gue bukan cenayang yang bisa baca pikiran dan masalah yang nimpa lo."

"Qilla mau nikah."

"apa?!"

"sama Kelvin."

"cowok yang kata lo mau di jodohin sama Qilla?" bryan mengangguk, membuang muka.

"lo udah tanya ke Qilla?"

"tanpa gue tanya dia juga udah ngomong ke gue kalo dia sibuk karena pernikahanya. Selama satu bulan ini. Dan minggu depan, gue bakalan bener-bener kehilangan dia. Mungkin emang bener, Qilla bukan takdir gue. Qilla terlalu baik buat gue. Bahkan setelah gue sakitin dia bahkan masih mau nerima gue. Itu mustahil Chok..

"dia mungkin nerima gue lagi, tapi nggak sama papanya. Nggak ada seorang ayah yang akan memaafkan seorang laki-laki yang melukai hati anak gadis yang dia besarkan dengan kasih sayangnya. Nggak ada chok. Ini akhirnya, gue harus bener-bener menyerah buat Qilla."

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang