3. Teman Sekamar Baru

28.7K 3.9K 632
                                    

Disclaimer : Harry Potter dan seluruh dunia sihir milik JK Rowling. Jalan cerita milik Stars-and-Stones. Aku cuma mau berbagi kelucuan, keimutan cerita ini ke kalian semua *hughug*
-------------------------------

"DIA AKAN TINGGAL BERSAMA KITA?! TAPI KENAPA?!"

Draco mengerang saat mendengar suara lengkingan Pansy.

Ketika Draco dan Harry keluar dari ruangan kepala sekolah, seluruh penghuni kastil sudah tau tentang masalah yang menimpa Harry juga Draco.

Draco yang membawa Harry ke asrama Slytherin, tidak menyangka kalau sesampainya ia di asrama, dirinya langsung dibombardir berbagai pertanyaan yang kebayakan berasal dari mulut Pansy dan Blaise. Padahal sekarang sudah jam sepuluh malam! Demi celana Merlin!

Pansy dan Blaise memaksa Draco menceritakan seluruh kejadian. Draco menceritakannya -walaupun tidak secara detail- dari perintah Dumbledore sampai pukulan Ron, dan sekarang reaksi Pansy cukup membuatnya emosi. Harry sendiri sudah mencari tempat perlindungan di belakang jubah Draco, mengintip ke arah Pansy dengan ketakutan dari samping kaki Draco.

"Karena seluruh situasi ini sudah cukup mengerikan untukku!" Bentak Draco. "Aku tidak menyukai ini, kalau kau belum paham juga! Dan aku tidak mau kau menunjukan sikap menyebalkanmu pada Potter! Dia tidak hanya terlihat seperti anak kecil, tapi dia benar-benar berpikir kalau dirinya berumur tujuh tahun! Dia tidak ingat apapun setelah ulang tahunnya yang ke tujuh. Perlakuan kasar sekecil apapun akan membuatnya menangis. Aneh memang, tapi aku tidak peduli karena aku tidak mau berurusan dengan Potter yang menangis!"

Draco melirik Harry yang menyembunyikan wajah di jubah belakangnya karena ketakutan.

"Lanjutkan Pans. Terus naikkan volume suaramu, aku berani taruhan dia akan trauma. Dia tidak suka orang berteriak."

Pansy menggeram namun terhenti ketika dia merasakan ujung jubahnya ditarik pelan. Ia melihat ke bawah dan matanya bertemu dengan sepasang mata hijau lebar yang menatapnya memohon, mata indah itu hampir tertutup oleh kacamata yang kebesaran.

"Pwease jangan mawah." Harry memohon. "Aku selalu menjadi anak yang baik dan tidak menghabiskan banyak tempat, aku tidak akan membuat apapun menjadi bewantakan, aku bewjanji! Tapi pwease jangan mawah padaku."

Raut wajah Pansy melembut setelah 'sesi' puppy eyes Harry. Pansy sendiri sekarang tengah perang batin dengan dirinya selama beberapa detik, sebelum akhirnya mengalah dan berlutut untuk memeluk Harry yang ketakutan.

"Ohhhhhh! You poor thing! Kau pasti sangat ketakutan. Melihat aku berteriak seperti itu pada Drake, juga dengan semua yang terjadi padamu hari ini."

Blaise mendengkus.

"Pans, anak ini Harry Potter! Kau tau, si bodoh yang kita benci? Orang idiot yang sudah menjadi musuh kita sejak umur 11 tahun? Orang yang sama yang sudah menyelamatkan dunia ini dari Pangeran Kegelapan? Aku pikir dia bisa menangani urusan menjadi 'bayi'nya sendiri, tanpa perlu belas kasihanmu."

"Blaise! Dia itu anak kecil!"

"Aku bukan anak kecil! Aku sudah tujuh tahun!" Harry berteriak menantang.

Pansy tertawa kecil.

"Tujuh tahun, tapi menurutku kau masih kecil, manis. Jangan khawatir. Besok hari minggu, jadi kita bisa bermain seharian, aku berjanji. Aku sudah menyelesaikan semua tugasku, jadi aku bisa menghabiskan waktuku dengan bermain bersamamu!" Kata Pansy bersemangat.

Baby Mama Drama [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang