Disclaimer : Harry Potter dan seluruh dunia sihir milik JK Rowling. Jalan cerita milik Stars-and-Stones. Aku cuma mau berbagi kelucuan, keimutan cerita ini ke kalian semua *hughug*
-------------------------------Lima puluh lima menit selanjutnya, Harry sedang dalam perjalannya ke Ruang Kebutuhan. Dia berlari kecil melewati koridor-koridor kastil. Jantungnya berdetak kencang disetiap langkah yang dia ambil.
'Bagaimana kalau aku sampai lebih cepat darinya?' Batinnya khawatir. 'Bagaimana bisa aku tau dekorasi ruangan yang dia suka? Haruskah ada kasur? Apakah aku butuh Madam Pomfrey? Crap! Dia akan menendang bokongku, aku yakin! Oh shit, oh shit, oh shit. Apa yang harus aku lakukan?'
Beruntungnya, ketika Harry sampai di koridor lantai tujuh, pintu kayu besar sudah terlihat. Harry sedikit ragu ketika menyentuh gagang pintunya.
'Haruskah aku mengetuk?'
Menggelengkan kepalanya karena pertanyaan bodoh yang otaknya buat, Harry mendorong pintu itu dan masuk. Pintu di belakangnya, secara otomatis, tertutup sendiri.
Melihat sekeliling, Harry tidak terkejut ketika matanya hanya menangkap warna hijau Slytherin yang dingin, tapi anehnya, Harry merasa berada dirumah.
Secara menyeluruh, ruangan ini sangat mirip dengan ruang rekreasi Slytherin. Dengan satu sofa panjang dan beberapa kursi kecil yang mengelilingi perapian yang menyala liar.
"Aku hampir berpikir kalau kau tidak akan datang."
Mata Harry langsung mengarah pada pemuda pirang yang sudah mengurusnya selama empat bulan.
Draco duduk ditengah sofa empuk, matanya tidak fokus menatap api yang membara, sementara tangannya mengenggam cangkir yang Harry yakin berisi kopi.
Rasanya seperti bernafas dengan udara pegunungan, melihat Draco lagi. Harry dengan cepat menatap rambut pirangnya -yang sedikit berantakan- mata silver kebiruannya -yang sedikit merah- tangan panjang dan pucatnya -yang sedikit gemetar- serta bibir merahnya yang menutupi gigi putihnya dengan sempurna.
Draco berpakaian cukup santai, dengan sweeter berwarna khas Slytherin, celana panjang hitam ditambah sepatu mengkilapnya. Dia terlihat sangat tampan.
"Maksudku.." Sambung Draco yang masih menatap kosong perapian dihadapannya. "Aku benar-benar bersikap menyebalkan padamu seminggu ini. Aku yakin aku tidak akan pergi menemuimu jika aku jadi kau."
Harry mengangkat bahunya, mengalihkan berat badannya ke kaki satu dan ke kaki lainnya.
"Aku mengerti. Aku mulai terbiasa dengan sikapmu. Dan lagipula, aku sudah terbiasa dengan orang-orang yang mengabaikanku, terutama di tahun kelimaku."
Sebuah senyuman kecil tapi terlihat sarkastis dengan perlahan menghiasi wajah Draco.
"Ya, aku percaya padamu." Kata Draco sebelum menepuk-nepuk sofa disampingnya. "Well, ayo, kemarilah, duduk. Kita punya banyak masalah yang harus diselesaikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Mama Drama [Completed]
FanficSTORY : Stars-and-Stones COVER : nipye Draco dan Harry sekali lagi sedang perang mantra. Tapi apa yang terjadi jika salah satu mantra yang Draco luncurkan salah? Dan akibatnya Draco harus menjaga Hawwy yang sakit? ©Copyright 2010 by Stars-and-Stones...