Disclaimer : Harry Potter dan seluruh dunia sihir milik JK Rowling. Jalan cerita milik Stars-and-Stones. Aku cuma mau berbagi kelucuan, keimutan cerita ini ke kalian semua *hughug*
-------------------------------Minggu selanjutnya berlalu dengan cepat. Remus dan Sirius berkunjung setiap akhir pekan, dan selalu membawa Teddy bersamanya.
Teddy -seperti Harry- langsung menyukai Draco, dan Teddy juga selalu mengubah warna rambutnya menjadi blonde setiap kali bermain bersama Draco dan Harry.
Harry sendiri sangat senang bermain dengan teman baru yang seumuran dengannya, walaupun Draco yakin Harry masih merasa tidak enak setelah secara tidak sengaja mendorong Teddy sampai jatuh dari atas kasur.
Remus terus melanjutkan pelajaran menggunakan pistolnya dengan Draco, dan tidak lama, Draco sudah bisa menggunakan pistol -tanpa melukai wajahnya lagi- dengan baik. Draco perlu banyak perbaikan dicara membidiknya, bidikannya masih selalu sedikit meleset.
Remus tetap tidak mengizinkan Draco memiliki pistolnya sendiri. Walaupun Draco sudah memberikan sejuta alasan kalau dia akan berhati-hati, Remus tetap tidak mengizinkannya. Menurut Remus pistol ini sangat berbahaya, dimana Draco balas dengan dengkusan saat mendengar jawaban itu.
"Tidakkah kau mau mengambil tongkatku juga? Bukankah tongkat sihir juga berbahaya?" Kata Draco sarkastis.
Remus hanya membalasnya dengan tatapan. Tatapan yang semua orang tua pasti bisa melakukannya. Tatapan yang berkata 'Jangan mencoba-coba menguji kesabaranku atau kau akan menemukan dirimu bangun dipagi hari dan tongkatmu sudah tidak ada.'
Hubungan Harry dengan para Gryffindor sudah mulai membaik. Dia sangat menyukai waktu membacanya dengan Granger. Harry bahkan sudah mengizinkan Weasel membantu Blaise mengajarinya cara bermain Quidditch dengan benar.
Draco sebenarnya dengan senang hati membantu, tapi Blaise pernah membentaknya suatu hari.
Katanya, kalau Pansy berperan seperti 'Ibu' bagi Harry, itu berarti dirinya akan segera dilupakan. Dengan Draco yang berperan seperti 'Ayah'nya, kemungkinan besar, itu pasti terjadi.
Jadi Blaise ingin menunjukkan pada 'Bitsy Potter' -panggilan Blaise pada Harry yang diucapkan dengan dengusan penuh kasih sayang- kalau dirinya bisa bermain Quidditch lebih baik daripada Draco.
Blaise bilang kalau dia hanya tidak mau Potter menghinanya saat Potter kembali keumur aslinya, tapi Draco yakin kalau sebenarnya Blaise menikmati waktunya bersama Harry.
Para Gryffindor lainnya sangat suka bercerita tentang aksi hebat Harry saat dia berumur delapan belas tahun.
Saat pertama kali mendengarnya, Harry merasa sangat tidak nyaman, dia sempat berpikir kalau dirinya pasti tidak terlalu baik saat dia masih kecil. Dan Draco akan memutar matanya setiap kali mendengar para Gryffindork yang terus menerus bercerita bagaimana hebatnya Anak Emas mereka itu.
Dan pada akhirnya, saat cerita kepahlawanna Harry selesai, para Gryffindor pindah kecerita 'Bagaimana mereka harus menunduk dengan cepat setiap kali ada Harry didekat mereka'. Karena sepertinya, Harry secara tiba-tiba akan melepar benda apapun didekatnya dengan kecepatan luar biasa kencang saat ada sesorang yang berani mengusiknya.
Mereka juga bercerita kalau Harry pernah memantrai seluruh penutup kasur kamar anak perempuan supaya tidak bisa dibuka. Alasanya, karena Harry tidak tahan lagi mendengar para gadis merengek tentang bagaimana buruknya wajah mereka saat bangun tidur. Mungkin, logika Harry berpikir seperti ini : kalau semua gadis tidak bisa keluar dari tempat tidur, berarti mereka tidak bisa melihat ke cermin disebelah kasur, dan jika itu terjadi, maka tidak akan ada lagi rengekan yang keluar.
![](https://img.wattpad.com/cover/174769042-144-k222653.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Mama Drama [Completed]
FanfictionSTORY : Stars-and-Stones COVER : nipye Draco dan Harry sekali lagi sedang perang mantra. Tapi apa yang terjadi jika salah satu mantra yang Draco luncurkan salah? Dan akibatnya Draco harus menjaga Hawwy yang sakit? ©Copyright 2010 by Stars-and-Stones...