2. Jangan Pukul Dwaco

30.9K 4K 732
                                    

Disclaimer : Harry Potter dan seluruh dunia sihir milik JK Rowling. Jalan cerita milik Stars-and-Stones. Aku cuma mau berbagi kelucuan, keimutan cerita ini ke kalian semua *hughug*
-------------------------------

Dumbledore tersenyum ramah ke arah anak kecil yang duduk dihadapannya.

Versi kecil Harry Potter sedang duduk di kursi yang terlihat sangat kebesaran untuknya, bahkan kakinya saja tidak menyentuh lantai. Tangannya terlipat rapi dipangkuan sedangkan matanya memandang sekililing ruang Dumbledore dengan mata hijau besar yang penuh dengan penasaran, melihat dengan penuh minat pada setiap koleksi benda sihir yang mengisi ruangan kepala sekolah.

Dumbledore mengalihkan perhatiannya ke arah remaja berambut pirang yang duduk disamping Harry, terlihat jelas kalau dia sangat tertekan.

"Fawkes." Kata Dumbledore, mata biru yang menusuk itu tidak pernah meninggalkan wajah Malfoy.

"Tolong pergi dan beritau Profesor McGonagall dan Profesor Snape kalau mereka sangat dibutuhkan diruanganku, segera. Dan katakan pada mereka apa yang selalu aku katakan ketika Harry datang ke ruanganku dengan keadaan tidak menyenangkan."

Fawkes mengeluarkan suara nyaringnya yang indah, tanda kalau dia paham dengan perintah Dumbledore. Kemudian meninggalkan ruangan dengan cara menghilang di tengah cahaya merah keemasan yang terang. Sangat mendramatisir. Draco yakin kalau Fawkes melakukan itu hanya untuk menghibur Harry.

Anak kecil disamping Draco menahan nafasnya terkagum, terlihat sedang berusaha keras supaya tidak bertepuk tangan.

"Cerita yang sangat menarik yang barusan kau ceritakan padaku, Draco." Kata Dumbledore geli.

"Tapi aku takut, kita tidak bisa menghilangkan mantra di tubuh Harry dengan mantra yang lain. Tetapi tidak perlu khawatir, aku tau beberapa ramuan yang bisa mengembalikan Harry ke kondisi awal, walaupun harus memakan waktu yang lama untuk membuatnya. Tapi sebelum itu, aku ingin menunggu Minerva dan Severus terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Menjadi Master Ramuan membuat Severus mengetaui ramuan langka yang aku sendiri bahkan tidak tau."

"Baik, kepala sekolah." Jawab Draco pelan.

Draco tau dia sedang berada di dalam masalah yang besar. Bahkan dia sendiri tidak akan terkejut jika nantinya dia dikeluakan.

Itulah, kesempatan satu-satunya Draco untuk mengembalikan nama baik keluarga Malfoy setelah peperangan hancur. Hancur karena Draco tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menggangu Potter saat dia melihat pemuda itu menangis di tengah koridor.

Potter punya hak untuk bersedih dan berduka cita. Tapi Draco tetap menjadi Draco yang tidak bisa melihat Potter dengan tenang sedikitpun atau dia akan mengejeknya dan membuat masalah yang sudah ada bertambah buruk.

Dumbledore mengarahkan perhatiannya lagi ke arah Harry.

"Kau pasti sangat kebingunggan."

Wajah Harry memerah dan dia menganggukkan kepalanya perlahan. Terpesona dengan penyihir hebat dihadapan. Tidak ada yang pernah berlaku baik padanya. Dan orang tua dihadapannya sangat baik. Dia memberikan Harry coklat besar berlebel Honeyduks, yang merupakan makanan terenak yang pernah Harry makan. Tidak menyinggung kalau coklat itu adalah makanan manis pertama yang pernah dirinya makan.

Harry sangat menyukai orang tua itu.

"Berapa umurmu Harry?" Tanya Dumbledore.

Baby Mama Drama [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang