18

73 8 0
                                        

Ada sebuah kenangan yang terbentung untuk dikenang.
Dan ada juga sebuah kenangan yang diciptakan untuk dilupakan.-kalamendung

Pagi ini Jio memutuskan untuk bangun lebih awal. Ia harus datang ke komplek rumah sebelah. Ia sudah tidak sabar untuk melihat apakah keadaan masih sama dengan dulu.
Jio berlari kecil melewati halaman rumahnya. Berharap agar mamanya tidak mendengar langkah kaki yang sejujurnya sedang tergesa-gesa.
Nafasnya berhembus lega saat ia sudah melewati jalanan komplek menuju komplek sebelahnya.
Ia mengatur nafasnya dengan duduk di kursi jalan.

"Tuhan...mudah-mudahan gadis itu belum pindah." pintanya dalam hati.
Jio melanjutkan langkahnya. Ia sadar, sepeninggalannya sudah banyak yang berubah dari tempat ini. Mulai dari tanaman-tanaman yang berubah warna karena sekarang musim hujan. Dan ada pohon yang ia ingat dulu tempat bermain ayunan, kini sudah tidak ada lagi karena pembangunan gereja. Pikirannya melayang bernostalgia tentang masa lalunya.

"Tempat ini benar-benar berubah." Jio membatin lagi. Tatapannya masih mengelilingi tiap rumah yang menurutnya sangat familiar di ingatannya.
Tubuhnya pun mengikuti bahasa kebingunan seseorang mencari sesuatu di tengah jalan. Sampai ia begitu terkejut karena ada sebuah batu yang membuatnya tersandung. Refleks kakinya menendang batu karena sudah hampir membuatnya terjatuh. Jio sedikit kesal karena tempat tujuannya belum ia temukan. Seingatnya cat rumah gadis itu berwarna putih tulang dulunya. Namun hampir semua perumahan memiliki warna cat kuning cerah. Bentuk rumahnya pun pasti akan diubah karena sudah lapuk akan waktu.

Jio menghembuskan nafasnya kasar dan memilih untuk meninggalkan tempat itu segera. Bukannya ia menyerah, tapi ia akan mencoba mencari tau dengan cara yang benar. Bukan seperti penguntit yang pagi-pagi sudah berkeliling untuk mencari rumah orang kaya. Heii! Jio juga orang kaya di perumahannya.
Jio kembali dengan langkah yang terburu-buru juga, takut sang mama khawatir karena tidak melihat putranya dirumah.

"Jio!! Kamu darimana?" teriak Dhyli menyambut kedatangan Jio yang sedikit terkejut karena suara nyaring mamanya.
Dhyli langsung mendatangi anaknya itu dan meminta penjelasan.

"Maafkan Jio ma. Tadi...aku hanya ingin jalan-jalan sebentar." jelas Jio sambil mengelus tangan mamanya.
"Jangan buat mama khawatir lagi." langsung memeluk Jio, mencoba menghilangkan rasa takutnya.Jio langsung menenangkan mamanya. Ia rasa sangat membebani mamanya dengan penyakit yang bersarang di tubuhnya itu. Karena setiap ia memandang mata mamanya, selalu ada rasa takut yang amat dalam.

Jio tersenyum dalam merenggangkan pelukannya. "Ma.., Jangan takut, Jio gak akan ninggalin mama." yakin Jio terhadap mamanya yang kini menyentuh pipi dingin putranya.
Dhyli tersenyum hangat, kemudian mengajak Jio untuk sarapan.
Dhyli memang menyadari bhwa ketakutan akan kehilangan Jio lebih besar dari rasa sayangnya kini. Ia mungkin egois terhadap putrinya karena terlalu sibuk menyayangi anak lainnya.

Masa depan mungkin tidak dapat kita prediksi. Tapi kita bisa siapkan hati, untuk kehilangan suatu hari nanti.-kala mendung

                       ***

"Selamat pagi, Kawan." sapa Gandi menepuk pundak Al.
"Eh patung! Bisa nggak, sekali aja lo jawab gue!" bentaknya meminta balasan Al.

Al mengaduk teh hangatnya dan sekilas melihat Gandi. "Dan lo bisa nggak berisik dirumah gue!?" balas Al kemudian.
Gandi meminum teh yang Al siapkan untuknya. "Hm..ya,ya, yaa." langsung menaruh gelasnya.

"By the way, lo nggak nyari kampus? Temen-temen udah pade nyari kampus tuh!" Gandi sambil meminum lagi sisa minumnya.

"Hm. Gue gak mau kuliah." jawab Al singkat.
"Emm..yaa. Gua tau sih, lo gak akan mau buang-buang waktu lo untuk masalah seperti itu." paham Gandi akan jawaban Al. Ia tau papa temannya itu pasti akan mendukung anaknya kuliah, bahkan membiayai semuanya. Harta mama Al juga cukup untuk membiayai hidup mereka 50 tahun kedepan. Tapi ia tau, Al lebih mementingkan ketenangan fikirannya dulu daripada riuh problema keuniversitasan.

MENDUNG | END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang