Gue ngerti maksud Wendy. Emang maksud dia baik, karena dia gak mau gue digosipin lagi. Digosipin adek kelas malah. Kurang ajar banget kan?
"Kak," gue manggil kak Yuta, yang sekarang duduk di samping gue sebagai pengemudi.
Kak Yuta lagi menjalankan janji. Janjinya dia traktir gue makan sehabis UN.
"Hm?" gumamnya tanpa repot menoleh ke gue.
"Kak Yuta kenal Doyoung kan? temen gue yang itu-loh,"
Kak Yuta ngangguk-ngangguk. "Kenal, yang sering anterin lo pulang akhir-akhir ini kan?"
Gue ngangguk, Kak Yuta nanya, "kenapa?"
Gue bingung, mau cerita ke kak Yuta tentang gue digosipin anak cheersleaders, tapi gue takut dia bakal nyamperin mereka dan ngancem segala macem.
Daan .. "Gapapa," ucap gue akhirnya. Belom siap.
Kak Yuta noleh sebentar, sambil ngangkat alisnya. "Gajelas banget lo."
Mobil kak Yuta terparkir sempurna. Gue memandang restoran cepat saji di depan gue dengan bingung, ini.. beneran gue ditraktir disini?
Kak Yuta lagi bercanda kan?
"Kak, serius lo mau nraktir gue disini?"
Kak Yuta, dengan tampang tanpa dosa dan bersalahnya, mengangguk enteng. "Lo suka burgernya Mcd kan? Jadi masuk gak nih?"
Ya Tuhan. Emang ya realita itu menyakitkan. Gue udah berekspektasi bakal ditraktir di tempat yang sebelumnya gak bisa gue datengin, restoran hotel kek, resto bintang 5 kek, steik daging kek, atau apa kek.
Nah ini ... Gue bahkan sering ke Mcd. Hampir seminggu sekali kalo lagi ada promo.
Gue menghela napas, "ya deh, kak. Masih untung gue di traktir."
Kak Yuta cengengesan, dia lalu ngacak rambut gue dulu kemudian berjalan mendahului gue.
"Pake Gopay cashback 40% kan mas?"
Dasar. Emang. Yang namanya Yuta tuh gak jauh dari kata hemat. Kasih gue makan aja makanan yang ber-cashback.
"Iya mas, silahkan." mas-mas kasirnya ngerahin barcode, kak Yuta langsung bayar lewat gopay tanpa komentar lagi.
Akhirnya kita nunggu makanan di sebelah kanan. Kak Yuta mah, udah senyum-senyum aja. Soalnya gue tadi mergokin dia ngelus dada. Bersyukur kali, promo cashbacknya
masih berlaku."Gue kira lo traktir makan steik daging korea, kak, eh, ternyata daging olahan cepat saji," sindir gue, ngebuat kak Yuta menjitak kepala gue, lumayan keras.
"Emang gue punya duit sebanyak itu? Yang ada gue udah dicincang sama Mama lah!"
"Ya gak usah jitak kepala gue, bego."
"Lo tuh yang bego,"
"Ya elu, ngapain jitak kepala orang?"
Kak Yuta menghela napas, "yaampun. Udah dek, bertengkarnya dirumah aja. Malu gue diliatin."
Kak Yuta melengos ninggalin gue sambil bawa nampan berisi pesananan kita. Hhh, untung kakak gue.
●●●
"Nan, bagus gak?" tanya Berlin ngelihatin kemeja cowok berwarna biru navy.
Gue lagi nemenin Berlin ke mal, karena dia mau beliin kado buat Jungwoo, pacarnya. Pas mau ajak Wendy sama Joy, mereka gak bisa ikutan. Dengan alasannya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilamar Tiba-tiba [LTY] ✔ SUDAH DITERBITKAN
Short StoryBaru ketemu dua kali udah dilamar? Nana baru aja ketemu temennya Kak Yuta, namanya Kak Tayo. Eh, salah. Kak Taeyong. Apakah Nana mau nikah sama Kak Taeyong? Mau tahu gimana perjuangan Kak Taeyong buat ngeyakinin Nana kalau dia pantes jadi suaminy...