q

21K 3.1K 120
                                    

Ini udah seminggu sejak kak Taeyong ke Paris. Selama empat hari gue sering chattingan sama dia. Walaupun pastinya kak Taeyong kecewa sama gue gara-gara kejadian sebelum dia ke Paris, dia tetep tanyain kabar gue dan tanyain gimana UN gue.

Perhatiannya kak Taeyong yang gak terkalahkan walau lawan Papa gue, perlahan membuat hati gue meluluh.

Tapi, tiga hari belakangan ini, kak Taeyong sama sekali gak ngasih kabar ke gue. Semalem gue coba test contact nya dia, tapi belom dibaca sampai sekarang.

Kak Taeyong kemana sih?

Harusnya sekarang kak Taeyong udah sampai di bandara. Tapi, udah dua jam gue nunggu, dia gak nongol-nongol juga.

Gue sibuk liatin internet, gak mungkin ada kecelakaan kan?

Kak Taeyong gapapa kan?

Apa jadwal penerbangan yang dia kasih ke gue salah ya?

Harusnya besok, bukan hari ini?


Hp gue berdering, nama kak Yuta yang gue simpen dengan nama, 'Takoyuta gak nikah2'

"Halo? Apa kak?"

"Lo dimana dek?"

"Di bandara. Kenapa, kak yut?"

"Gue denger dari temen gue hari ini Taeyong di kantornya dek. Lo gak chattingan sama dia?"

"Hah? masa? kan harusnya sekarang pulangnya kak?"

"Gatau gue. Pulang aja lo."

"Yah. Okede kak. Bye."

Gue langsung matiin telfon. Dan pesen taksi bandara dengan perasaan kesal campur lega.

Gue kesel, nungguin kak Taeyong dua jam gaada artinya. Rasanya, gue percuma mikirin tentang kak Taeyong yang enggak-enggak, yang bikin gue panik-khawatir sendirian.

Tapi, gue juga ngerasa lega. Paling nggak, kak Taeyong udah sampai dengan selamat disini.

Gue memandangi kotak karton yang terbungkus kertas kado yang gue keluarin dari dalam tas kecil gue. Sorry ya, hari ini kamu belom ketemu pemilik yang sebenernya.

Hm, jadi gini ya rasanya di kecewain.



●●●




Lima Minggu setelah UN, sampai juga di hari bersejarah gue. Hari tes masuk ke sekolah kedinasan.

Ada Mama sama Papa yang nunggu gue tes tulis. Ada juga Kak Yuta sama Haechan yang semangatin gue tanpa henti padahal gue yakin mereka lebih nervous daripada gue. Tapi, tes gue kali ini gak ada kak Taeyong yang tiba-tiba lost contact. Gak bisa dikabarin.

"Jangan mikirin Taeyong mulu, ntar gue yang telfonin dia, oke?" kata kak Yuta, sambil ngacak rambut gue.

"Kak! Semangat ya! Jangan gugup!" seru Haechan dengan tangannya yang bergetar, semakin erat megang bahu gue.

"Kayanya lo yang gugup deh, Chan?" goda gue sambil ketawa.

"Ah lo jangan bercanda kak!" seru Haechan protes.

Gue ketawa ringan, lalu pamitan buat masuk ke gedung tes setelah dengerin pengumuman dari panitia.

"Sukses ya dek," Papa Kyuhyun mencium pucuk kepala gue dan Mama memeluk tubuh gue sambil matanya berkaca-kaca.

"Apaan sih, Ma. Aku bukannya mau nikah ini. Mau ngerjain soal." ujar gue dan bener-bener ninggalin keluarga kecil gue yang aneh ini.


Fighting! Buat gue sendiri.














Dilamar Tiba-tiba [LTY] ✔ SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang