g

24.7K 3.3K 390
                                    

"Nana?"

Sana berjalan mendekati gue dengan senyuman sinisnya. Dia melirik jari manis gue dan kak Taeyong bergantian, lalu tersenyum senang seolah dapat sesuatu hal yang menarik.

Gue disini menarik sudut bibir yang membuatnya jadi datar dan mengeraskan rahang.

Sial.

Tiap gue ngelihat Sana, seperti gue ngeliat masalah yang dateng. Sana udah kaya sumber masalah bagi siapapun yang kenal dia.

"Kok lo disini Na?" tanya Sana, sok baik, cari muka.

Gue tahu, Sana merupakan adik dari salah satu pewaris perusahaan Jepang. Dan gue baru tahu kalau Papi kolega bisnisnya.

"Gue diundang," jawab gue. Karena emang gue diundang kan sama kak Taeyong?

"Oh, bukan karena lo ada hubungan sama pewaris Lee corp ini?"

Sana melirik cincin gue lagi dan tersenyum. Sialan, gue gak bisa nanggepin apa-apa.

"Bener, saya tunangannya Nana. Ada masalah?" kata kak Taeyong, sambil merangkul pinggang gue.

Salah kak, salah!

Gak perlu diperjelas kak!

Gue menggigit bibir sambil menyumpahi kak Taeyong dalam hati.

Aduh kak Taeyong gak peka apa kurang peka sih, udah tahu wajah gue datar banget gini. Malah memperjelas.

"Oh, ternyata bener. Undang gue kalau lo nikah ya, Na." kata Sana lagi ngebuat gue muak.

Sana lalu pergi setelah memberi gue senyum kemenangannya.

"Siapa dia Na? kenalan kamu?" tanya seseorang yang bikin gue kesel juga malam ini.

"Kak, aku mau pulang," ucap gue. Ngebuat Mami dan kak Taeyong kaget, kenapa gue tiba-tiba minta pulang. Padahal belum sejam gue disini.

"Kenap-"

"Aku mau pulang pokoknya," kata gue penuh penekanan, memotong ucapan kak Taeyong.

"Tapi acaranya-"

"Please." ucap gue penuh harap dan kali ini menatap dalam ke manik kak Taeyong.

Kak Taeyong yang menatap gue sama dalamnya pun akhirnya menerjabkan matanya, "o-oke."

Gue menunduk singkat kearah Mami, lalu berjalan mendahului kak Taeyong menuju tempat mobilnya kak Taeyong terparkir.

Setelah kak Taeyong membuka pintu mobil, gue dengan cepat langsung masuk ke dalam. Tanpa menoleh ke kak Taeyong yang nampaknya punya banyak pertanyaan di pikirannya.

Gak peduli dengan itu, gue memejamkan mata sepanjang jalan. Bangun-bangun eh udah di depan rumah. Gue buru-buru keluar.

"Sorry kak, aku gak bisa tepatin janji. Kalau Sabtu nanti kamu gak bisa, aku bisa pergi sendiri." Ucap gue, lalu menutup pintu tanpa menunggu kak Taeyong berucap.

Gue bener-bener gak mau ngomong sama kak Taeyong sebenernya. Sebel aja gitu, pengen marah tapi gue bingung gimana marahnya, dilema.




●●●



Tepat seperti dugaan gue. Belom aja gue naruh pantat di kursi gue, seluruh cewek yang udah dateng tiba-tiba gerumbulin gue. Nanya ini-itu.

Padahal sebelum ini, mereka ngobrol sama gue saat ada perlunya aja.

"Na, lo serius tunangannya pewaris Lee corp?"

Dilamar Tiba-tiba [LTY] ✔ SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang