l

24.3K 3.4K 409
                                    

Taeyong tersenyum melihat perempuan yang kini tertidur pulas di kursi samping pengemudi, kursi sampingnya.

Lelaki itu tidak bisa berhenti tersenyum sambil terus melihat kearah Nana. Sudah 10 menit dan Taeyong gak tega mau bangunin Nana.

Alhasil, karena jam sudah menunjukkan angka setengah 2 malam, Taeyong berinisiatif menggendong Nana. Membawa perempuan itu ke dalam rumahnya.

Sebelumnya Taeyong keluar, buat ngecek, apa orang rumah masih bangun.

Tapi nyatanya udah ketukan ke 3 kali, nggak ada tanda-tanda penghuni rumah. Jadinya Taeyong memutuskan buat nelfon temennya dulu, yang akan segera jadi kakak iparnya.

"Halo," terdengar suara lemah disana. Pasti kebangun gara-gara angkat telfon.

"Sorry ganggu, lo dimana?" tanya Taeyong, sambil sesekali ngecek jendela kaca rumah Nana, kali aja Mama sama Papa atau Haechan masih bangun.

"Gue di kosan temen, kenapa?"

"Gue gimana nih nganter adek lo? Orang rumah gak ada yang bukain pintu,"

"HAH? INI JAM BERAPA YONG?! LO HABIS NGAPAIN AJA SAMA ADEK GUEE?!!!"

Taeyong menjauhkan hp nya dari telinga, gak mau ngerusak organ telinganya gara-gara suara Yuta yang udah naik 2 oktaf.

"Santai elah, habis dari acara temennya," jawab Taeyong, santai.

"Ooh, kirain-- Coba lo cari kunci rumah di tas nya Nana. Biasanya dia bawa sih," Taeyong akhirnya kembali ke mobil, buat nyari kunci di tasnya Nana, sesuai yang dibilangin Yuta.

"Kalo nggak ada, bawa ke rumah lo aja deh. AWAS LO APA-APAIN TAPI YA!!" Lanjut Yuta, belum aja cowok itu mau ngomong yang lain, Taeyong langsung matiin telfonnya. Yuta terlalu berisik soalnya. Takut mengganggu tidur pulas cewek di sampingnya.

Disaat sedang sibuk cari kunci rumah, Nana tiba-tiba bangun. Mungkin gara-gara dia ngerasa mobilnya berhenti lama, atau gara-gara suara tas yang lagi di geledah sama Taeyong.

"Cari apa kak?" tanya Nana, sambil ngucek-ngucek matanya dan menguap. Dia lalu ngelihat sekeliling.

"Loh? udah sampe? sejak kapan?"

"Dari tadi. Kamu bawa kunci rumah gak?"

Nana diem, mikir bentar. "Kunci rumah dibawa Haechan kak, gara-gara kuncinya ilang," jawab Nana. "Kenapa kak?" tanyanya, sepertinya belom sadar sepenuhnya dari tidur.

"Aku tadi nelfon nomer rumah tapi gak diangkat. Mau nelfon Mama takut ganggu. Kamu coba telfon Haechan, kali aja dia masih bangun."

Nana nurut, dia akhirnya nelfon adeknya itu, sampe berulang kali. Tapi hasilnya tetep, gak ada jawaban.

"Di silent nih pasti," gumam Nana, kesel. Lagi butuh-butuhnya, eh malah di silent.

"Yaudah .. gimana lagi,"

Taeyong pasang sabuk pengaman lagi. Ngebuat Nana melotot.

"Eh, kak, mau kemanaa?" tanyanya, udah bingung.

"Ke apartemen aku aja," Kak Taeyong langsung melajukan mobilnya, menuju tempatnya.

"Eh, bentar kak, telfon Mama aja deh ya?"

"Gausah nanti ngebangunin, Mama sama Papa udah aku chat kok. Biar dibaca nanti pagi," jawab kak Taeyong santai.

Nana akhirnya mengangguk, walaupun ragu. Dia tiba-tiba deg-deg an. Udah banyak mikir nggak-nggak nya..

Dilamar Tiba-tiba [LTY] ✔ SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang