a

40.2K 4.4K 531
                                    

Past time

Nana's pov

Terkutuk lo, Yuta!

Cowok itu yang sialnya adalah kakak gue, mengganggu tidur indah gue hari ini, hari Sabtu, hari libur gue yang dinanti-nanti sejak hari Senin.

Haechan, adik gue, udah pergi main pagi tadi. Oleh karena itu, gue yang di rumah, tanpa kerjaan, disuruh ke kampus kak Yuta dan bawain tugasnya yang cuma beberapa lembar.

"Halo?! Lo dimana sih kak?!" tanya gue dengan nada nggak santai. Setelah kak Yuta mengangkat telponnya.

Bayangin aja, panas-panas gini gue naik motor sendiri selama 15 menit ke kampus kak Yuta. Terus pas sudah sampai di gedung fakultasnya, cowok itu nggak segera menampakkan dirinya. Padahal, dari chat yang dikirim, dia bilang kalau titik temunya ada disini.

"Gue baru turun tangga ini. Tungguin ya."

"Males amat. Gak tahu pokoknya lo harus nemuin gue dalam 5 menit! Kalo gak, gue langsung pulang!"

"Astaga, bentar Adek, aku itu dari lantai delap-"

Tit-

Mampus. Makannya kalau udah janji ketemuan di depan gedung, jangan molor waktunya.

Gue menghindari sinar matahari yang menyengat ini dengan berteduh di kantin. Karena belum makan, sekalian gue pesen bakso.

Enak-enak makan bakso sambil scrolling instagram, tiba-tiba ada cowok asing yang duduk di depan gue.

Oh My God! dia manusia dari planet mana gantengnya kaya gini?

Oh My God! dia manusia dari planet mana gantengnya kaya gini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo Nana kan? Adeknya Yuta."

Gue, dengan mulut penuh bakso mengangguk.

"Ho shapa?" (Lo siapa?)

"Telen dulu baksonya," kata cowok itu kemudian ngetik sesuatu di hp nya.

"Lo siapa?" tanya gue setelah nelan bakso yang udah gue kunyah, of course.

"Gue Lee Taeyong. Temen kakak lo, dia ngomong di group chat suruh nyariin adeknya," kata cowok itu, yang namanya Terong.

Tunggu, siapa?

Terong apa Tayong? Apa Tayo?

"Oh, untung dia punya temen," ucap gue dengan suara pelan dan melanjutkan makan gue yang sempet tertunda.

"WOI DEK! GUE TELPON GAK DIANGKAT-ANGAT! MAU DICORET LO DARI KK?!!"

Gue yang kaget karena dia teriak dari ujung kantin, langsung tersedak. Untung temen kak Yuta yang masih duduk di depan gue dengan baiknya nyodorin botol minumnya.

"Sumpah suara lo kenceng banget," ucap gue sambil menutup telinga.

"Lo gak nyesel punya temen kaya dia kak?" tanya gue ke temen kak Yuta, namanya susah jadi gue manggil 'kak' aja.

Dilamar Tiba-tiba [LTY] ✔ SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang