15. BILA

24 1 0
                                    

Bila menatap mata Kenzo lekat. Ia mencari kebohongan disana, tapi ia tak menemukannya.

"Jangan tarik ulur Ken!!" Bentak Bila.

Ia masih ingat penolakan kenzo baik hari ini ataupun kemarin.

"Ya udah, kalau gak mau" kenzo bangkit dari duduknya.

"Kenzo!!!! Seharusnya lo maksa gue dong" teriak Bila tak terima.

"Masih untung ya lo gue ajak, kalau gak mau ya udah. Gue bisa pergi sama cewek gue" kenzo berdecak sebal.

"Kenzo nyebelin, ya udah sana pergi sama cewek lo itu. Gue gak butuh lo lagi. Gue gak butuh apa pun dari lo" Bila berkacak pinggang menatap Kenzo tajam.

"Dasar cewek, bisanya bikin pusing" Kenzo menarik tangan Bila kasar.

"Ah Kenzo gue gak mau pergi" teriak Bila

"Berisik"

"Gue belum ganti baju!!"

"Bisa beli, gak usah kayak orang susah"

"Dompet gue!!"

"Gue punya banyak uang"

"Handphone gue!!!" Bila masih saja mengeluh.

"Gak usah bawa handphone BIL!!! Lo bisa diem gak sih" Kenzo mendorong Bila masuk ke mobil secara paksa.

Mereka sudah tiba di salah satu mall ternama. Kenzo terlebih dahulu membawa bila ke toko baju, karena dari tadi Bila mengeluh pakaiannya. Padahal ke mall masih menggunakan seragam adalah hal biasa.

Walaupun sudah mengganti baju, Bila masih saja ngedumel. Berbicara tidak jelas, sesekali ia tertinggal jauh dari Kenzo yang berjalan lebih dulu.

"Bil, lo bisa diem gak sih. Gak usah ngedumel. Masih untung di ajak jalan" kesal Kenzo.

"Gue butuh handphone Ken" keluh Bila lesu.

"Jadi handphone lo lebih penting dari pada gue" pancing Kenzo.

Bila menghentikan langkahnya. Ia menatap Kenzo penuh tanya. Kenzo yang sadar pun ikut menghentikan langkahnya.

"Gak usah baper. Beberapa jam doang tanpa hp bisa kan?" Ucap Kenzo yang kini berdiri tepat didepan Bila.

"Gue bakalan nurutin kemauan lo hingga 2 hari kedepan. Anggap aja bonus" ucap Kenzo, memegang pipi Bila dengan kedua tangannya.

"Lo ngelarang gue baper. Tapi lo giniin gue" Bila melepaskan tangan Kenzo dari wajahnya secara paksa.

Ia pun berjalan mendahului Kenzo.

Melihat Bila salah tingkah membuat Kenzo tersenyum senang. Ia pun berjalan cepat menyamakan langkah dengan Bila kemudian merangkulnya.

"Ini kan mau lo. Di perhatiin sama pacar" goda Kenzo. Bila hanya mendengus kesal tapi hatinya senang.

Mereka menghabiskan waktu dengan penuh tawa, Kenzo sedikit berbeda hari ini. Ia benar-benar memperlakukan Bila layaknya pacar sebenarnya.

--------

Hari ini adalah hari terakhir hubungan Bila dan Kenzo, tak terasa waktu cepat berlalu. Padahal Kenzo baru 2 hari memperlakukan Bila layaknya pacar.

Mereka selalu menghabiskan waktu bersama, Kenzo selalu mendengar cerita Bila dengan baik, membuat Bila tertawa, perhatian, melindungi Bila dari Sisil yang makin gencar menyakiti Bila. Hingga Membuat Bila sulit melepaskannya.

"Gue jemput jam 7, jangan lupa" ucap Kenzo setelah menghentikan mobilnya tepat didepan rumah Bila.

"Emmm" Bila masih enggan turun dari mobil. Rasanya begitu berat, ini adalah yang terakhir untuk Kenzo mengantarkannya pulang sekolah.

"Masih betah disini?" Tanya Kenzo lembut, sambil mengelus rambut Bila. Bila hanya mengangguk cepat lalu menatap Kenzo sendu.

"Turun sekarang atau nanti malam kita gak jadi dinner" ancam Kenzo tanpa melepaskan tangannya dari rambut Bila.

Dengan cepat bila turun, ia melambaikan tangan kemudian berlalu meninggalkan kenzo yang masih memperhatikannya.

"Apa gue salah memperlakukan Bila seperti ini" ucap Kenzo.

Bila sudah siap dengan penampilannya, tidak terlalu mencolok hanya dress selutut berwarna hitam serta Make up natural sebagai penunjang penampilannya.

Ia terus melihat jam tangannya, Kenzo telah telat satu jam. Dan Kenzo tidak mengabari Bila sama sekali.

Bila masih menunggu dengan setia, sesekali ia membenarkan dandanannya.

Tante Sonya calling.....

Bila mentap handphonenya heran. Ada rasa takut ketika ingin mengangkatnya.

Apa kenzo kenapa-kenapa ya. Ucap Bila dalam hati.

"Ya hallo tant?"

"Bil, bisa minta tolong jagain Bella dirumah. Dia masih tidur, takutnya nyariin tante" terdengar suara serak seperti menahan tangis.

"Emang tante dimana? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Bila penasaran

"Tante dirumah sakit sayang, om Yuda kecelakaan. Kenzo disini, dia syok banget. Kamu bisa jagain Bella dulu kan?"

"Baik tant, semoga om yuda baik-baik aja ya tant"

Bila langsung berlari mencari kunci mobil miliknya kemudian menuju garasi. Hanum pun heran melihat Bila panik tapi ia hanya bungkam. Bagaimana pun Hanum sadar sekarang bukan saatnya ia mengajukan pertanyaan.

Sesampainya dirumah Sonya ia langsung menghampiri Bella yang tertidur pulas.

Tak lama Sonya kembali menelfon Bila.

"Kamu dimana sayang?"

"Aku udah bareng Bella kok tant? Gimana keadaan om?"

"Makasih ya Bil, maafin tante jadi nyusahin kamu. Om masih belum sadarkan diri" terdengar suara pilu dari sebrang sana.

"Yang sabar ya tant, malam ini tante jagain om dulu aja. Besok pagi Bila nyusul kesana, owh ya tante sama kenzo udah makan? Apa perlu Bila beliin makan dulu?"

"Iya sayang, tante sama Kenzo udah makan ko. Tadi dibawain sama temen kalian. Tante tutup dulu ya Bil. Sekali lagi terimakasih"

Bila meletakkan handphone dinakas. Lalu ia ikut tidur disamping Bella. Ia mengelus rambut Bella sayang.

Bila menitikkan air matanya.

Padahal malam ini untuk terakhir kalinya. Tapi sepertinya takdir mengatakan lain. Lagi-lagi aku ditinggalkan dengan cara seperti ini. ~Bila

Flashback

Hari sudah gelap, hujan juga begitu deras. Bila masih menggunakan seragam putih birunya, ia belum berniat mengganti seragamnya.

Ia masih setia menunggu vanya ibunya sendiri yang masih belum sadarkan diri didalam ruangan ICU.

Bila menangis dalam diam, ini seharusnya jadi hari pertamanya bertemu Vanya setelah seminggu di tinggal ibunya kerja.

Ya, memang berjumpa tapi bukan dalam situasi yang diharapkan. Bila yang begitu syok pun langsung mendatangi rumah sakit diantar gurunya.

"Sayang" seru Hendra yang berlutut didepan Bila.

"..."

"Mama sudah ke surga nak"

"Kalau gitu Bila juga mau ke surga" ucapnya tegas.

"Kalau kamu kesurga, papa bakalan sendirian" Hendra mengelus pipi anaknya lembut.

"Mama juga sendirian disana pa" Bila mulai menangis kesal.

"Mama gak sendirian, disana ada nenek, kakek dan saudara kita yang lainnya".

"Ayo kita susul mama pa, Bila mau sama mama".

"Belum saatnya kita ke surga sayang. Nanti kita pasti ketemu mama okay"

Bila hanya menunduk lesu. Ia sangat merindukan Vanya, berat untuknya kehilangan Vanya.

Flashback End

BILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang