12. BILA

21 3 0
                                    

Kenzo Pov

"katanya mau berduaan aja, tapi kenapa kesini" sindir Stefan yang kini sedang duduk diantara ku dan Bara. Kami hanya duduk manis menonton kegiatan Bila dan Bella yang sedang bermain di Timezone.

Aku pun menceritakan apa yang terjadi 20 menit yang lalu.

Flashback

"Kita mau kemana Bil?" Aku menarik dagu Bila yang terus menunduk. Tadinya aku akan mengomelinya yang sangat berisik dan membuat ku malu. Tapi ketika melihat dia menunduk takut, aku tersenyum. Dia begitu menggemaskan.

"Terserah" begini lah perempuan, semua pertanyaan laki-laki akan dijawab dengan kata terserah.

"Gue bukan peramal yang bisa tau apa yang lo pikirin, jadi cepat katakan kita mau kemana?" Ucap ku yang menatapnya tajam. Sebenernya aku tidak ingin bersikap dingin padanya. Tapi aku harus melakukan itu, aku takut dia menyukaiku atau lebih parahnya aku menyukainya.

"Btw Bella kemana?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan. Aku melepaskan tangan ku dari dagunya.

"Main timezone" mendengar jawabanku ia begitu antusias. "Gue juga mau main timezone" ucapnya.

"Gak jadi berduaan?" Goda ku yang di.jawab dengan gelengan. Sumpah dia sangat menggemaskan, pipi chubby badan mungil membuat ku ingin mencubitnya.

Aku akhirnya membawa Bila ke Timezone, disana sudah ada Stefan dan Bara yang mengawasi Bella.

Bila berlarian menghampiri Bella, padahal kakinya masih belum sembuh. Semangatnya menutupi rasa sakit itu. mereka terlihat akrab jika begini.

Flashback end
Kenzo end PoV

"Kalau Bila selalu seperti ini, gue yakin lo bakalan jatuh cinta sama tu anak" ucap Bara.

"Lo harus secepatnya pergi dari Bila Ken. Sebelum lo bener-bener suka sama dia" tambah Stefan.

"Tapi gue harus antar jemput dia, mana mungkin gue bisa pergi gitu aja" Jawab Kenzo

"Itu cuma alasan lo aja Ken, ada gue dan Bara yang bisa ngelakuin itu. Dan lo bisa putus sama dia, lo bukan nyakitin Bila aja kalau semua yang kita takutin terjadi Ken. Lo bakalan nyakitin Keysa juga"

"Berhenti mojokin atau ceramahin gue, ini semua terjadi juga karena kalian bukan gue"

"Kita minta maaf tentang itu, tapi kita beneran gak tau. Cewek yang lo suka itu adalah Keysa. Kita cuma membantu lo buat ngelupain keysa yang masih ngegantumgin lo. Tapi..." Ucapan Stefan terpotong.

"Tapi keysa, beneran suka sama gue. Dan bakalan terima gue dimana harusnya gue nembak dia bukan Bila" sela Kenzo cepat.
"Gue akan tetap pacaran sama Bila sampe waktunya habis, gue bakalan buktiin ke kalian kalau gue cuma menyukai Keysa. Dan bila gak bakalan pernah bisa gantiin Keysa di hati gue" ucap Kenzo kesal.

Ia beranjak dari tempat duduknya, menghampiri Bella dan Bila. Kenzo menggendong Bella, dan menarik tangan Bila kasar.

"Waktunya pulang" ucap Kenzo ketus.

"Tapi ken.." jawab Bila terhenti. Ia meringis kesakitan karena tangannya, belum lagi kakinya yang terluka.

"Gak usah manja deh lo, tadi lo bisa lari. Sekarang pura-pura sakit" kenzo terus menarik Bila, sementara yang ditarik hanya diam.

Bara dan Stefan terus mengikuti mereka dalam diam. Jika sudah seperti ini Kenzo tidak bisa dibantahkah. Meskipun mereka kasihan melihat Bila yang diperlakukan seperti itu.

****

Sesampai di rumah, Bila langsung duduk di sofa, hanum yang sadar Bila baru pulang pun mengahampiri membawa segelas air putih.

"Makasih bi" ucap Bila. Hanum mengangguk, tetapi perhatian nya tertuju kearah kaki Bila. Perban yang melingkar di telpak kakinya sudah memerah, dan mengeluarkan darah juga. Ia kemudian melihat kelantai, benar saja ada jejak darah.

"Non kakinya berdarah" ucap hanum.

"Owh iya bi, aku sampe lupa. Obatin ya bi" Bila lupa jika lukanya mengeluarkan darah lagi. Ia menyadari itu ketika membuka sendalnya. Ia bahkan tidak sadar kalau lukanya sudah berceceran di lantai rumah.

Hanum membawa P3K dan mengobati Bila. "Luka sendiri kok bisa lupa sih non" keluh hanum.

"Aku begitu lelah bi, ketika melihat sofa dan duduk semuanya hilang. Lelah dan bahkan rasa sakit pun hilang" curhatnya yang terus menlihat Hanum mengobati lukanya.

"BILA!!!" Teriak hendra dari luar rumah.

"Papa pasti melihat darah ku yang berceceran bi" ucap Bila yang terkekeh.

"Iya pa? Aku masih hidup, bukan mati jadi gak usah lebay" jawab Bila ketika Hendra menghampirinya.

"Kamu selalu membuat papa khawatir Bil" Hendra mendekat kearah Bila.

"Syukurlah jika papa masih khawatir, berarti aku masih memiliki orang yang sangat menyayangi ku"

"Besok kita kerumah sakit, kita harus memeriksa kaki mu dan juga kepalamu. Atau jika perlu kita memeriksa semuanya" ucap Hendra yang hanya ditanggapi anggukan Bila.

****

Kenzo menghabiskan hari liburnya dengan bermain game dikamar, ia masih kesal dengan ucapan temannya, tetapi ia juga merasa bersalah karena memperlakukan Bila dengan kasar. Disela-sela permainan ia terus mendengus kesal.

"Kak, Bella meninggalkan tas bella di mobil kakak" ucap Bella yang sudah berada disamping Kenzo. Ia memang tidak mengunci kamarnya dan bahkan membukanya sedikit agar Bella bisa masuk tanpa harus bersusah payah meraih gangang pintu.

"Benarkah? Kalau begitu mari kita ambil" Kenzo mengendong adiknya.

"Dimana kamu menaruhnya Bel?" Kenzo terus mencari di kursi penumpang, karena semalam duduk di belakang.

"Aku tidak tau, mungkin didepan" jawab Bella yang masih berdiri menunggu Kenzo mencari.

Kenzo beralih ke kursi depan. Ia menemukan tas adiknya didalam dasbord mobil. Setelah mengambil tas tersebut, matanya beralih kebawah tempat duduk, ada bercak darah.

"Bel apa kamu terluka?" Tanya kenzo sambil menyerahkan tas milik adiknya.

"Tidak? Kenapa?" Tanya Bella lagi

"Aku melihat bercak darah disana" Kenzo menunjuk mobilnya.

"Mungkin kak Bila, kan dia yang duduk didepan" jawab Bella asal lalu meninggalkan Kenzo yang masih terdiam.

"Apa gara-gara gue narik tu anak terlalu kasar ya, sebaiknya gue samperin aja" Kenzo masuk kedalam mobilnya.

Kenzo memencet Bel rumah Bila, dan disana ada Hanum yang berdiri membukakannya Pintu.

"Bi, Bila ada?" Tanya Kenzo sopan.

"Bila kerumah sakit, karena ..."

"Rumah sakit mana bi?", Sela Kenzo cepat, setelah tau rumah sakit yang di tuju Bila, Kenzo langsung berpamitan pergi.
Sepanjang perjalanan Kenzo begitu panik, takut Bila kenapa-kenapa.

Ia tiba di rumah sakit langsung berlarian mencari Bila, setelah mengetahui keberadaa Bila. Kenzo langsung menerobos masuk ruang chek up. Disana Bila sedang merebahkan tubuhnya diranjang, sementara Hendra dan Seorang dokter duduk ditempatnya, mereka menoleh heran melihat Kenzo yang begitu panik.

Bila duduk dari tidurnya, Kenzo langsung memeluk Bila erat.

"Ken" Bila mengeluarkan suaranya.

"Maafin gue Bil"ucap Kenzo.

"Berani sekali kamu memeluk anak saya" ucap Hendra menyadarkan Kenzo.

Kenzo melepaskan pelukannya dan berdiri kaku, bingung harus menanggapi apa. "Maaf om" Kenzo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

BILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang