4. BILA

36 1 0
                                    

Ternyata benar, Hendra datang dengan wajah panik. Anak kesayangan nya terluka membuat ia langsung meninggalkan pekerjaannya.

"Maafkan papa sayang" Bila membalas pelukan Hendra dengan erat

"Tante, Bila pamit pulang. Terimakasih tant, dan maaf merepotkan" ucap bila menyalami Sonya.

"Iya sayang, kalau ada waktu berkunjung lah" sonya menarik Bila kedalam pelukannya.

Bila melepaskan pelukannya dan menatap Bella.
"Aku akan membalasmu Bel" Bella hanya menjulurkan lidahnya mengejek.

"Papa Bella jahat" rengek Bila.
"Kamu ini, ya sudah bu kita pamit. Terimakasih bu" Hendra dan Bila meninggalkan sonya dan Bella.

Setelah Bila pergi, Kenzo datang. Bella berlari mendatangi Kakaknya.
Kenzo mebawa Bella dalam Gendongannya.

"Barusan siapa Ma?" Tanya Kenzo

Sonya kembali menceritakan kejadian hari ini, tidak lupa Bella juga menceritakan betapa jahatnya Bila menurutnya.

Kenzo mendengarkan dengan baik, walaupun sesekali bertanya pada diri sendiri

apakah cewek yang dimaksud mama Bila itu pacar gue

Sejak kapan gue anggap dia pacar.
Dia bukan pacar gue.

***

Sekarang bila berada di parkiran, menunggu kedatangan Kenzo. Hari ini Bila menggunakan topi Beret hitam, aneh memang kesekolah menggunakan topi.
Tapi Bila ingin menutupi luka kepalanya yang di perban. Agar tidak menimbulkan pertanyaan yang tidak ingin di jawab olehnya.

"Pagi Kenzo, pagi Bara dan pagi stef" sapa Bila dengan senyuman sumringah nya.

"Pagi Tuan Putri", jawab Stefan dan Bara bersamaan. Sementara kenzo hanya melewati Bila.

Bila Pov

Pagi ini aku sengaja menunggu kedatangan Kenzo, semalaman aku memikirkan bagaimana perbuatan sisil kepadaku.

Dulu aku menuruti kemauan Sisil untuk menjauhi Ringga hingga aku kehilangan cinta pertama ku.

Kali ini aku tidak akan menuruti nya lagi, meskipun aku tidak memiliki perasaan kepada kenzo. Aku tidak akan menuruti kemauan sisil lagi. Aku akan selalu mendekati Kenzo agar sisil semakin tersiksa atau bahkan semakin membencinya.

"Tuan putri makin cantik deh" ucap Stefan yang berjalan di belakang ku. Sementara aku menyamakan langkahku dengan Kenzo yang menatap lurus ke depan.

Di depan sana ada sisil bersama gengnya. Aku langsung merangkul tangan kenzo, sebenarnya aku membenci diriku sekrang yang agresif.

Kenzo menghentikan langkahnya, membuat ku melirik. Ia menatapku tajam, aku dengan susah payah menelan saliva ku.

"Aw" aku merasakan tanganku di tarik.
"Sil, lo apa-apan sih" aku menatap sisil tajam. Beraninya dia merangkul tangan kenzo depanku. Aku kembali menarik tangannya untuk menjauh dari kenzo.

"Eh lo sopan dikit sama kakak kelas, Kenzo punya gue. Ngerti lo!!" jawab sisil makin mengeratkan rangkulannya.

Aku sedikit kesal dengan Kenzo yang hanya diam saja.
"Gue pacarnya, kalau lo lupa" aku melipat keduatangan di depan dada menantang sisil.

"Kenzo gak mungkin pacaran sama cewek kaya lo"

"Kenapa? Gue cukup pantas jadi pacarnya Kenzo, satu sekolah juga tau itu. Dan mereka juga saksinya" aku menunjuk bara dan stefan. Aku mempelototi mereka, mereka pun mengangguk dengan cepat.

Kenzo menghentakan tangannya membuat rangkulan sisil terlepas. Terlihat dari tatapannya aku tau Kenzo akan meledak.

"Gue bukan siapa-siapa lo sil, dan lo Bila mulai detik ini kita putus"

Sial, seenaknya jidatnya mutusin aku didepan orang banyak.

"Enggak, gue gak terima kata putus lo" aku menarik tangan Kenzo.

"Kita PUTUS bil" teriak Kenzo lagi

"ENGGAK" aku membalas teriakan nya. Ia berusaha melepaskan tangannya tapi aku memegang lebih erat lagi. Sisil hanya tersenyum kemenangan. Aku membenci itu.

Kenzo menghentakkan tangannya begitu kuat membuat ke terdorong ketembok.

Akh kepala ku, rasanya semakin sakit. Melebihi sakit yang kemarin. Pandanganku mengabur, aku memegang kepala ku dan berusaha untuk berdiri. Tapi aku terjatuh lagi, rasanya semuanya sunyi.

Bila End PoV

Keysa yang baru datang langsung menghampiri Bila, iya melihat temannya yang berusaha berdiri kemudian terjatuh tidak sadarkan diri lagi.

Kenzo PoV

"Bila!!!!" Teriakan keysa membuat aku menoleh, stefan dan bara langsung menghampiri Bila. Sementara aku masih diam, aku masih bingung.

Apa yang barusan aku lakukan, apakah aku sekasar ini.

"Ken, kepala Bila terluka" ucap bara pelan. Aku langsung menghampiri Bila, mendorong bara kasar.

Aku menggendong Bila ala bridal style. Aku membawanya langsung kerumah sakit.

Aku begitu syok melihat darah di kepala Bila yang tidak hentinya mengalir.

Maafkan aku bil

Kata kata itu yang terus aku ucapkan.

Kenzo End PoV

Sekarang Kenzo cs dan Keysa di rumah sakit menunggu Bila yang masih di periksa oleh dokter.

Mereka tidak peduli lagi dengan sekolah, karena Bila lebih penting.

Keysa terus saja menangis, membuat bara dan Stefan bingung harus melakukan apa lagi agar keysa diam.

Sementara Kenzo terus mondar mandir panik.

"Kenzo" suara itu, kenzo mengenalnya. Ia menoleh dan memeluk erat sonya yang baru tiba.

"Kamu sudah menlfon orangtuanya?" Sonya mengelus rambut anaknya. Kenzo menggeleng didalam pelukan sonya.

"Aku takut" Kenzo melepaskan pelukannya.

"Kamu tidak melukakannya dengan sengaja kan?" Ucapan Sonya dibalas dengan anggukan.

Tidak lama dokter keluar dari ruangan Bila. Semua orang langsung menghampiri sang dokter.

"Luka dikepalanya mengeluarkan banyak darah, tapi tidak kenapa-kenapa. Kalian bisa menunggunya sadar di dalam. Terimakasih" dokter berlalu, kenzo buru buru masuk diikuti teman dan sonya.

"Bila?" Tanya sonya kaget ketika melihat siapa yang terbaring lemah tersebut.

Semua orang melihat sonya bingung. Dan lagi sonya menceritakan kejadian kemarin.

"Ini akibatnya, kalau lo ninggalin Bila Ken" stefan membuka suara. Kini ia duduk di sofa yang tersedia di sana.

"Diem lo!!!" Kenzo mendengus kesal.

"Apa maksudnya?" Tanya sonya bingung.

"Kenzo dan Bila pacaran tant, kenzo menembaknya karena taruhan. Bila menerima nya karena butuh sejenis sopir pribadi mungkin" jawab bara.

"Sopir?"

"Sopir Bila cuti seminggu tant, papanya bila orang sibuk dan sulit untuk menjemput Bila tepat waktu. Kemudian Bila mendapat ide akan menerima siapa aja yang menembak nya. Bila memang seperti itu tant, memiliki ide yang konyol" kali ini keysa yang menjawab.

"Dan kamu tidak menjemput bahkan mengantarnya pulang ken?" Tanya sonya kesal.

"Kenzo benci, dia begitu berani mengatakan menerima kenzo hanya untuk menjadi sopir pribadinya ma"

"Dan dia sebagai taruhan kamu?" balas Sonya. "Betapa jujur nya kalian" sonyaa menggeleng kan kepala tidak percaya dengan tingkah mereka berdua yang terlalu jujur.

BILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang