"akhirnya lo dateng juga. Gue udah nunggu lo dari tadi" ucap lelaki bertubuh tinggi, mata coklat terangnya, hidung mancung dan wajah semakin terawat menurut Bila.
"Apa ini nyata" Bila bergumam. Yang masih terdengar oleh lelaki tersebut.
Ia bangkit dari duduknya dan menghampiri Bila yang masih membeku ditempat.
"Lo gak kangen gue bil?" Ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana sambil berdiri tepat didepan Bila.
"Gue gak lagi mimpi kan?"
"Aw" bara mengaduh kesakitan ketika Bila mencubitnya. "Kok gue yang dicubit sih Bil" keluh Bara mengusap lengannya.
"Its Not dream Baby"
"Lo benaran Ringga?" Bila coba meyakinkan lagi. Ringga tersenyum hangat kearahnya. Mengacak rambut Bila pelan.
"Aw, sakit. Hobby banget deh mukul" Ringga meringis ketika Bila memberinya pukulan. "Stop" Ringga memegang kedua tangan Bila hingga sang empu tidak berkutik lagi.
"Lo pergi gitu aja ngga, padahal lo masih di Jakarta, lo gak pernah nyamperin gue. Lo biarin gue sendiri, lo gak tau betapa kangennya gue sama lo, dan lo tau gue sekarang hancur ini semua gara-gara lo" Bila mengeluarkan semua keluhnya, ia tak bisa lagi menahan tangisnya.
"Maafin gue Bil" Ringga menarik Bila kedalam pelukannya, semua orang bersorak kecewa tak percaya.
Bila terus menangis bahkan mengeratkan pelukannya.
"Lo baik-baik aja bil?" Tanya Ringga
"Gue gak baik-baik aja" ketusnya disela tangis. Ringga terkekeh mendapatkan jawaban dari temannya ini.
Ringga melepaskan pelukannya. ia menangkup wajah mungil tersebut, menariknya hingga Bila mendongak menatap Ringga sendu, air matanya masih mengalir.
"Sekarang gue udah disini buat jagain lo, gue janji gak bakalan ninggalin lo lagi. Gak akan ada yang gangguin lo dan buat lo nangis seperti saat ini" Ucap Ringga diiringi senyum andalannya.
"Gue nangis juga karena lo" Bila menghempaskan tangan Ringga, ia mengerucut bibirnya kesal.
Ringga terkekeh melihat ulah Bila.
"Gue berasa apa anjir, cuma ngeliatin doang" Bara menggigit jarinya. Sementara Stefan tertawa meremehkan kearahnya.
"Bila" "Ringga" seru dua orang bersamaan yang mengalihkan perhatian semua orang.
Kenzo menatap Keysa yang memanggil Ringga, dan Keysa menatap Kenzo yang mendengar seruan nama Bila dari mulutnya.
"Hi Key" seru Ringga senang, ia lalu melambaikan tangan, Keysa menoleh begitu juga Kenzo. Sejenak mereka lupa apa yang terjadi barusan.
Bila bersembunyi dibalik tubuh Ringga tak berani menoleh kearah Kenzo yang terus menatapnya tajam.
"Dan... Lo pacarnya Bila kan?" Ringga menghampiri Kenzo kemudian mengulurkan tangan. Kenzo menyambut tangan tersebut Ragu, ia sama sekali tak membantah atau pun mengiyakan pertanyaan Ringga yang terdengar seperti pernyataan.
"Salam kenal bro" ucap Ringga diiringi senyuman.
"Ngapain lo kesini?"Keysa seperti tidak begitu memikirkan pertanyaan Ringga terhadap Kenzo.
"Nemuin Bila lah. Gue kangen dia"
"Setelah 3 tahun baru sekarang lo kangen sama SAHABAT lo itu?" Sindir Keysa penuh penekanan pada kata sahabat. Bila meringis mendengar perkataan Keysa.
"Bukan urusan lo, and btw mana pacar lo? Lo gak mungkin jomblo kan? Apa lo masih..." Ringga menggantung perkataannya.
"Dia udah move on kali ngga. Noh si Kenzo itu pacarnya si Keysa" celutuk Sisil yang tiba-tiba datang.
"Hai sil, lo tetep sama ya. Masih pedes" becanda Ringga yang ditanggapi dengusan kesal Sisil.
"Jadi kenapa lo tiba-tiba datang lagi? Mau menyelamatkan tuan putri lo itu dari sakit hati karena lagi-lagi di tikung sahabat sendiri heh?" Sisil melipat kedua tangannya menatap Ringga sinis.
"Maksud lo apa hah?" Tantang Keysa yang tak terima disindir Sisil. Ia mendorong Sisil membuat Sisil mundur beberapa langkah.
"Kesindir lo?" Ketus Sisil tak terima
"Stop, udah sil. Ini bukan untuk di konsumsi publik"
"Ya lo selalu menyayangi sahabat jomblo lo itu" ketus Sisil
"Sorry dia gak jomblo mulai sekarang" seru Ringga senang.
"Maksud lo?" Tanya Sisil tak mengerti, bahkan Bila yang bersembunyi dibalik punggung Ringga menoleh penasaran.
"Karena Bila pacar gue mulai saat ini" tegas Kenzo
"Hah?" Bila keluar dari persembunyiannya menatap Ringga tajam.
"Ringga!!!" disaat bersamaan Keysa meneriaki nama Ringga keras.
Sisil yang mendengarnya hanya tertawa sumbang. "Kenapa lo Key?, Gak ikhlas?" Sisil masih diiringi tawanya.
Kenzo juga ikut menatap Keysa heran, begitu juga Bila.
"Sepertinya gue pergi aja Key" Kenzo pergi meninggalkan percekcokan yang tak dimengerti olehnya. Langkah Kenzo diikuti Bara dan Stefan.
"Kok kayaknya permasalahan mereka rumit banget ya? Jadi Keysa itu sebenernya kenapa?" Gumam Bara.
"Keysa beneran suka sama lo Kenz?" Tanya Bara tiba-tiba yang langsung mendapatkan pelototan Kenzo
"Kok gue gak ikhlas ya, Bila sama Ringga" sedih Bara lagi
"Lo kok cerewet banget sih, seharusnya lo seneng kalau Bila seneng" ucap Stefan lalu memukul kepala Bara keras.
"Sakit bangsat, bisa gak sih lo gak mukul kepala. Ini gue makin bego karena lo"
"Udah bego dari sononya lo"
"Kalian bisa diem gak?" Tanya Kenzo penuh penekanan sontak saja Stefan dan Bara diam seribu bahasa.
Disisi lain, Bila masih bingung dengan pernyataan Ringga. Seharusnya ia senang bukan? Ringga mengakuinya sebagai pacar seperti yang ia harapkan dulu. Tapi kenapa saat ini tak ada sedikitpun rasa itu untuk Ringga. Ia hanya menatap Ringga bingung minta penjelasan.
Bila menoleh kearah Keysa, ada yang aneh dengan Keysa. Kenapa ia begitu syok mendengar kenyataan itu, apa yang sebenarnya terjadi, dan apa yang tidak diketahui oleh Bila.
Ia memikirkan semuanya, Kenzo yang menatapnya tajam seolah tak suka ia berada didekat Ringga, Sisil yang mengatakan Keysa belum move on. Siapa seseorang yang membuat Keysa tidak bisa Move on?, Dan keterkejutan Keysa yang seperti tidak terima dengan keputusan Ringga tentang hubungannya dengan Bila.
"Apa ada sesuatu yang gue gak tau?" Tanya Bila pelan.
"Lo nya aja yang bego percaya sama Keysa yang jelas-jelas gak sebaik yang lo fikir. Udah lah percuma juga gue ngomong, mending lo tanya Ringga aja deh. Bhayyy" Sepeninggalnya Sisil siswa yang tadinya berkerumunan mulai berkurang.
"Ngga?" Gumam Bila.
"Gue pergi dulu, pulang bareng ya. Gue nebeng" ucap Ringga tidak menanggapi seruan Bila.
"Lo mau kemana? Gak pulang sekarang?" Tanya Bila heran.
"Ke ruang Kepsek dulu ada perlu"
"Jangan bilang lo pindah kesini?" Kali ini Keysa yang bertanya.
Di jawab anggukan Ringga. "Seriusan lo?" Bila masih tak percaya.
"Iya bawel" Ringga mengacak rambut Bila yang membuat Bila mencibir tak suka.
"Udah sana, gerah gue ngeliat kalian berdua" Keysa berlalu kembali ketempat duduknya. Karena Bel masuk sudaj berbunyi.
"Tungguin gue ya" bisik Ringga sebelum pergi. Bila hanya tersenyum menanggapi ulah Ringga.
KAMU SEDANG MEMBACA
BILA
Historical FictionSelamat tinggal, Aku akan melupakan mu seperti kamu melupakan aku ~Bila Tunggulah aku sedikit lagi. Bersabar lah ~Ringga **** Katanya, cinta datang karena terbiasa. Jadi tetaplah disisiku, agar aku bisa mencintaimu ~Bila Jangan jatuh cinta padaku Bi...