14. BILA

26 2 0
                                    

Cuaca pagi ini tidak sebagus hari-hari sebelumnya. Hujan tidak hentinya turun sejak subuh.

Di koridor sekolah biasanya ramai dengan siswa sekarang juga sepi. Mungkin mereka menghangatkan tubuh mereka dengan tetap berada dikelas. Itu lah yang dipikirkan Bila saat tiba ke sekolah.

Bila meninggalkan Kenzo di parkiran, tidak seperti biasanya. Ia hanya sedang malas untuk sekedar mendekati Kenzo. Perkataan Kenzo tentang dia hanya antar jemput dan tidak lebih masih menjadi pikiran Bila.

Apa dia sekejam itu?. Pikirannya juga berkecamuk dengan balasan komentar dari Ringga, Bila tidak habis pikir bahwa Ringga muncul lagi.

"Gue mau tau, setelah Ringga muncul lo bakalan milih siapa? Ringga atau Kenzo?" Sindir Sisil dengan senyuman mengejeknya yang menghentikan langkah kaki Bila. Sejak tadi Bila terus menunduk akhirnya mengangkat kepalanya melihat orang yang tepat didepannya.

"Gue juga mau tau, lo milih siapa? Dulu lo sangat terobsesi dengan Ringga. Apa sekarang juga masih sama? Gue harap pilihan kita berbeda. Karena gue muak ngeliat muka ngemis lo minta gua buat ngejauhin mereka" balas Bila lalu meninggalkan Sisil dan temannya.

Sisil meremas jarinya, tidak terima dengan ucapan Bila.

"BILA!!!!!, Lo fikir, lo bakalan sekolah dengan nyaman sekarang? Gue bakalan bikin lo nyesel. SEUMUR HIDUP LO B*TCH!!!!".

bila mengacuhkan sisil, ia mempercepat jalannya dan menghampiri Keysa.

Di tempat duduknya, Keysa seperti sudah siap untuk mengajukan ribuan pertanyaan terlihat jelas dari wajahnya.

"Gue gak terima pertanyaan apa pun Key, jangan bikin mood gue jelek" ucap Bila ketika sampai ditempat duduknya.

----------

Selama pelajaran berlangsung, Keysa terus memperhatikan gerak gerik Bila yang tidak seperti biasanya.

Hingga bel istrahat berbunyi.

"Mau kekantin?"tanya Keysa hati-hati.

"Duluan aja, ntar gue nyusul" ucap Bila kemudian berlalu.

Ia berjalan menuju UKS, dia hanya ingin tidur sejenak. Kepalanya terlalu pusing memikirkan apa pun.

Dilain tempat, Keysa sedang menunggu Bila bersama Kenzo, Bara dan Stefan.

"Jam istirahat sebentar lagi selesai, kok Bila gak kesini juga sih?" Keluh Stefan.

"..." Tidak ada yang menanggapi. Keysa masih asyik mengobrol dengan Kenzo, terkadang dia tertawa yang membuat Bara bahkan Stefan menatap heran.

"Key, sebenarnya Bila kemana?" Tanya Bara sedikit menaikkan suaranya.

"Gue gak tau Bar, katanya mau nyusul. Kalau khawatir ya cari dong, jangan nanya terus" keluh Keysa.

Stefan menahan emosinya, bagaimana pun Keysa sahabatnya. Tanggapan Keysa terlalu berlebihan untuk pertanyaam Bara. Sementara Bara memeluk Stefan.

"Bantuin gue nahan amarah Stef, rasanya pengen gue tonjok ni cewek" ucap Bara, Stefan yang risih pun mendorong Bara kuat.

"Yang ada lo bikin gue makin emosi Bar".

Kenzo tidak menanggapi, tetapi dia juga sedikit mengkhawatirkan Bila. Sejak kemarin Bila bersikap berbeda, Kenzo fikir Bila hanya mencari perhatiannya saja untuk itu ia tidak memperdulikan Bila.

"Seharusnya Bila sadar dari dulu, siapa musuh sebenarnya" suara cewek yang tidak asing mengintrupsi mereka berempat.

"Maksud lo apa sil?" Tanya Keysa yang berdiri menantang Sisil.

BILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang