Matahari sudah menampakkan diri, tetapi Bila belum juga bangun dari tidurnya.
"Ehmm" gumam Bila dari tidurnya. Ia mencari handphone dinakas dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi.
"Kok bibi gak bangunin aku sih" gerutunya yang masih belum bisa membuka matanya lebar. Ia merubah posisi menjadi menghadap kanan mencari keberadaan gulingnya.
"Masih belum mau bangun?" Ucap seseorang yang asyik memainkan handphone ditangannya.
Sontak saja Bika membelalakkan matanya. "what are doing here?!" Teriak Bila ketika Ringga dengan santainya duduk di ranjang miliknya dan menyender memainkan handphone tanpa rasa bersalah.
Bila kini duduk menatap Ringga tajam.
"Jemput lo lah" ucapnya masih tidak berpaling dari handphonennya.
"Harus banget gitu nunggunya di kamar gue" sebal Bila.
"Biasanya juga gitu, udah sana mandi. Gue tunggu dibawah, jangan tidur lagi. Kalau kita telat ini salah lo" Ringga memasukkan handphone kedalam saku celananya dan beranjak dari ranjang Bila.
Sebelum benar-benar meninggalkan kamar itu, Ringga masih sempat mencubit Pipi Bila gemas.
"Bangsat lo!!!" Teriak Bila tak terima, ia juga ikut beranjak dari tempat tidurnya dan mandi dengan Terburu-buru.
******
"Kamu sangat berani Ngga, sudah membuat anak saya menderita karena kamu tinggal sekarang kamu datang lagi" ucap Hendra ketika Ringga ikut duduk di ruang makan."Ayo lah om, Ringga gak bermaksud ninggalin Bila gitu aja"
"Saya tidak menerima alasan apa pun kalau sudah menyangkut perasaan anak saya Ringga" Hendra masih setia dengan koran yang ia pegang, tak sedikit pun menoleh kearah Ringga.
"Dan om tau aku udah kebal dengan sikap om yang sok tegas seperti ini" Ringga cekikikan sendiri melihat Hendra tak menampakkan senyumnya sedikit.
"Seharusnya saya sudah tau. Ini tidak akan berhasil" Hendra mendengus dan kemudian tertawa.
"Papa sangat merindukan dirimu, kapan terakhir om berkunjung?"
"Kamu bahkan tidak pernah dirumah ketika om berkunjung Ngga. Kamu terlalu sibuk" Ringga tersenyum malu.
"Kamu yakin akan pensiun dari dunia keartisan mu itu?" Hendra menyeruput kopinya. Menatap Ringga seolah tak percaya dengan keputusan anak muda itu.
"Ternyata om sudah tau, pasti Mama yang membocorkan kepada om" Ringga menyelidik.
"Ya Fara sangat senang dengan keputusan mu" Hendra terkekeh, ia mengingat bagaimana histeris Fara menelfon dirinya untuk memberi tahu info tentang hal tersebut.
"Ringga lelah om, tersenyum manis didepan semua orang. Menutupi semua beban dengan senyuman dan bahkan aku tidak bisa meluapkan emosi sedikit pun agar selalu dicintai semua orang. Papa sembuh total, perusahaan mulai membaik. Mama sudah bisa membantu papa menangani perusahaan setidaknya sampai aku lulus sekolah dan kuliah. Dan aku juga tidak mau meninggalkan anakmu lagi om, 3 tahun saja ia hampir diambil lelaki lain. Om bahkan tidak menjaganya untuk ku" Omel Ringga di akhir.
"Hei om menjaganya, tetapi untuk soal hati bukan urusan om. Kamu saja yang terlalu berlebihan meninggalkan Bila tanpa kabar bahkan tidak menemuinya"
"Pekerjaan menuntut ku seperti itu om, kalau aku berada disekitar Bila yang ada Bila di caci maki oleh fans ku. Dan aku bisa apa?" Ucap Ringga sendu.
"Ya dan sebaiknya kamu berusaha lebih keras lagi mendapatkan hati Bila. Karena yang om liat ia mulai menyukai Kenzo"
"Om kenal Kenzo?" Tanya Ringga heran. Dan Hendra mengangguk mengiyakan.
"Ya, dan bukan kah mereka sekarang pacaran?" Jawab Hendra.
"Mereka putus dan sepertinya ada hubungan dengan Keysa lagi kali ini. Aku tidak mengerti kenapa Keysa selalu berada disisinya. Dan om mengizinkan itu" Ringga mendengus kesal.
"Bila begitu mempercayai Keysa. Om gak mungkin tiba-tiba bilang Keysa ini dan itu yang ada om diomeli Bila" ucap Hendra kemudian.
"Pagi" seru Bila tak semangat, ia langsung duduk dan menyantap nasi goreng buatan Hanum.
"Masih pagi udah lesu gitu" tegur Hendra.
"Papa kenapa ngizinin Ringga masuk kamar Bila"
"Papa gak ngizinin, dianya aja yang nyelonong masuk. Kamu juga kamar bukannya di kunci"
Bila mengerucut bibirnya tak terima.
"Tadi ngomongin Keysa ya? Dia kenapa?" Tanya Bila yang masih mengunyah makanannya.
"Habisin dulu makanannya baru ngomong" tegur Hendra yang ditanggapi kekehan Ringga.
"Diem lo!!!" Ketus Bila.
"Ya udah gue nggak kasih tau"
"Papa" rengek Bila.
"Udah, cepet habisin makanan kamu"
Ringga tertawa mendengar jawaban Hendra. Sementara Bila mengerucut bibirnya tak suka.
*****
Tiba disekolah Bila masih saja cemberut. Ia melipat kedua tangannya dengan wajah bete menyusuri koridor, sedangkan Ringga merangkul pundak Bila dan sesekali mengacak rambut sang empu.
"Ringga" seru Keysa dari belakang mereka, Keysa cukup jengah melihat pemandangan didepannya begitu juga Kenzo tak rela melihat kedekatan Bila dan Ringga.
Ringga menoleh mengangkat salah satu alisnya bingung.
"Hi Key" tegur Bila dengan sumringah.
"Lo berangkat bareng Bila?" Tanya Keysa mengabaikan sapaan Bila.
"Hmm" Ringga masih mengamit pundak Bila.
"Lo jemput Bila, tapi gak jemput gue" keluh Keysa, yang sontak mencuri perhatian Kenzo dan juga Bila. Mereka menatap Keysa bingung.
"Lo kan udah ad Kenzo, ngapain juga gue jemput" Ringga jengah dengan sikap Keysa yang tak berubah dan bahkan makin parah. Dulu sewaktu SMP ia juga bersikap protektif terhadap Ringga tetapi tidak didepan Bila.
"Kalau lo jemput, gue bisa bilang ke Kenzo buat berangkat sendiri. Lo nya aja nyari alasan".
"Kok jadi marah sih. Gini ya, gue gak peduli sama lo. Buat apa juga gue jemput lo, Gak penting banget tau gak sih, kita pergi aja Bil" Ringga menarik tangan Bila menjauh dari Keysa dan Kenzo.
Kenzo menatap Keysa kesal, bukan kah Keysa pacarnya. Tetapi kenapa seolah Kenzo tidak dianggap sekarang.
Keysa hendak beranjak dari tempatnya. Tetapi dicegah Kenzo dengan menahan tangannya
"Apa? Gue lagi kesel, sebaiknya lo kekelas aja" Keysa melepaskan genggaman Kenzo.
"Lo berubah Key" Kenzo menatap Keysa tajam.
"Gue gak berubah, dan ini gue yang sebenarnya. Lo jauh-jauh deh dari gue, gue gak butuh lo lagi" Kenzo menatap kepergian Keysa nanar.
Ia kesal, tapi tak merasa kehilangan. Ia hanya merasa dipermainkan. Kenzo mengepal kedua tangannya menahan emosi.
"Apa gue bilang, Keysa musuh sebenarnya. Gue bisa aja nyakitin Bila, tapi Keysa bisa aja menghilangkan Bila dari dunia ini" Sisil berlalu melewati Kenzo yang masih kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
BILA
Исторические романыSelamat tinggal, Aku akan melupakan mu seperti kamu melupakan aku ~Bila Tunggulah aku sedikit lagi. Bersabar lah ~Ringga **** Katanya, cinta datang karena terbiasa. Jadi tetaplah disisiku, agar aku bisa mencintaimu ~Bila Jangan jatuh cinta padaku Bi...