MBG #24

45.8K 1.9K 67
                                    

"gue gak mau tau! Pokoknya lo harus ngejalanin semua rencana gue!!"bentak vanya kepada seseorang ditelfon.

"dan gue gak mau tau. Lo harus nyari tau siapa anaknya pak bangsat itu! "lanjutnya lalu mematikan telfon sepihak.

Vanya benar benar murka setelah mendengar berita bahwa ia dikeluarkan dari sekolah karena ikut membantu papanya korupsi, serta sering membully murid murid disekolah maupun lur sekolah.

Dan sampai detik ini, vanya masih bingung dengan kata bapak pemilik sekolahannya 'saya juga tau kamu membully anak saya' , kata kata itu terus terngiang ngaing di kepala vanya .

"anaknya pak bangsat itu siapa sih? "batinnya dalam hati.

••
Bekka cs berjalan memasuki kantin yang lumayan ramai,  mereka duduk di meja tempat mereka biasanya lalu memesan makanan serta minuman.

"lusa kemarin gue di kroyok sama sisempak"kata bekka sambil fokus bermain hp,  dan jangan lupa 'sisempak'adalah sebutan untuk dua curut vanya dan lexa.

Bekka sudah ingin bercerita sejak sahabat sahabatnya ini main kerumahnya, tetapi ia terlalu pelupa untuk menceritakan semuanya, dan waktunya juga tidak tepat.

Brak*

Jessi memukul meja kantin keras hingga membuat semua mata menatap ke arahnya,  ia benar benar kesal sekali dengan dua bitch itu.

"lexa itu apa apaan sih hah!  Penghianat banget sumpah!"bentak jessi yang masih terus ditatap oleh murid murid.

Sea yang melihat dari kejauhan hanya bisa tersenyum datar, lambat laun 4 orang itu akan menyesal karena sudah mencaci maki lexa.

"bitchh"cibir steffi dengan raut muka yang ingin muntah.

"iyuhh congg"cibir putra.

"menjijikan"

"sangat drama"

"pengen muntah"

"bang—"

"cukup!"bentak bekka.

Bekka benar benar merasa kepalanya ingin pecah sekarang juga, baru saja ia bercerita 'dikroyok', dan sahabat sahabatnya sudah terlulut emosi, belum lagi kalau akan cerita bagaimana kejadiannya sungguh akan pecah telinganya sekarang juga.

Bekka memilih berdiri lalu meninggalkan kantin yang semakin lama semakin pandat penduduk.
Dan bekka bisa melihat jelas lexa bersama teman temannya berjalan lawan arah dengannya.

Mata bekka fokus menatap kedepan sedangkan mata lexa terus menatap bekka tajam seakan akan hendak membunuh.

"lambat laun lo akan tau yang sebenarnya bekka! "

••
"hei "panggil reyno kepada seorang lelaki yang duduk tak jauh darinya.

Pagi ini reyno menjalani sekolahnya seperti biasa, dan jam sekarang adalah pelajaran olahraga bersama dengan kelas milik bekka.

Bekka melihat ke arah suara yang memanggilnya, ia menaikkan kedua alisnya, lalu reyno berdiri dan memberi tanda agar bekka mengikutinya.
Lantas bekka berdiri dam mengikuti reyno dengan malas.

Mereka berdua berhenti disebuah parkiran yang sepi, lalu reyno segera mengeluarkan hpnya, dan menunjukkan sesuatu kepada bekka.

"lo yang bilang ke papi gue? "tanya bekka tanpa peduli dengan reyno yang masih sibuk berkutat dengan hpnya.

Reyno menatap bekka sebentar, lalu menunjukkan sebiah rekaman yang memperlihatkan jessi sedang mengobrol dengan vanya di sebuah kafe.

"jawab pertanyaan gue! "bentak bekka, mengabaikan rekaman itu.

"bukan gue"jawab reyno santai.

"o"kata bekka singkat lalu menarik hp reyno lancang dan melihat rekaman itu dengan lebih jelas.

"bodoh banget emang itu manusia, peringkat ae 1 tapi faktanya cuy"kata jessi sambil tertawa.

"haha selanjutnya gimana? "tanya  vanya.

"singkirin lexa dan sea setelah itu mudah deh"jawab jessi sambil tertawa.

Bekka mulai paham isi dari rekaman itu,  sudah terlihat sekali jika dalang yang sebenarnya mungkin bukan lexa,  tetapi bekka masih sangat curiga dengan kehidupan Sea yang datang datang sudah membawa banyak sekali masalah dengan vanya maupun jessi mungkin?.

"kok tau? "tanya bekka.

Awalnya reyno tidak paham maksud bekka, tetapi lama kelamaan setelah mencerna kata kata bekka akhirnya ia paham maksud bekka.

"gue selalu gak sengaja tau aja"jawab reyno sambil memutar otaknya mengingat bahwa ia tau masalah bekka dengan kepsek, dan sekarang ia juga tau tenang masalah bekka dengan sahabat sahabatnya.

Bekka tidak mengatakan apa apa lagi, melainkan ia langsung pergi meninggalkan reyno yang masih berdiam diri disana.

"sedikit lagi reyy!"batin reyno menyemangati dirinya sendiri.

**
Bekka kembali duduk di sebelah steffi, mungkin untuk saat ini ia tidak perlu membocorkan apa yang dilakukan jessi sebenarnya.

"eh njir cogan tuh"kata jessi sambil menunjuk seorang lelaki tinggi dan tampan.

Rasanya bekka muak sekali mendengar coletahan tidak penting seperti itu, apalagi dari seorang penghianat yang teriak penghianat.

Bekka berdiri dan meninggalkan lapangan, lalu berjalan memasuki 'secret room'nya,  setelah itu ia membuka laptop yang sudah ia bawa tadi.

Lalu mencari nama 'Sea amanda'di data AvarreShcool.
Tidak ada yang terlihat mencurigakan di data milik sea,lantas apa yang harus bekka cari lagi?

"ini gakan cukup"gumam beka,  lalu segera menelfon putra yang masih setia duduk berpanas panasan dilapangan.

"iya congg, ngapa bekk? Tanya putra

"stalk sea amanda"jawab bekka lalu mematikam telfon sepihak.

Deert*

Bekka mengangkat telfon itu tanpa melihat siapa yang menelfon,  lalu ia mendekatkan hpnya ketelinganya.

"hai musuh"sapa dara, di seberang sana.

"cepet"kata bekka  tidak suka dengan dara yang terlalu basa basi.

"yang bener goblok"kata seorang lelaki yang bekka tidak tau siapa itu.

"hai bekka,  kuy jalan ama gue"kata dara.

Bekka cukup kaget mendengar kata kata itu dari mulut dara, karena selama beberapa tahun ini mereka berdua selalu bermusuhan di area balapan, dan sekarang dara mengajak jalan, apa ia bercanda?

"GAK"tolak bekka ketus lalu mematikan telfonnya.

Jika bekka mengingat suara lelaki tadi yang ikut masuk kedalam telfon, bisa bekka tebak jika itu adalah reyno, tetapi bukannya reyno masih dilapangan sekolah?.

"masa gue ngurus"gumam bekka kesal karena memikirkan suara itu, lalu melanjutkan menstalking tentang sea.

••
Thankyouu for 7 ribu viewerss!!
Okai saia tidak menyangka wkwk.

Lanjott nextt 💖



My Bad Girl (completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang