Rebecca Hafeeza Avarre.
Rebecca atau bekka adalah gadis keturunan dari seorang Vanno Avarre,yaitu papinya.
Dengan sifat bekka yang sangat Dingin,jutek,judes dan juga sangat berandalan,membuat siapapun pasti akan luluh melihatnya apalagi dengan para...
"WADAW mba bekka rambutnya baru congg"rempong putra saat melihat rambut baru bekka yang berwarna blonde.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Memang fakta jika bekka sudah mengganti rambutnya dengan warna baru yang ia inginkan, tadi saat akan kembali ke rumah ia memutuskan untuk ke salon sekalian refreshing.
"bacot"kesal bekka lalu mendudukkan dirinya dikasur king sizenya dan langsung mencari artikel yang sedari tadi sudah ia selidiki.
"baca"suruh bekka, lalu diangguki oleh ketiga sahabat tersayangnya itu.
"Hah? Skizofrenia?"gumam steffi kaget.
"gue tau penyakit itu"
"vanya juga punya kepribadian ganda karena penyakitnya ini"lanjutnya.
"Are you crazy tef? "tanya jessi tidak percaya.
"katanya sih bisa sembuh dan katanya juga gak bisa sembuh"jawab steffi santai.
"terus tujuan lo nyuruh kite kemari ngapa bek?"tanya jessi bingung.
"sea juga punya penyakit ini ,ini penyakit genetik"jawab bekka.
"hah? Gila sih"kaget jessi
"berati adiknya sea itu meninggal bisa aja karena punya penyakit ini juga"kata jessi
"tapi penyakit ini gak membunuh jes"kata putra.
"gak mungkin penyakit ini membunuh"lanjutnya
"enggak jes, lo salah"jawab steffi lalu berdiri dari duduknya.
"adiknya sea ga kena penyakit ini, tapi emang bener si vanya yang kena, kan vanya udah kena jadi dia bisa ngebunuh adiknya sea karena kelainannya itu, dan kelainannya vanya itu disebabkan faktor keturunan"lanjut steffi menjelaskan.
"berati memang vanya yang pembunuh?"tanya jessi dan diangguki oleh steffi.
"bisa vanya,bisa karena adiknya sea sendiri"sahut bekka.
"so what we do right now?"
"pantau keadaan vanya dan sea, dan berusaha ngebuat vanya back to normal, gue yakin kalo dia udah balik normal dia gakan gila buat ngebunuh bekka"jelas steffi
"prediksi gue, lo bakal mati karena dia bekka"lanjutnya.
"gak boleh ngeramal dosa"sahut bekka santai lalu bermain ponsel.
"sok suci hahaha"tawa steffi dan yang lain.
Bekka hanya mendengus kesal, lalu berjalan mendekati balkon kamarnya lalu duduk di pagar seperti biasa.
"setelah mantau mereka berdua kita bakal ngapain"
"nyelidikin sesuatu,kalian pasti suka" •• Pagi ini, Reyno sedang disibukkan oleh tugas osisnya, seperti biasa ia hanya bisa duduk di mejanya sembari berpacaran dengan laptop dan tugas tugas yang menumpuk.
"rey"panggil seseorang yang membuat reyno mengalihkan pandangan dan menatap ke arah sumber suara.
Reyno tersenyum singkat saat melihat sekertarisnya datang dengan membawa lembaran kertas yang ia minga, dan dengan tangan yang membawa sebotol minuman.
"ini buat kamu"kata sekertaris yang akrab dipanggil abel,lalu menyodorkan botol minuman itu.
"ah serius? Gak usah sih, gue ga aus"kata reyno tidak enak hati.
"ga apa kok"jawab abel lembut.
"thanks"kata reyno lalu meneguk air itu hingga habis.
"ini buat lo"kata reyno sembari menyodorkan botol minum yang telah kosong itu.
Abel menatap reyno takjub , seketika ia merubah ekpresi wajahnya menjadi sedatar mungkin, lalu menerima botol tidak berisi itu.
"van, lo harus nyari tokoh baru, ada yang deket sama bebeb lo"kata seseorang yang mengintip dibalik pintu, lalu ia segera pergi saat melihat seseorang yang tak asing datang.
"dipanggil"
Reyno dan abel menatap sumber suara, lalu melihat seorang gadis dengan rambut curly berwarna blondenya, dan berwajah dingin nan ketus.
"siapa?!"tanya abel ketus.
Bekka hanya mengangkat bahunya acuh, toh sejak awal ia menatap ke arah reyno dengan artian reyno yang dipanggil, lalu mengapa abel sangat sewot?