Hari ini, enam tahun berlalu.....
Jaket merah pemberian Junet masih setia menemani hari hari Hanifa...
Setiap kali mendengar lagu love of my life... Air matanya masih suka jebol tanpa permisi... Hanifa kira... Enam tahun sudah bisa mengobati luka..
Namun ternyata luka hantinya masih tetap menganga.
Hanifa masih saja menginginkan kehadirannya.. Bodyguard ganteng kesayangannya... Si jangkung plontos kesayangannya, yang selalu membuat ceria hari harinya.
Teman terbaik yang pernah ada. Mengingatnya pun... Masih menyayatkan luka dan perih hatinya.
Terkadang Hanifa seolah tak terima. Kekasih hati kesayangannya diambilNya. Kecelakaan beruntun yang sempat menghebohkan media... Menjadi penyebab meninggal Junetnya.
Hanifa tak menyangka.. Kedatangan Junet terakhir ke kost nya di Purwokerto sana menjadi saat saat terakhir yang bisa dikenangnya. Tak berselang lama, kecelakaan di tol dalam perjalanan dinas merenggutnya.
Kematian Junet membuatnya tak fokus bekerja. Hanifa pulang ke Jakarta.. Dan menemani mami Junet di toko kuenya. Hilang sudah semangatnya bekerja... Bisa menerima realita saja... Butuh waktu yang lama. Mami papi Junet dan dirinya... Tiga orang yang kehilangan. Berusaha melangkah saling menguatkan.
Ia jadi punya mami dua, dan satu papi. Sampai kini pun, setiap rindu, Hanifa masih tidur di rumah Junet,di kamarnya. Dan ia kini menjadi perempuan dewasa yang kaya.. Kaya cinta... Dan Hanifa pun menjadi sumber bahagia papi mami Junetnya.
Ibunya,dengan sabar walaupun cemas, tak pernah menuntutnya walaupun usia tak lagi muda. Tiga puluh... Tapi tak seorangpun bertandang ke rumahnya. Ibunya bersabar.. Memberikan kesempatan hati anaknya sembuh dari duka.
Ketika mami Junet tidak sengaja menerima pesanan kue dari sahabat SMA nya yang sudah menjadi pengusaha... Dan bercerita kalau ia baru kehilangan salah satu orang kepercayaannya, tanpa pikir panjang, mami Junet menyodorkan namanya. Tanpa pikir panjang, ketika diceritakan bahwa anak perempuannya jebolan dari salah satu perusahaan ternama, ibu Anita, yang kata mami Junet adalah pengusaha kaya, menerimanya tanpa wawancara.
Perlu sedikit upaya untuk membujuk rayu Hanifa.
"Ngapain sih mamiii, Hanifa kan juga sekarang jadi manajer keuangan perusahaan mami juga. Kenapa mami maksa maksa Hanifa bekerja di perusahaan orang yang Hanifa sendiri ga tau kondisinya" protes Hanifa ke mami Junet.
"Haan, mami kan udah tuaa.. Ibumu juga makin tua, kalau kamu di sini, yang diurusin mami papi lagi mami papi lagi. Kapan mami punya cucu" kata mami Junet.
"Iih... Memangnya mami ngusir Hanifa untuk kerja di sana, trus jadi bikin Hanifa kasih cucu apaa" protesnya.
"Ya ampuuun... Mami cape kalau yang kamu urusin, bahan kue lagi bahan kue lagi. Malem minggu bukannya cari laki laki.. Malah maunya ngendon di sini. Udah, mami pokoknya mau kamu bantuin tante Anita. Dia sahabat mami waktu SMA. Kasian diaa, kemarin cerita kalau bagian keuangannya meninggal dunia, dan mendesak perlu pengganti tapi orang yang bisa dia percaya" cerocos mami Junet.
"Lagian mami sih... Ngga ngobrol sama Hanifa, udah main kasih janji. Mana ada kerja di perusahaan tanpa wawancara tanpa ketemu orangnya" kata Hanifa.
"Kamu ngga kasian apa sama Susi. Dia ngga naik naik pangkat karena kamu betah banget ngga mungkin digantiin" jawab mami Junet sekenanya.
Alasan yang udah jelas dibikin bikin. Tadi bilang mau cucu, udah tua, ini alasannya baru lagi. Kasih kesempatan Susi naik pangkat. Hihi.. Dipikir pikir Junet bakat isengnya nurun dari mami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Galak
Romanceoffice romance, antara atasan yang super galak dengan asistennya