15. Bintang baru berkelip di langit

1.7K 125 2
                                    

Ibu Anita tersenyum ramah pada Hanifa dan kemudian mendekati kursi anaknya untuk mencium kening anak lelakinya.

"Ibu mau ikut bergabung rapat dengan kami atau hanya akan mengambil egg tart dari mami Hanifa? " tanya Akil disambut senyum manis ibunya.

"Ibu kan sudah tau rasa nya eggtart di toko Frida. Ayo, aku ikut bergabung rapat bersama kalian, sedang bahas apa kita" kata bu Anita serta merta duduk di samping Hanifa.

"Baru mau bahas tentang strategi keuangan hotel kita Bu yang di Pecatu" kata Akil.
"Wah, sudah on nih Hanifa di hari pertama" kata bu Anita.
"Untung tadi ibu nggak ada di sini, aku berasa diaudit auditor kelas A bu" kekeh Akil.

"Hahaha lain kali kasih kesempatan ibu buat liat dia kamu gituin Hanifa"kata bu Anita sambil mengalihkan pandangan ke Hanifa. Sementara Hanifa salah tingkah, muka memerah, Akil malahan menikmati pemandangan ini dengan hati senang.

"Hanifa bilang kita salah strategi bu, ya ya aku, bukan kita.. Terkait keputusan dulu trading kawat beton dari China" kata Akil.

"Nah... Salaman Han salaman" kata Ibu Anita sambil menyalami Hanifa yang bingung melihat kerenyahan suasana diantara mereka. Hanifa heran, mana galaknya..yang ia lihat dua orang yang sangat jelas saling sayang.

"Nih Han, ibu berantem sama dia, ngeyel dia, trading itu putarannya cepat, tidak perlu kuatir sama inspeksi dari disnaker terkait limbah, belum resiko demo warga, trading untungnya kecil, paling 5-10% tapi volume tak terbatas"kata bu Anita mengejek anaknya tapi dengan nada sayang.

"Eits, ibu lupa, enam bulan pertama sebelum terjun bebas, kita pernah panen, hayoo, lupaaaaaa"jawab anaknya.

"Haha iya iya.. Ibu ngalah deh ngalah. Kil, terus aman nggak dana untuk selesaikan lantai ke 6 sampai finishing hotel kita" tanya bu Anita.

"Ini aku lagi baru mulai diskusikan dengan Hanifa"jawab Akil.
" Sepertinya sampai finishing dan membayar franchise fee operator hotel ditambah dengan operasional hotel empat bulan pertama akan perlu fresh money 15 milyaran Bu, tapi saya belum kalkulasi ulang, bahkan cashflownya aja baru saya lihat hari ini dari file pak Akil, saya perlu waktu lebih lanjut untuk pelajari lagi" kata Hanifa.

"I see. Akil rencananya gimana, mau pinjam ke bank, atau kita cari investor" kata bu Anita.

"Nanti aku sama Hanifa diskusikan lebih lanjut siapa tau bisa dimix strateginya, investor iya, ke perbankan iya."kata pak Akil.

"Maaf pak sebelumnya kalau lancang. Tapi saya pernah ngobrol dengan pemilik hotel di Bali, hotel bapak kan di Bali juga, barangkali skema investasinya bisa dijadikan benchmark. Pemilik hotelnya membuat paket investasi dengan pola pengembalian jangka panjang berdasarkan unit, seolah olah mereka punya beberapa unit tertentu, per unit kamar sebanding dengan investasi yang akan mereka sertakan, dalam setahun mereka punya hak memakai unit tersebut beberapa hari, dan investasi kembali selama beberapa tahun dengan pendapatan investasi yang tetap sampai periode kerjasama. Sama sama untung, modal bisa didapat fleksible, dan mereka punya income yang tetap, dengan resiko relatif rendah. Hanya jika hotel sudah ada pola kerja sama dengan investor dengan pola seperti ini perbankan akan ada pertimbangan, lebih enggan untuk masuk pembiayaan walaupun angka kerja sama dengan investor ini kecil. Perbankan akan hati hati karena mereka melihat resiko hukum jika peminjamnya wan prestasi." kata Hanifa.

"Wah, malah baru tau model investasi yang tadi kamu sampaikan Han, bisa jadi alternatif menarik nih ya bu"kata Akil.

"Kaan, apa ibu bilang, Hanifa orang yang tepat, awas kalau kamu sampai bikin dia ga betah" kata bu Anita disambut kikuk Hanifa.

Akil terlihat mengetik sesuatu di handphonenya dan terlihat serius, lalu tersenyum sumringah.

"Ya udah Han, besok saya ada meeting dengan beberapa calon operator hotel di Bali, saya ngga mau tau, kamu harus ikut"kata Akil membuat Hanifa bengong.

"Besok?" tanya Hanifa.
"Iya, besok, Garuda flight paling pagi" perintah pak Akil.

"Nah nah, hari kedua Hanifa udah diajak kerja keras, yang betah ya nak kerja sama anak ibu" kata bu Anita sambil menepuk nepuk bahu Hanifa.

"Ya sudah, kita selesaikan aja rapatnya Kil, biar Hanifa bisa siap siap besok untuk tiga hari di Bali,ah iya kuenya kamu bawa aja,  buat ngemil besok" kata bu Anita.

"Tiga hari?" tanya Hanifa dengan mimik muka kaget yang malah disambut kekehan bosnya.

"Keterlaluan ya anak ibu, baru masuk kerja sudah diajak cape nak, tenang, nanti ibu akan minta ijin sama Frida ya"kata bu Anita sambil kembali menepuk nepuk bahu Hanifa.

"Ibu pulang dulu ya Kil, ya Han, kata bu Anita sambil berjalan ke arah Akil dan mencium kening anaknya, lalu berjalan ke arah Hanifa dan mencium kening Hanifa dan berlalu meninggalkan mereka berdua. Hanifa yang mendapat perlakuan seperti ini lagi lagi terbengong bengong. Banyak sekali kejadian hari ini yang masih perlu dicerna pelan pelan oleh Hanifa.

Bos GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang