17. new chapter?

1.6K 153 2
                                    

Hanifa bergegas ke mushala bandara begitu sampai di bandara karena waktu yang terbatas, setelah sebelumnya check in. Flight pesawatnya pada jam 5.35, sejam sebelumnya ia sudah selesai checked in, dan sambil berjalan ke arah mushala, Hanifa memberanikan diri mengirim pesan ke bosnya.

"Pagi pak, sudah sampai di bandara? " tanya Hanifa.
"Sudah Han, saya sholat sebentar ya" jawab bosnya.
"Oh, saya juga sedang menuju mushala" kata Hanifa.
"Oh, Oke, saya tunggu di mushala kalau begitu ya, kita ke lounge sama sama, sudah check in kan? " tanya bos nya.
"Sudah pak" jawab Hanifa.
"Ok. See you soon" balas Akil
" Baik Pak" jawab Hanifa.

Hanifa keluar dari mushala disambut senyum manis dan sumringah bosnya. Aduuh, kenapa jadi salah tingkah sendiri, nimbang cuma senyuuum, rutuk Hanifa dalam hati.

Mereka berjalan bersisian menuju executive lounge bandara. Jarak dari pintu masuk bandara terminal tiga menuju boarding room memang panjaang. Akhirnya setelah berjalan cukup jauh sampailah di executive lounge pesawat yang akan ditumpanginya.

Akil memilih tempat duduk di tengah temgah ruangan. Baru saja Hanifa duduk dari mengambil nasi goreng dan teh panas sajian lounge , dan menaruh HP di meja mereka, terlihat panggilan telepon dan terbaca jelas dari layar handphone yang tergeletak di tengah meja, tertulis dari maminya.

"Iya mi"
"Nggak telat, sudah di lounge, mami hati hati yaa sendirian di rumah, nih lagi makan nasi goreng" kata Hanifa.
"Memangnya di rumaah, nasi gorengnya bisa request teri medan"
"Iya, nanti kalau sudah sampai Hanifa telpon mami"
"Iyaa... Tiga hari mamiii, bukan sebulaan"
"Sudah sholat, tadi begitu sampai bandara"
"oke mami, iya, sayang mami jugaa, bye mami, love you" kata Hanifa sambil menutup telponnya.

Selama Hanifa menerima telpon Akil berpura pura menyantap mie goreng dengan santai, padahal Akil full konsentrasi mendengarkan semua kata kata yang meluncur manja dari mulut Hanifa kepada maminya. Ia membayangkan wanita paruh baya entah yang mana ini yang menelpon kali ini. Kalau dari kata kata Hanifa yang berpesan untuk hati hati sendirian di rumah, ia menebak kali ini yang menelpon adalah wanita paruh baya yang Hanifa menyenderkan kepalanya di bahu wanita itu. Bukan wanita paruh baya kedua yang ia lihat di akun facebook Hanifa ada di samping lelaki paruh baya.

Dan, tak lama setelah Hanifa menutup telpon, terlihat ada telepon masuk yang terbaca di layar handphone Hanifa tertulis "mami Frida"
"Iya mami, sudah"
"lagi makan.. Sama pak Akil mami"
"ih mami, ga lucu" Dengan muka memerah salah tingkah yang sekali lagi membuat Akil menahan senyum.
"mulai deh mulai deh"
"udah ah mamii, sana sana, itu papi aja diurusin"
"iyaa.. "
"salam buat papi ya mi"
"bye.."

Akil masih menahan diri untuk tidak bertanya banyak. Nanti.. Sabar.. Walaupun makin penasaran dengan dua mami dalam hidup Hanifa.

"Ayo dimakan, mau buah? Aku ambil sekalian ya" kata Akil ber aku aku kepada Hanifa.

Tanpa menunggu jawaban Hanifa Akil sudah beranjak ke bar buah dan mengambilkan Hanifa beberapa potong buah.

"Makasih pak" kata Hanifa ketika Akil menaruh potongan buah di samping piring nasinya.

"Han, poto sebentar, mumpung nasimu masih ada" kata pak Akil sambil menggeser posisi duduknya ada di samping Hanifa. Hanifa yang tak menyangka diajak selfie dan belum memberikan persetujuan kaget namun apa daya, Akil sudah memoto mereka dan mau tak mau Hanifa tersenyum walau sedikit canggung. Sementara muka pak Akil sumringah dan mencondongkan kepala mendekat ke arahnya.

Bos galak yang aneh, ujar Hanfa dalam hati.

===============================
Rindu like
Boleh ya kaka like nya

Bos GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang