Yuuhuuuuu
Sebelum baca... kasih bintang dulu yaaaaa
************************************Menu hotel tersaji di hadapan Hanifa dan Akil. Tadi sebelum memesan kepada pegawainya Akil memastikan kembali tidak ada menu salmon pada hidangan mereka.
"Han, kamu tau alergi salmon sejak kapan" tanya Akil
"Gara-gara makan sup salmon waktu merayakan ujian skripsi jaman kuliah, hehe masuk UGD juga, padahal sup salmon itu enak bangeet, lemak lemak ikannya itu loh Kil, mmm yummy" cerocos Hanifa. Akil senang, ia bisa ngobrol topik pembicaraan yang receh tanpa beban dengan Hanifa. Seolah olah mereka sudah saling kenal sejak lama.
"Sama si plontos ya" kata Akil.
"Hmm ya jelas, sama siapa lagi. Kampus samaan, kemana mana ngintil aja kaya perangko kebanyakan lem" kata Hanifa santai.
"Untung aja, tempat makannya deket dengan rumah sakit bunda Margonda mirip mirip sama lokasi hotel ini ke rs" kata Hanifa lagi.
" Eh Han.. Habis ini kita pelajari data dua calon operator besok yaa.." kata Akil
"Baik bos" kata Hanifa dibalas dengan Akil tertawa lalu mengacak acak rambut Hanifa.
"Tapi kamu istirahatlah dulu yaa, jam jam setengah tiga an lah kita diskusikan materi buat besok.
Kemudian mereka berdua berpisah menuju kamar masing masing. Hanifa senyam senyum sendiri di kamarnya, kamar ini belum ditidurinya, ruangan suite room yang ditempatinya mewah. Mungkin ini karena ia pergi bersama bosnya, pastinya ditempatkan di ruangan yang sesuai dengan standar bosnya, karena kamar mereka bersebelahan.
Hanifa membuka laptop di tempat tidur dengan posisi tengkurap, membaca baca updpate berita di twitter, membaca baca artikel terkait outlook bisnis perhotelan saat ini untuk menambah wawasan buat bahan diskusi dengan calon operator besok, membuka materi presentasi dari kedua calon investor yang tadi sehabis makan diemail oleh Akil dan tanpa sadar terlelap.
Hanifa terbangun ketika ia merasakan belaian di rambutnya. Sambil mengumpulkan nyawanya, ia membuka mata dan terkejut melihat Akil tengah duduk di sisi tempat tidur menepuk lengannya dengan lembut dengan maksud membangunkannya.
"Pak Akil.." katanya masih setengah sadar.
"Hmm... kumat lagi ngga pinternya" kata Akil sambil tersenyum lembut.
"Kok ada di sini" kata Hanifa.
" Tuh, ada connecting door di kamar kita" jawab Akil santai. Hanifa baru menyadari bahwa di samping meja riasnya memang ada pintu dan tak menyangka itu merupakan connecting door antara kamarnya dengan kamar Akil.
Buru buru ia mendudukkan diri.
"Curang, kenapa tiba tiba udah dikamar ini" kata Hanifa.
"Aku ketuk ketuk tuan putri nyenyak banget tidurnya, cape ya" kata Akil. Ia mengusap kening Hanifa mengecek suhu tubuhnya.
"Aku kuatir kamu sakit diketuk ketuk tak kunjung menjawab" jelasnya.
"Bentar yah bentar" jawab Hanifa sambil bangun tidur dan terburu buru masuk ke kamar mandi meninggalkan Akil yang geli dengan kelakuan Hanifa. Ia menengok layar laptop yang masih terbuka dan terlihat file proyeksi laporan keuangan di sana.
'Hmm bukannya istirahat malah kerja" batin Akil. Tapi ia juga senang dengan etos kerja Hanifa, ia serius dengan apa yang dikerjakannya. Akil melihat gadis itu well prepared dengan apa yang ia sampaikan, ia siap dengan data pendukung argumen argumennya, bukan ucapan yang asal atau pendapat yang tak berdasar. Sedikit banyak ia jadi mengenal pola kerja Hanifa, dan tentunya ia suka dengan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Galak
Romanceoffice romance, antara atasan yang super galak dengan asistennya