Hanifa menaruh satu kotak besar aneka kue dan aneka roti di meja tamu yang dilalui lalu lalang para pegawai. Begitu terdengar ada makanan, bak lebah mengelilingi ratu, berduyun duyun seluruh pegawai yang ada di ruangan tempat Hanifa bekerja mengerubuti makanan yang tersedia.
"Waah, Hanifa, enak bangeet egg tartnyaa. Ini bolu coklatnya juga nyoklat bangeet. Ini bikin sendiri?" tanya Mairina head HR dan GA departemen.
'Iya, Mai, ini di toko mamiku, yang di Kokas, bisa laah go food ke sini" tutur Hanifa.
"Ooh, ada di aplikasi go food? Boleh nih kalau kita meeting, go food kue kue dari tempat mamimu yaa, enak enak nih kue nya" Ujar Maira.
"Boleh bangeet" jawab Hanifa sambil berjalan menuju tempat duduknya kembali.
" Kalau anaknya yang mesen, dikasih diskon doong" kata Mairina sambil terkekeh.
"Bisa diatuuuuur" jawab Hanifa sambil tersenyum dengan menunjukkan jempolnya ke arah Mairina.
Ketika kerumunan orang sedang asik asiknya makan, gelak tawa dan senda gurau pegawai yang tadinya volume suara bisa membuat dahi berkerut mendadak volume gelak tawa mengecil, Hanifa pun melongokkan kepala di tengah kerumunan teman teman sekantornya. Pantees, pada normal kembali, ada bosnya disitu ikut nimbrung cemal cemil.
Spontan, Hanifa tepok jidatnya. Tanpa sadar mulutnya monyong dan bergumam sendiri.
"Adduhh, si bos keburu udah ngambil kue nya, sementara pesan mami belum aku sampein"
Sementara Akil yang sedang mengunyah egg tart mencari cari sosok Hanifa yang pada saat sedang ia perhatikan, Hanifa sedang menepok jidat dengan mulut dimajuin satu senti. Anak iniii anak iniii, batin bosnya geli.
Pak Akil meninggalkan kerumunan para pegawai yang dengan senang hati melanjutkan gelak tawa senda gurau sepeninggal bosnya. Namun mendadak bosnya balik badan menuju meja tempat anak anak berkumpul.
"Mai, saya mau satu lagi yaa egg tart nya. Enak" kata pak Akil lalu menyomot satu egg tart yang sontak ditanggapi dengan senang hati para pegawainya. Adat pemarahnya memang memburuk sejak kepergian istrinya. Semua pegawai tau itu, karena bagi karyawan lama, dulu bosnya tidaklah berperangai demikian. Keramahan bosnya sontak disambut senang, tidak menyangka, hanya karena kue dari Hanifa membuat mood atasannya baik.
Begitu Hanifa melihat bosnya sudah kembali ke ruangannya, buru-buru ia menenteng bungkusan kue titipan mami Junet. Diketuknya hati-hati ruangan atasannya. Setelah mendengar teriakan masuk dari dalam ruangan, Hanifa membuka pintu perlahan lahan. Akila berkerut kening.
"Wah, sudah siap diskusi?"tanya Akil senang hati.
"Beluum Pak.." jawab Hanifa menggelengkan kepalanya keras. Ekspresi anak ini kenapa membuat Akil terkekeh.
"Belum Pak, saya belum siap, ini saya menyampaikan titipan untuk ibu Anita dari mami saya" kata Hanifa.
"Waah, kuenya dari kamu ternyata, enak Han, tadi saya udah cicipin di depan, sinih saya makan boleh?" tanya pak Akil.
"Mmm boleh kali Pak, tadi kata mami ibu Anita minta dikasihkan ke bapak, nanti sore diambil kata ibu Anita" jawab Hanifa.
Serta merta Akil menelpon ibunya di depan Hanifa yang membuat Hanifa salah tingkah.
'Hai Bu, Ibu dimana? Nanti ke kantor? " tanya pak Akil.
"O, Oke, jam 5 ke kantor? nggak tanggung jawab ya kalau kuenya aku habisin. Enak lho Bu kue maminya Hanifa" ujar pak Akil membuat Hanifa kikuk di tempat duduknya.
Sementara di seberang telpon sana, ibu Anita tertegun, mendengar nada bicara anaknya yang ringan dan ceria. Naluri seorang ibu mengatakan, sikap anaknya tidak seperti biasanya. Wah, kemajuan yang positif, batin bu Anita sambil tersenyum ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Galak
Romanceoffice romance, antara atasan yang super galak dengan asistennya