1. APA BOLEH AKU MEMINANG ADIK MU?

245 6 0
                                    

(ATHAYA)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh...
Perkenalkan nama ku Athaya Ath-Thahir, orang-orang mengira usia ku menginjak 28 tahun pada tahun ini. Ya... Memang benar usia ku masih 28 tahun, tapi pada kenyataannya 3 bulan lagi usia ku sudah 29 tahun. Tapi ya sudah tidak apa, tidak perlu pusing memikirkan usia ku berapa sekarang? Yang terpenting sekarang adalah, sudah berapa banyak amal yang aku perbuat semasa hidup ku 29 tahun ini? Apa cukup untuk aku berenang disurga istimewahnya Allah SWT?

Aku seorang anak tunggal dan hanya memiliki Ayah bernama Abi Ar Rafif sebagai orang tua ku, Ibu ku bernama Cantika sudah meninggal saat beliau berjuang melahirkan ku. Bisa dibilang, sejak lahir aku memang tidak merasakan belaian kasih sayang seorang Ibu. Tapi aku selalu berdoa kepada Tuhan untuk Ibu terhebat ku itu, aku meminta agar Tuhan memberikan surga-Nya untuk Ibu. Ibu orang yang baik, jika aku melakukan kesalahan, maka hukum saja aku kelak, jangan Ibu dan Ayah ku.

Di Jakarta aku tinggal bersama Ayah, ya... Jakarta memang tempat Ayah dan Ibu ku lahir, lalu mereka bertemu dan menikah disalah satu KUA yang ada di Jakarta pula, tapi Pak penghulunya orang Bandung. Ayah sudah pensiun dari PNSnya tahun ini, makanya aku pulang ke Jakarta.

Sebelumnya aku bekerja di Turki atas mandat dari perusahaan tempat aku memimpin sekarang, aku direkomendasi untuk menduduki posisi atasan. Setelah beberapa tahun aku bekerja disini. Progress ku mengesankan, itulah kata mereka. Alhamdulillah...

Turki salah satu kota indah yang Allah ciptakan sebagai tempat tinggal umat-umat-Nya, aku banyak belajar tentang agama terbaik ku disana, ISLAM. Inilah pula alasan kedua ku menyetujui untuk pergi ke Turki selama dua tahun, ya... Aku sungguh-sungguh ingin berhijrah dengan ikhlas dijalan Allah.

Ayahlah yang membuat aku menyadari kesalahan-kesalahan yang sudah aku perbuat selama ini. Beliau sosok orang tua single yang luar biasa. Ia tidak melarang ku untuk berpacaran dulu, ia hanya selalu sekadar mengingatkan ku.

Ayah tidak pernah memaksaku untuk menjadi seorang manusia yang hidup sesuai dengan syari'at islam, tapi ia mengajarkan ku mengenai syari'at islam agar aku bisa memahaminya.

Kata Ayah, "Banyak manusia yang mengetahui Islam di dunia ini. Tapi untuk apa hanya sekadar mengetahuinya saja, kalau tidak bisa memahami dan mengamalkannya? Ikhlas, Allah mu tidak membutuhkan keseriusanmu dalam menyembah-Nya. Allah SWT maunya kamu ikhlas hati dalam menjalankan perintah-Nya" Subhanaallah... Untuk saat itu pula, hati ku tersentak dan air mata ku mengalir deras mendengarnya. Aku pun memutuskan untuk hijrah dengan ikhlas dijalan Allah.

Aku tinggalkan semua yang Allah larang, yang membuat-Nya cemburu dan membuat-Nya bersedih. Allah selalu baik kepada ku selama ini, kenapa begitu sulit untuk aku menuruti-Nya? Itulah yang aku tanamkan dihati ku. Terima kasih Ya Allah, terima kasih Ayah...

Dua tahun aku di Turki, dua tahun pula Ali menceritakan ku tentang gadis yang insaAllah sudah berkeinginan aku halalkan dan ikhlaskan. Bismillahirohmanirohim, dia Zoura Annisa yang dulunya aku kenal karena pertemuan tanpa sengaja kami disebuah toko buku. Dialah salah satu larangan Allah yang aku tinggalkan.

"Hilangkan perasaan ini Ya Allah, Aku sungguh-sungguh ikhlas mencintai-Mu. Hanya Engkau semata, tiada lagi yang bisa menduakan ataupun mentigakan-Mu" Itulah doa yang selalu aku panjatkan saat sepertiga malam aku terbangun dari tidur lelap ku.

Ali adalah Kakak kandung Zoura, kami akrab saat dulu aku berkunjung ke rumah Zoura di Palembang. Aku juga sudah pernah bertemu kedua orang tua Zoura dan Ali, mereka orang tua yang tak kalah baiknya dari kedua orang tua ku dan juga kedua orang tua kalian. Keluarga Zoura juga menjunjung tinggi agamanya, ISLAM. Ayahnya seorang pendakwa dan Ibunya seorang Ibu rumah tangga yang sempurna menurut ku.

KEKASIH HIJRAH KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang