25. ADA APA INI?

84 2 0
                                    

(ATHAYA)

Sudah berapa hari ini aku kembali memimpin perusahan Best Parfume disalah satu cabang lainnya yang ada di Jakarta. Untungnya, aku diberikan izin oleh perusahaan pusat untuk kembali kesini. InsyaAllah, insAllah aku besarkan Irtiza di Indonesia saja, bersama Kakeknya, yaitu Ayah ku.

Banyak berita yang ku dengar dari pegawai yang dulunya menjadi pegawai ku dulu, tapi ia dipindahkan diperusahaan yang sama dengan ku sekarang.

Ia bercerita, bahwa Nimas sudah menjadi manager dicabang kantor dulu, sedangkan... Ya... Sesuai perkataan Ayah dan Ali, kalau Zoura telah menjadi manager di kantor Best parfume pusat. Alhamdulillah....

**********

Mendengar cerita Ayah beberapa hari yang lalu mengenai Zoura, jujur aku tertegun mendengarnya. Tak ingin aku mempercayainya, tapi kenyataannya itulah yang terjadi.

Tapi... Entah kenapa? Suatu pikiran aneh sepintas saja mengalir dipikiran ku, mengenai Zoura yang masih sendiri sekarang. "Apa pantas bila aku sebagai seorang duda meminang Zoura yang masih seorang gadis?" Ya... Pertanyaan itulah yang kini tiba-tiba saja terngiang dibenak ku.

Untuk menenangkan pikiran ku, aku pun lantas memutuskan untuk menemui Ali di Pesantren Ustadz Soleh.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh Ali" Sapa ku saat ku hampiri ia yang tengah menemani Akbar dan Rahman membersihkan ruang tamu. Betapa kagetnya pula aku, saat ku lihat Akbar dan Rahman sudah tumbuh menjadi laki-laki yang dewasa sekarang.

"Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh" Sahut Ali, Akbar dan Rahman bersamaan.

"Kak Athaya" Seru Akbar dan Rahman melanjutkan.

"Sudah gede-gede kalian ya" Kataku, mereka pun tersenyum menanggapinya.

"Alhamdulillah, Akbar dan Rahman sebentar lagi akan wisuda dari Pesantren Athaya" Jelas Ali.

"Benarkah? Selamat ya, kalau begitu kalian mau hadiah apa? InsaAllah akan Kakak berikan"

"Tidak, tidak usah Kak. Kami sungguh bersyukur, kalau Kakak sudah mau datang ke wisuda kami nanti" MasyaAllah sungguh baiknya hati mereka. Tidak ingin merepotkan orang lain, dan tidak pula ingin menyusahkan orang lain.

"Iya. InsaAllah akan saya sempatkan waktu saya nanti"

"Terima kasih Kak"

"Iya..." Akhir ku, lalu aku pun berlalu menatap Ali. "Ali, bisa kita bicara sebentar?" Pinta ku, Ali pun menganggukkan kepalanya.

"Akbar, Rahman, panggilkan sohib mu. Mintalah bantuan kepada mereka untuk menemanimu bersih-bersih diruang tamu" Perintah Ali sejenak.

Akbar dan Rahman pun mengangguk setuju. "Ayo, mari Athaya. Kita mengobrol diruang ku saja" Ajak Ali kembali fokus kepada ku.

Diajaklah aku ke ruang kerja Ali, yang terlihat sederhana namun teramat bersih itu. Dipersilahkannyalah aku duduk diatas kursi tamunya, dan ia sediakan pula aku minuman mineral cangkir.

"Jadi ada sesuatu hal apa Athaya?" Tanya Ali.

"Ada yang mengganggu pikiran ku beberapa hari ini Ali"

"Mengenai apa itu?"

"Ali... Bolehkan aku bertanya kepada mu?"

"Silahkan saja Athaya"

Aku pun sejenak menghela nafas ku, ku biarkan jari-jemari tangan ku saling berpautan erat satu sama lain, untuk menguatkan dan memantapkan diri ku. "Bismillahirohmanirohim... Apa boleh aku seorang duda meminang Adik mu, Zoura?" Ungkap ku akhirnya terlontarkan, Ali seketika saja termenung mendengarnya. Aku tidak tahu apa yang tengah dipikirkan Ali sekarang? Tapi... Setidaknya aku telah menyampaikan kejujuran ku.

KEKASIH HIJRAH KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang