9. BUKALAH AL-QUR'AN DAN BACALAH

66 3 0
                                    

(AUTHOR)

Boleh marah asal jangan berlebihan, boleh bercanda asal jangan menebarkan kebohongan, boleh mencintai asal jangan melebihi cinta mu kepada Allah. Sungguh, hanya kepada Allah lah engkau boleh melebih-lebihkan.

Masih pukul 1 siang, Athaya yang terlihat sibuk diatas meja kerjanya tampak terhenti sejenak saat terdengar ketukan pintu diruang kerjanya. Athaya sudah menebak, pasti mereka dua santri yang Ali kirim kan kepadanya.

"Iya silahkan masuk" Ujar Athaya mempersilahkan.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh" Sapa Akbar dan Rahman, setelah membuka lebar pintu ruang kerja Athaya.

"Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh... Hei, ayo duduklah kemari" Ajak Athaya seraya tersenyum ramah. Akbar dan Rahman pun lantas berjalan tenang menghampiri meja kerja Athaya setelah menutup kembali pintunya.

"Duduklah dulu" Ujar Athaya sekali lagi, mereka pun menuruti. "Jadi benar kalian dikirim oleh Pak Ali?"

"Ustadz Kak, kami memanggil beliau Ustadz Ali" Sela Akbar memperbaiki, membuat Athaya tersenyum malu mendengarnya.

"Subhanaallah. Iya, maaf-maaf. Jadi benar kalian santri yang dikirimkan Ustadz Ali?" Tanya Athaya mengulang.

"Alhamdulillah benar Kak Athaya"

"Alhamdulillah. Mmm... Kalau boleh saya tahu, siapa nama antum sekalian?"

"Saya Akbar" Seru Akbar mendahului.

"Saya Rahman Kak" Sambung Rahman melanjutkan.

"Akbar dan Rahman. Oke... Lantas apa yang pantas untuk Kakak memanggil kalian?"

"Ustadz Ali memanggil kami dengan 3 panggilan, pertama anak-anak ku, kedua santri-santri ku dan ketiga dengan nama kami. Terserah Kakak saja mau memanggil kami bagaimana? Asalkan tidak menyakitkan hati, seperti itulah kata Pak Ustadz Ali" Terang Rahman, tersenyumlah Athaya mendengarnya.

"MasyaAllah, kalau begitu izinkan Kakak memanggil kalian Adik-Adik ku. Apa boleh?"

"Sungguh atas izin Allah, kami memperbolehkannya Kak. Terima kasih"

"Sama-sama Adik-Adik ku. Ya sudah, kalau kita berangkat sekarang bagaimana?"

"Boleh Kak"

"Ya sudah, ayo kita berangkat" Ajak Athaya lantas beranjak dari duduknya, diikuti pula Akbar dan Rahman.

Mereka pun berlalu melangkahkan kaki mereka bersama meninggalkan ruang kerja Athaya, meninggalkan kantor. Zoura yang tak sengaja melihat Athaya, Akbar dan Rahman melintas hanya tampak menatap sejenak, lalu berlalu menyibukkan kembali dirinya dengan pekerjaannya.

**********

Siang cukup sejuk hari ini, mungkin sudah mau masuk musim penghujan. Sungguh, nikmati saja cuaca yang ada. Jangan menangis ketika hujan datang, jangan pula marah ketika panas menghampiri. Semua atas kuasa Allah, jika Allah mengkhendakinya maka sesuatu hal yang baik sedang direncanakan-Nya untuk kesejahteraanmu. Sungguh, Allah bukanlah seperti manusia, yang terkadang begitu tega terhadap sesamanya.

Dua kardus, tiga kardus dan empat kardus, ada 4 kardus yang dikeluarkan Athaya dari mobilnya saat setibanya ia, Akbar dan Rahman di Pesantren. Ali yang menyambutnya pun tampak membawa dua santri lagi dibelakangnya.

"Bawalah satu-satu dari kalian, letakkan saja diruang makan. Terima kasih" Perintah Ali kepada empat santrinya itu, mereka pun lantas mematuhinya. "Ikutlah bersama ku Athaya, mari kita mengobrol sejenak" Ajak Ali kepada Athaya, mereka pun berlalu melangkahkan kaki mereka menuju taman Pesantren. Taman yang sungguh luas, hingga nampak banyak anak-anak santri yang bermain riang disana.

KEKASIH HIJRAH KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang