24. INALILLAHIWAINALILLAHIROJIUN

87 3 0
                                    

(AUTHOR)

Tanpa terasa satu tahun berlalu. Waktu yang berlalu seakan mengukir kisahnya sendiri bagi mereka yang masih bisa menghirup udaranya dunia.

Banyak kebahagiaan yang terukir, banyak pula kesedihan yang didapat. Ya... Salah satu kesedihan hidup Zoura yang tetap tak kunjung mendapatkan seorang calon mahramnya selama satu tahun ini, padahal usianya sudah menginjak 25 tahun, usia dimana kematangan seorang wanita sudah selalu dipertanyakan oleh banyak orang, dimana suami mu?

Ya... Tapi Zoura sungguh tidak ingin mengambil pusing mengenai itu. Jodoh itu ada ditangan Allah, sampai kapanpun... Selama Allah masih memberikan kehidupan kepada dirinya, sampai itu pulalah seorang pria akan datang untuk meminangnya kelak. Dan jika, kematian menjemput sebelum pinangannya datang, maka percaya saja... Bahwa jodohnya sudah Tuhan sediakan diakhirat. Berpikiran positif saja!

**********

Hari ini setelah pulang dari kerjanya, Zoura menyempatkan dirinya untuk berbelaja ke Mall kota. Biasa, untuk mengisi stok kosong yang ada dikostannya. Zoura tampak bingung saat dijatuhkan diantara dua pilihan, apakah harus membeli susu cokelat atau vanila? Sungguh, ia menyukai kedua rasa susu itu. Tapi yang terkadang menjadi pertimbangannya adalah terhadap anak-anak mba Nimas dan mas Gibran bila mereka datang bermain ke kostan, ya... Atthar menyukai susu cokelat, sedangkan Althaf sangat menyukai susu vanila.

"Ya sudahlah, susu vanila saja. Lagian kemarinkan sudah beli susu cokelat. Nanti kalau Atthar tidak suka, akan aku belikan biskuit rasa cokelat saja" Seperti itulah akhirnya Zoura memutuskan.

Ia pun kembali melangkahkan kakinya lagi, kali ini menuju stan biskuit untuk membeli cemilan agar toples-toples dikostannya terisi pula.

Alhamdulillah Zoura sangat teliti terhadap makanan ataupun minuman yang dibelinya, selalu saja ia cek terlebih dahulu masa kadarluasanya, agar tidak sial bila sudah dibayar dan dibawa pulang kerumah.

"Astafiruallahalazim" Seru Zoura seketika saja saat seorang anak laki-laki kecil yang berkisaran satu tahunan lebih, tampak memeluk erat kaki jenjangnya. Zoura yang melengkungkan senyum manisnya pun seketika saja berjongkok untuk menyamai tingginya.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh. Hei... Siapa gerangan nama laki-laki tampan ini?" Tanya Zoura kepada pria kecil itu. Menggemaskannya, anak itu hanya tampak tersenyum tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan Zoura. "Dimana Ibu mu?" Tanya Zoura lanjut.

Tidak kembali menjawab, anak itu hanya mengacungkan jari telunjuknya keatas pelapon Mall, membuat Zoura termenung mengartikannya. Zoura sungguh dibuat bingung oleh anak laki-laki manis ini. Dimana kedua orang tuanya? Mana mungkin ia berjalan sendirian di Mall. Tapi baru saja Zoura beranjak dari jongkoknya, suara seseorang memanggil, "Irtiza" Sontak saja mengagetkan Zoura.

Zoura terpaku, matanya seakan membeku melukiskan ketertegunannya menatap pria bersuara hangat itu. Ya... Seseorang yang nyatanya memanggil nama anak laki-laki kecil bernama Irtiza itu adalah Athaya, yang ikut terpaku pula memandangi, bahwasan anaknya atau bukan tengah bersama Zoura disana.

Zoura dan Athaya buru-buru saja menundukkan kepalanya setelah saling menyadarkan dirinya masing-masing, astafiruallahalazim.

Melangkahlah Athaya menghampiri Zoura dan Irtiza. Benar saja tebakan Zoura, bahwa Irtiza adalah anak dari Athaya, saat Irtiza langsung saja memeluk erat kaki jenjangnya Athaya, dan seraya Irtiza memanggilnya Abi.

KEKASIH HIJRAH KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang