7. IA SUNGGUH WANITA YANG SOLEHA

92 2 0
                                    

(ATHAYA)

Pagi ini langkah ku terhenti tepat didepan pintu masuk ruang departemen desain, saat tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan kecil namun penuh emosi antara Zoura dan Nimas.

"Mba, sungguh saya telah melupakan laki-laki bersamaan dengan kita meninggalkannya tadi. Saya sudah lupa dengan pertolongan yang telah saya berikan kepadanya tadi. Sekarang yang salah itu pada pikirannya mba, kenapa mba sampai sekarang masih saja mengingat-ingat kejadian saat saya menyentuh laki-laki itu tadi?" Tutur Zoura, tak ku dengar suara Nimas menyahutinya.

Oh... Jadi pembicaraan ini mengenai pertolongan yang diberikan oleh Zoura kepada laki-laki yang bukan mahramnya. MasyaAllah...

Aku pun memutusan untuk kembali melangkahkan kaki ku. Jangan terlalu berlebihan mendengarkan pembicaraan orang lain, jika mereka tidak mengkhendaki orang lain untuk mendengarkannya. Cukup selesaikan urusan duniawi, agar tenang diakhirat nanti.

Hari ini, aku harus cepat menyelesaikan pekerjaan ku hingga aku mendapatkan waktu luang untuk menemani Ayah ke Pesantren tempat Ali mengajar. Kata Ayah, beliau ingin membagikan makanan ke para santri. Saat ku tebak alasannya, karena hari ini adalah hari ulang tahunnya, Ayah pun seketika saja membantahnya.

"Niat Ayah untuk berbagi dihari jum'at nak, itu saja. Bahkan jika Allah mengizinkan rejeki-Nya, setiap saat Ayah ingin sekali berbagi seperti ini" MasyaAllah, lantas aku aamiinkan harapan Ayah ku itu. InsaAllah, aku siap membantu mu Ayah.

Hei... Sobat, mau aku ceritakan sesuatu kepada mu? Tapi jangan biarkan kalian berpikiran aku menggurui mu atau aku tengah menasihati mu. Sungguh belum pantas aku menyandangnya. Aku hanya sekadar ingin memberitahumu, bahwa tiada hari yang istimewah, kecuali harinya Allah SWT. Contohnya saja, hari Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Isra' miraj dan hari-hari penting Allah lainnya. Jika memang engkau hendak merayakan ulang tahun mu dengan cara mentraktir mereka. Katakanlah kepada mereka, aku hanya hendak niat berbagi. Sungguh...

*********

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh"

"Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh" Sahut Pak Ustadz Abu dari seberang telepon. Beliau Ustadz yang membimbing ku selama di Turki.

Aku sempat terkendala bahasa disana, tapi sungguh teramat beruntungnya aku, karena dipertemukan dengan Pak Ustadz Abu orang Indonesia yang menikah dengan perempuan muslim Turki disana. Yang aku tahu, ia memiliki seorang anak kembar laki-laki dan perempuan yang ia ceritakan mereka tinggal di Kairo untuk bekerja.

"Bagaimana kabar mu Athaya?"

"Alhamdulillah, saya sehat walafiat Ustadz. Lantas bagaimana kabar anda?"

"Syukurlah, alhamdulillah saya sehat pula"

"Alhamdulillah"

"Kapan kamu main ke Turki lagi? Ibrahim selalu menanyakannya" Ibrahim, ia sahabat yang ku kenal disana. Kami sama-sama berjuang mempelajari Al-Qur'an.

"Sungguh saya teramat menginginkannya. Tapi apa daya, saya harus selesaikan tanggungjawab saya disini Pak Ustadz"

"Semoga Allah mempertemukan kita nanti"

"Aamiin..."

"Ya Athaya, kemungkinan kedua anak ku akan segera pulang ke Turki. Penantian ku selama ini, sungguh dijawab oleh Allah, Alhamdulillah. Aku sungguh bahagia, bisa kembali berkumpul bersama kedua anak ku"

KEKASIH HIJRAH KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang