17. APAKAH KAMU SUDAH SIAP MENIKAH?

50 3 0
                                    

(ZOURA)

Bila kemarin telah Ayah dan Ibu ajak aku dan Kak Ali berjalan-jalan siang bersama, khusus dihari senin ini kami memutuskan untuk mengunjungi Adik dari sebelah Ibu, yang selalu aku dan Kak Ali panggil Tante Uli. Tante Uli baru saya melahirkan seorang anak bayi laki-laki. Jika kalian bertanya, apakah Tante Uli baru saja menikah? Maka cepat aku jawab, tidak.

Tante Uli dan suaminya Om Radit telah menikah 5 tahun yang lalu, tapi alhamdulillah Allah baru mengizinkan mereka untuk memiliki seorang anak ditahun ini.

MasyaAllah, sungguh tampan sepupu ku satu ini, Tante Uli dan Om Radit menamainya Zain Hamizan, yang bila ku tanya artinya adalah anak laki-laki tampan yang kuat laksana mahkota raja. InsaAllah, insaAllah doa kedua orang tuanya dapat dikabulkan oleh Allah melalui namanya. Aamiin...

"Jadi, bagaimana perkerjaan mu dan Ali disana?" Tanya Tante Uli kepada ku yang saat itu tengah mengurus Zain bersama Ibu. Sedangkan Ayah, Om Radit dan Kak Ali terlihat asyik mengobrol bersama dikursi tamu. Biarkan saja, laki-laki ya urusannya dengan laki-laki. Sedangkan perempuan, uusssttt... Banyak rahasia yang harus selalu perempuan tutupkan dari dunia, agar dosa tidak terlampau banyak.

"Alhamdulillah, aman-aman saja Tante" Jawab ku.

"Syukurlah. Berapa lama kalian akan di Palembang? Jangan bilang minggu depan kalian sudah mau pulang lagi ke Jakarta" Ujar Tante Uli, aku pun lantas tersenyum mendengarnya. Ya... Perkataan Tante Uli memang benar adanya.

"Iya Tante, kita ngga bisa lama disini. Masih banyak pekerjaan di Jakarta yang menunggu kami" Jelas ku.

"Ya sudah, mau dikatakan apa lagi ya? Selamat kembali bersendiri lagi mba" Canda Tante Uli kepada Ibu, Ibu pun hanya tertawa ringan mendengarnya, begitu pula aku. Ada-ada saja Tante Uli ini.

**********

Tanpa terasa waktu pun sudah menunjukkan pukul 5 sore, kami sudah berada dirumah lagi sekarang. Istirahat dulu lah sebentar, kalau memang nantinya ada rencana jalan-jalan bersama lagi.

"Zoura... Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh" Ku dengar suara Kak Ali mengetuk pintu kamar ku, aku pun berlalu membukanya.

"Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh. Ada apa Kak Ali?" Tanya ku.

"Apa kamu sedang sibuk?"

"Tidak Kak Ali, kenapa?"

"Ikutlah aku ke teras rumah, kita mengobrol sebentar disana" Ujar Kak Ali, lalu ku ikutilah langkah kakinya yang memimpin langkah ku menuju teras yang ada dilantai dua rumah Ayah dan Ibu.

"Duduklah" Perintah Kak Ali, aku pun menurutinya.

"Ada apa Kak?" Tanya ku tak sabaran.

"Boleh Kakak bertanya kepada mu Adik ku?"

"Silahkan saja Kak, aku pasti akan selalu mengizinkan"

"Alhamdulillah. Mmm... Zoura, bila Kakak tanyakan, apakah kamu sudah siap menikah? Apa jawaban mu?" Tanya Kak Ali, aku sontak tertegun mendengarnya. Kenapa Kak Ali bertanya seperti itu? Apa ada seseorang yang telah mengatakan niatnya untuk meminang ku kepada Kak Ali?

"Boleh aku tanya balik ke Kakak, sebelum aku menjawab pertanyaan Kak Ali?"

"Iya, silahkan saja"

Aku pun sejenak menghelakan nafas ku, lalu kemudian ku lontarkan pertanyaan ku, "Kenapa Kak Ali bertanya seperti itu kepada ku?" Ungkap ku menanyakan. Kak Ali pun lantas tersenyum mendengarnya.

"Kakak hanya sekadar bertanya, dan kita kan tidak tahu pula apa yang akan terjadi kedepannya? Hanya Allah SWT. lah yang tahu" Jawab Kak Ali. "Baiklah, sekarang giliran Adik kesayangan ku ini yang menjawab pertanyaan ku tadi" Lanjut Kak Ali seketika saja membuyarkan ketermenungan ku.

KEKASIH HIJRAH KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang